BANDUNG---Seorang terduga teroris tewas mendadak setelah ditangkap Densus 88 Mabes Polri. Untung Budi Santoso alias Khaidir, 48, warga Kampung Sukarame RT 1/9 Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung itu dimakamkan kemarin di dekat rumahnyaPolisi mengklaim Untung meninggal karena sakit jantung.
"Setahu kami di keluarga, Untung tidak pernah mengeluhkan dan tidak punya riwayat sakit jantung," ujar adik ipar almarhum Abdul Haq pada wartawan usai pemakaman kemarin (14/06)
BACA JUGA: Nunun Resmi Buronan Internasional
Saat dimakamkan pun, kata dia, ada darah yang mengucur di belakang kepala Untung
BACA JUGA: BPK Harus Audit Kementerian Fadel
Di tubuh jenazah pun, lanjutnya, ada bekas jahitan di dagu dan dadaBACA JUGA: Ketua KPK Berharap Syamsul Cepat Sembuh
Jenazah Untung diantar langsung oleh ambulan kepolisian pukul 4.20 WIB, kemarin (14/6)Keluarga hanya pasrah dengan kejadian ini"Mati ada di tangan Allah, tapi penyebabnya memang kami belum semuanya percaya (sakit jantung,red)," kata Abdul Haq
Kades setempat Muhammad Soleh ikut melihat jenazah saat masih disemayamkan di RS Polri Kramat Jati. "Saya didatangi polisi untuk menemui Untung di Mabes Polri dan berangkat pukul 17.00, Senin (13/4) soreKami berempat yakni saya sendiri, Nunur (istri Untung,red), Uep , dan salah seorang kerabatnya Nunur," ujarnya
Saat itu, keluarga diberitahu kalau Untung terkena serangan jantungSetibanya jenazah di rumah mertuanya disambut kesedihan yang mendalam karena harus meninggalkan ke tujuh anaknyaBelum termasuk anak yang masih dikandung Nunur yang berusia 5 bulan. Wartawan Radar Bandung (Jawa Pos Group/Grup JPNN)) melihat warga berbondong-bondong melayat.
Jenazah yang sudah dikafani tersebut dikebumikan sekitar pukul 13.30Bersamaan kedatangan ibu kandung Untung Budi Santoso, Musijah yang asli Surabaya"Untung memang kelahiran Surabaya yang menikah dengan orang SoreangDan menetap bersama mertuanya sejak 1993Bahkan membaur dengan warga setempat," kata Kades Soleh
Salah seorang tetangga korban, Ahmad Sodikin menjadi saksi penangkapan Untung pada Minggu (12/06) sekitar pukul 10.00 WIB"Saya lihat terakhir Mas Khaidir berboncengan dengan istrinya menggunakan motor Honda VarioKatanya mau beli madu di warung obat herbalTapi di tengah perjalanan malah ditangkap tiga orang pria berpakaian premanSetelah itu istrinya langsung pulang sambil menangis," tutur Ahmad.
Ia sendiri mengaku heran jika tiba-tiba korban dituding terorisSebab sehari-hari korban biasa bergaul dengan masyarakat"Saya tidak bisa memastikan apa memang terlibatTapi almarhum memang kuat ibadahnyaSuka ikut ke pengajian bersama warga di Masjid Al Ikhwan," katanya
Dede,35, adik ipar korban juga menegaskan dalam kehidupan sehari-harinya korban dikenal bersikap wajar dan biasa saja"Tidak ada yang aneh-aneh atau mencurigakan," ujarnya
Salman, 33, warga Kampung Cibolang RT 3/8 Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung juga tidak rela tetangganya (Untung, red) meninggal setelah ditangkap Densus 88 Mabes PolriSebab, Untung tampak sehat dan tidak memiliki gejala kelainan apapun pada fisiknya. "Cara menangkapnya saja tidak etis tanpa surat penangkapanBahkan istri Untung ditinggal begitu saja tanpa diberitahu mau dibawa kemanaEh, ternyata malah pulang hanya jenazahnya saja," kesalnya.
Untung ditangkap di Kampung Cibolang RT 4/8 Desa Cingcin Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung seusai membeli obat herbal untuk anaknya, Agni, 10, yang sakit sekitar pukul 8.30 WIB
Ketua RT 4/8 Kampung Cibolang, Deden Ruhiyat menceritakan, Untung memarkirkan motornya di depan rumah Maman setelah membeli obat herbal di kampung ini untuk anaknya yang sakitSementara Untung sambil duduk di motornya menunggu istri dan anaknya mampir ke warung untuk membeli sesuatu yang bersebrangan dengan rumah Maman"Saya sedang mengecat pagar rumah yang dikontrak MamanBeberapa anggota polisi berpakaian preman berkendaraan roda dua menghampiri UntungPolisi tersebut meminta menyebutkan namanyaDalam lima menit, sebuah kijang silver berleter B tiba di lokasi kemudian menangkap Untung dengan tali diikat dan dimasukan ke mobil," jelasnya.
Nunur saat itu tampak lemas dan syokWarga yang melihat kejadian itu langsung mengantarnya pulang ke rumah"Saya heran nangkep kok tanpa beritahu istrinyaYang saya tahu, ada surat penangkapan dan dijemput di rumahnyaini kok di jalan," ujarnya.
Orang tua Nunur, Uep, 67, menganggap menantunya itu tidak pernah mengikuti organisasi apapunBahkan, Untung sering membantu istrinya mengantarkan jahitan yang dibuat istrinya ke sejumlah tempat"Sejak 1993 Untung berjualan madu dan herbal, "katanya singkat sembari matanya menerawang
Di Mabes Polri, Kepala Pusat Kedokteran dan Kesehatan Polri Brigjen (Pol) Musadeq menjelaskan, awalnya Untung hendak dibawa anggota untuk pengembangan pada Minggu siangDi dalam mobil, kata dia, Untung tiba-tiba tewasUntung lalu dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara di Bandung. "Sempat dilakukan tindakan penyelamatan di ruang ICU, tetapi tidak tertolong," ujar Mussadeq di Mabes Polri, Selasa (14/6).
Dikatakan Mussadeq, jenazah lalu dibawa ke RS Polri Soekanto di Kramat Jati, Jakarta Timur, untuk diotopsiHasil otopsi, menurut dia, ditemukan adanya penyempitan pembuluh darah di jantung"Jadi kita simpulkan karena serangan jantung," katanya
Mussadeq menambahkan, pihaknya tengah melakukan patologi forensik untuk meyakini penyebab kematianPemeriksaan tersebut membutuhkan waktu 12 hari"Kesimpulan kami tidak dapat dipengaruhi siapa pun, termasuk KapolriKami independen," kata Mussadeq
Kepala Divisi Humas Polri menjelaskan, otak tersangka terorisme Muhammad Sibghotulloh alias Faisal alias Mus'af alias Hani alias Yuardi, yang ditangkap di Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Rabu (11/6/2011), diduga sebagai otak terorisme di Palu, Sulawesi Tengah, dan Cirebon, Jawa Barat.
"Dari keterangannya dikembangkan ke serangkaian penangkapanTermasuk Untung," katanyaFaisal diduga memiliki peranan penting lainnya dalam perencanaan aksi terorisme di dalam negeri"Terlibat dalam pelatihan militer di Aceh, menyembunyikan pengawal Dulmatin dan Umar Patek, penyuplai senjata dari Philipina," ujar AntonKemarin Polri juga menggelar beberapa barang bukti yang didapat dari serangkaian penangkapan(rdl/apt/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bendahara Pemda Harus Cermat Urus Data Gaji ke-13
Redaktur : Tim Redaksi