BACA JUGA: KPUD Sumut Tak Tahu Kasus Taput
Supriatna.Menurut dia, pembangunan prasarana kelistrikan harus terus berjalan termasuk di antaranya percepatan pembangunan pembangkit listrik berbahan bakar batubara sebesar 10 ribu MW
Untuk itu, Supriatna meminta Pemerintah tidak mengubah asumsi besaran subsidi listrik pada 2009 sebesar Rp 60,43 triliun
BACA JUGA: Pemda DKI Diminta Perhatikan Warga Meruya
Bila subsidi yang diterima kurang dari itu, dia khawatir akan beresiko proyeksi pembangunan pengadaan listrik tidak tercapai.Selain itu menurutnya, pengurangan subsidi juga akan menghambat pencapaian Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN), yaitu berupa program penambahan kapasitas listrik serta pembangunan jaringan
BACA JUGA: Majelis Hakim Bantarkan Iskandar
Akibatnya, daftar rakyat yang belum kebagian listrik juga akan makin panjang," ujar ASupriatna.Dalam RUKN, disebutkan hingga 2015 Indonesia membutuhkan tambahan pasokan listrik 35 ribu megawatt, 26 ribu kilometer sirkit (kms) jaringan transmisi, serta 390 kms jaringan distribusiProgram tersebut bakal membutuhkan dana hingga 41 miliar dolar AS atau Rp 360 triliun.
Menurut Supriatna, untuk memenuhi permintaan pasokan listrik, diperkirakan butuh investasi berkisar 5-6 miliar dolar AS pada 2009 atau sekitar Rp 54 triliunDari kebutuhan investasi sebesar itu, dana subsidi tersebut dapat dipakai untuk pendanaan internal sektor kelistrikan nasional demi percepatan pengadaan pembangkit 10 ribu MW“Jadi, tanpa harus ngoyo mencari pendanaan eksternal, pemerintah sebenarnya dapat lebih cepat mewujudkan pembangkit 10 ribu MW,” kata dia(wid)
BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Pertimbangkan Panggil Bupati KSB
Redaktur : Tim Redaksi