BENGKULU - Dugaan kebocoran Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota 2010, membuat Sekretaris Kota (Sekot) Bengkulu, Rusli Zaiwin angkat bicaraMeski secara tersirat mengakui ada kebocoran tersebut, namun menurutnya tak tercapainya target PAD bukan lantaran minimnya pengawasan yang dilakukan Pemda Kota terhadap potensi pajak yang ada.
"PAD kita menggunakan 2 sistem, penetapan teori anggapan dan menghitung pajak sendiri (MPS)
BACA JUGA: Tertibkan Kawasan Hutan Lindung!
Kalau misalnya tidak tercapai target seperti pajak hiburan misalnya, kita tidak bisa memaksakanBACA JUGA: Pencari Kerja di Cirebon Capai 7500 Orang
Tidak mungkin kita paksa wajib pajak itu membayar," jelasnya.Meksi demikian, Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu akan mengevaluasi terhadap perolehan PAD tahun 2010 lalu
BACA JUGA: PAD Bengkulu Disinyalir Masuk Kantong Pejabat
Tahun ini SKPD akan dievaluasi selama 3 bulan sekaliMudah-mudahan target PAD tahun ini bisa terealisasi 80-90 persen tercapai," katanya.Dia mengatakan ada banyak faktor yang mempengaruhi penerimaan PAD Kota, diantaranya kendala minimnya penerimaan PAD karena pada saat dilakukan penargetan, kurang memperhatikan potensi yang adaSerta masih dicantumkannya target pada beberapa item potensi yang sudah seharusnya dihapus
"Target penerimaan yang tidak sesuai dengan potensi, kesadaran wajib pajak, kemampuan penagihan pajak, dan peraturan yang tidak mendukung penarikan pajak tersebutTahun 2010 ada empat potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Pemda Kota yang tidak dapat ditarik dan dihapuskan pada tahun 2011," terang Rusli.
Nilainya mencapai Rp 3 miliarDua diantaranya di Dinas Pertamanan dan Kebersihan Kota yakni retribusi pelayanan sampah dan penyediaan kakus yang dananya dialihkan untuk dikelola langsung oleh kelurahan"Lalu retribusi pendirian koperasi dan retribusi tempat pelelangan hasil ikan yang dihapuskan atas instruksi pemerintah pusat," tambahnya.
Diberitakan sebelumnya, kebocoran Pendapatan Asli Daerah (PAD) tak hanya terjadi di Pemda Provinsi sajaPAD Kota juga mengalami kebocoranLantaran tahun 2010 lalu Pemda Kota gagal mencapai target PAD yang ditetapkanRealisasi PAD tahun 2010 lalu hanya tercapai Rp 26,67 miliar dari target Rp 41,53 miliar
Pemda Kota mengklaim tidak tercapainya target PAD, faktor utama penyebabnya pajak daerah yang tak mencapai targetRealisasi hasil pajak daerah hanya tercapai Rp 13,05 miliar dari target Rp 19,64 miliarSedangkan realisasi hasil retribusi daerah hanya tercapai Rp 6,62 miliar dari target Rp 12,07 miliar
Sementara hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan mampu mencapai target yang ditetapkan sebesar Rp 1,42 miliarLain-lain pendapatan asli daerah yang sah, terealisasi Rp 5,57 miliar dari target Rp 8,39 miliar
Misalnya saja pajak restoran, target Rp 4 miliar hanya tercapai Rp 2,1 miliarPajak hiburan, target Rp 600 juta tercapai Rp 511,8 jutaPajak parkir ditargetkan Rp 100 juta, realisasi hanya Rp 70,32 jutaRetribusi pelayanan parkir di tepi jalan umum ditargetkan Rp 2,84 miliar realisasi hanya Rp 669,02 jutaRetribusi gangguan keramaian target Rp 1,3 miliar realisasi hanya Rp 794,36 juta(ble/rei/awa/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Besok, Sidang Perdana Bentrok TNI-Warga
Redaktur : Tim Redaksi