JAKARTA - Saling lempar tanggung jawab terjadi dalam kasus tewasnya Dwiyanto, mahasiswa jurusan Geodesi Institut Teknologi Bandung (ITB) akibat mengikuti kegiatan Orientasi Studi Pengenalan Kampus (Ospek) pada 8 Februari laluSama dengan sikap pihak Rektorat ITB yang menyatakan tidak bertanggung jawab, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) juga menyatakan hal yang sama
BACA JUGA: Rektorat ITB Cuci Tangan
Kali ini, Muklas Samani, salah seorang Direktur di Ditjen Dikti, malah menyebut itu urusan ITB."Perguruan Tinggi itu kan otonom, punya otoritas mengatur kegiatan-kegiatan yang ada di kampusnya
Disebutkan Muklas, pihaknya hanya mengeluarkan kebijakan yang sifatnya umum terkait dengan kegiatan ospek
BACA JUGA: SBY Soroti Besarnya Impor BBM
Kebijakan dimaksud tertuang dalam Surat Keputusan Dirjen Dikti pada tahun 2000 yang isinya melarang kegiatan opsek yang sifatnya represif atau terkandung aksi kekerasan.Dikatakan Muklas, sebenarnya dari segi waktu saja, kegiatan ospek yang digelar mahasiswa jurusan Geodesi ITB itu sudah janggal
BACA JUGA: Kesepakatan Batas Laut Diteken di Geladak Kapal
Sementara, ospek kali ini digelar bulan Februari."Ini janggal, kuliah sudah berlangsung sekian bulan, kok ospek masih ada di bulan FebruariDari segi waktu saja sebenarnya sejak awal patut dicurigai ini bukan ospek dalam pengertian yang sebenarnya," ulas Muklas(sam/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wiranto Balik Ingatkan Purnawirawan Birokrat
Redaktur : Antoni