”Ada pertemuan di ruang kerja terdakwa Al Amin di Komisi IV
BACA JUGA: Putusan Amin Bersifat Kolektif?
Terdakwa meminta kepada Eko Wijayanto (ketua panitia pengadaan GPS Dephut) agar menyediakan dana sebesar 5 persen dari proyek, bila Dataskrip menang proyekParahnya, lanjut Martini, dalam permintaannya tersebut, Al Amin mengeluarkan ancaman apabila permintaan terdakwa tidak dipenuhi maka terdakwa akan meminta agar Ir Ali Arsyad sebagai Pejabat Pembuat Komitmen untuk tidak menandatangani kontrak dan akan mempermasalahkan pengadaan tersebut dalam rapat kerja DPR.
”Menimbang bahwa dari fakta-fakta tersebut maka dapat disimpulkan bahwa perbuatan terdakwa meminta uang mengganggu sistem, dan perbuatan terdakwa bertentangan dengan tata tertib, perbuatan tersebut termasuk pebuatan tercela yang tidak patut dilakukan anggota DPR RI,” cetusnya.
Disamping itu, perbuatan terdakwa meminta kepada Ir Ali Arsyad untuk tidak menandatangani kontrak dan akan mempermasalahkan ke DPR merupakan tindakan yang memaksa
BACA JUGA: Al Amin Pastikan Banding
”Menimbang bahwa berdasarkan uraian diatas maka unsur ketiga dan keempat dengan menyalahgunakan kekuasaaan, telah terpenuhi dan terbuktiBACA JUGA: Al Amin Dengar Vonis Berkaca Mata
Ini terkait tindak pidana materiDalam persidangan sudah terungkap bahwa ada pertemuan Al Amin bertemu dengan saksi Eko Wojayanmto selaki ketua pengadaan GPS,” beber Martini menilai perbuatan pria yang juga korupsi kasus Bintan dan TAA, Sumsel tersebut.(gus/jpnn)BACA ARTIKEL LAINNYA... APTI Tolak Fatwa Rokok Haram
Redaktur : Tim Redaksi