Dirut PLN Kritik Greenpeace

Selasa, 27 September 2011 – 07:00 WIB

JAKARTA - Dirut Perusahaan Listrik Negara (PLN) Dahlan Iskan mendukung langkah pemerintah Indonesia untuk mengevaluasi keberadaan LSM Asing Greenpeace di IndonesiaSebab, banyak tema kampanye lingkungan LSM yang bermarkas di Belanda itu merugikan Indonesia, salah satunya soal penggunaan batubara dalam proyek pembangkit listrik PLN

BACA JUGA: Bom di Gereja, Sudah 15 Saksi Diperiksa



“Kalau Greenpeace masih menolak penggunaan batubara dalam proyek PLN biarkan saja
Nggak masalah mereka menolak batubara

BACA JUGA: Putra Baasyir Anggap Janggal Bom Solo

Nanti kalau ditolak kita mau pakai apa, listrik tenaga kompor?” sindir Dahlan usai Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR, di Gedung DPR, Jakarta, Senin (26/9)


Karenanya, Dahlan juga mengaku ikut mendukung apabila ada kebijakan pemerintah untuk membubarkan Greenpeace Indonesia

BACA JUGA: Bikin Bom Lewat Akun Facebook

“Nggak masalah dibubarkanAda atau tidaknya Greenpeace tidak berpengaruh dengan Indonesia,” tegasnya.

Dahlan mengatakan, untuk mengatasi defisit listrik di Indonesia, PLN akan terus membangun proyek pembangkit listrik, salah satunya dengan mengoptimalkan PLTB (Pembangkit Listrik Tenaga Batubara)“Jadi kita lakoni saja sumber daya alam yang kita punya untuk mengatasi defisit listrik, ya salah satu dengan penggunaan batubara,” tegasnya

Sebelumnya, Dahlan juga pernah mengkritik kampanye penghentian penggunaan batubara di Indonesia yang diserukan GreenpeaceMenurutnya, LSM asing Greenpeace jangan hanya berani dengan pemerintah Indonesia soal penghentian batubaraSepatutnya, Greenpeace juga meminta seluruh dunia secara serentak menghentikan pembangunan PLTU“Kalau mau harus serentak di seluruh dunia,” ujarnya

Jika memang PLTU ini dinilai merusak lingkungan karena menggunakan bahan bakar batubara, maka pemusnahan PLTU harus dimulai dari negara-negara maju dengan pendapatan perkapita di atas USD 20.000“Lalu 5 tahun kemudian negara-negara yang pendapatan perkapita di atas USD 15.000Lima tahun kemudian di atas USD 10.000Lima tahun kemudian di atas USD 5.000Terakhir yang di bawah USD 5.000,” jelasnya

Seperti diketahui, Greenpeace dalam press release-nya menyerukan kepada pemerintah Indonesia untuk menghentikan perluasan dan pembangunan pembangkit listrik bertenaga batubaraMenurutnya, batubara adalah sumberdaya energi yang paling kotor, sumber emisi karbondioksida (CO2) yang paling banyak berkontribusi terhadap perubahan iklim.

Desakan itu disampaikan bersamaan dengan peluncuran laporan "Batubara Mematikan: Biaya tinggi untuk batubara murah,  bagaimana rakyat Indonesia membayar mahal untuk bahan bakar terkotor di dunia(dms)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Andhika Salahkan Malinda


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler