BOYOLALI – Perhatian pemerintah terhadap kawasan Gunung Merapi tak pernah surutKementerian Kehutanan malah berniat memperluas Hutan Taman Nasional (HTN) di Merapi dari radius 8 kilometer dari puncak Merapi menjadi 10 kilometer
BACA JUGA: DPP PDIP Minta Bambang D.H. Bertahan
Perluasan itu antara lain bertujuan untuk menjaga keamanan dan keselamatan masyarakat setempat."Kami telah bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo dan Gubernur Daerah Istimewa Jogjakarta Sri Sultan untuk membicarakan masalah perluasan hutan taman nasional di Merapi dari radius delapan hingga 10 kilometer," kata Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan, usai menyerahkan bantuan bibit tanaman di Dukuh Jambean, Desa Ngargosari, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, kemarin (4/2).
Menhut mengatakan, hutan itu akan diperluas menjadi taman nasional dengan skala keliling Merapi 4 Km, bahkan kalau bisa radius hingga 10 Km. Dengan demikian, kawasan tersebut bisa jadi taman wisata
BACA JUGA: Mendagri Berharap Pemilihan MRP Kelar 15 Hari
Penduduk juga bisa memanfaatkannya untuk menanam tanaman yang bermanfaat.Meski begitu, kata Zulkifli, hingga saat ini, di lereng Merapi ada masih lahan penduduk dan permukiman
BACA JUGA: Mendagri Tak Larang Bambang DH Mundur
"Pada dasarnya perluasan hutan Merapi harus dipikirkan bersamaSebab, masalah pembebasan lahan penduduk dan permukimannya bisa dijadikan taman nasional," katanyaMenhut juga menjelaskan, Kementerian Kehutanan saat ini melakukan rehabilitasi hutan taman nasional di lereng Gunung Merapi yang rusak akibat bencana erupsiAkibat erupsi Gunung Merapi beberapa waktu lalu, dari sekitar 6.000 hektare hutan yang dijadikan taman nasional, sekitar 1.500 ha di antaranya mengalami kerusakan
Untuk rehabilitasi hutan yang rusak itu, diperlukan dana sekitar Rp 7,5 miliar. "Kami sudah menganggarkan dana untuk rehabilitasi Rp 5 juta per ha, sehingga total diperlukan dana sekitar Rp 7,5 miliar," katanya.
Sementara Bupati Boyolali Seno Samodro mengatakan, Pemkab Boyolali sudah menawarkan kepada masyarakat di lereng Merapi, antara lain dengan relokasi atau transmigrasi ke daerah lain"Saya menjalankan perintah pusat untuk menawarkan masyarakat di lereng Merapi dari radius 0 hingga 10 KmSalah satunya mengikuti transmigrasi ke Kuburaya di Kalimantan.
Namun, masyarakatnya dengan tegas menolak karena tempatnya terlalu jauh di KalimantanMenurut Bupati, sekitar 6.000 jiwa warga di 14 desa di lereng Merapi sudah dilakukan sosialisasi untuk relokasi ke tempat yang aman, tetapi sekitar 98 persen di antaranya menolak. Hal tersebut, sudah menjadi pilihan hidup mereka yang tentunya banyak menanggung risiko terkait keselamatan jiwanya.
"Kita tidak boleh memaksa mereka, karena soal relokasi Boyolali sudah memiliki pengalaman seperti Waduk Kedung OmboSaya bisa melakukan relokasi secepat mungkinNamun, setelah mendapatkan sertifikat tanah, mereka kembali lagi ke lahan semula," katanya. (max)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Hutan dan Lahan di Babel Masih Kritis
Redaktur : Tim Redaksi