jpnn.com - JPNN.com SURABAYA – Muncikari Muhammad Samsul Arif warga Jalan Wonocolo Gang VIII/33, Surabaya ini mengaku merekrut dan menawarkan anak buahnya CN dan ST melalui facebook.
Radar Surabaya (Jawa Pos Group) melaporkan, sekali kencan mematok tarif Rp 1,2 juta hingga Rp 2,5 juta.
BACA JUGA: Lah! JPU Bantah Pernah Sebut Kondisi Ruang Tahanan Jessica
Pengakuan Samsul Arif ini disampaikan saat diperiksa di Mapolres Surabaya, Senin (17/10).
Seperti diketahui, Samsul Arif ditangkap bersama CN dan CT saat bertransaksi seks di sebuah hotel di Jalan Embong Malang, Surabaya, Sabtu (15/10).
BACA JUGA: Istri Banting Tulang di Malaysia, Suami Malah Garap Putrinya di Rumah
Namun, sang istri Marida Sem Pakalessy tak mengetahuinya.
Karena itu, pada Minggu (16/10) dia melaporkan suaminya hilang dengan mengupload foto Samsul Arif dan anaknya di akun facebook radio swasta di Surabaya.
BACA JUGA: 11 Poin Omongan Bu Marwah: Suami Saya Syarafnya Kejepit
Kepada polisi, Samsul mengaku belum lama menjalankan bisnis esekeseknya itu.
Awalnya dia hanya iseng berkenalan dengan para korban.
Meski hanya kenal melalui dunia maya, namun antara Samsul, CN dan ST cukup dekat, bahkan ketiganya sering curhat.
Saat itulah, CN dan ST meminta dicarikan pekerjaan kepada tersangka.
“Setelah itu saya menyanggupi, padahal saya tidak tahu pekerjaan apa yang bisa saya usahakan kepada mereka,” ungkapnya saat menjalani rilis di Polrestabes Surabaya, Senin (17/10).
Samsul juga menjelaskan setelah itu, dia mendapat tawaran dari teman lelakinya untuk dicarikan gadis yang bisa dibooking.
Bahkan teman Samsul bersedia untuk membayar cukup mahal.
Setelah mendapat tawaran itu, bapak satu anak langsung tergoda, kemudian dia menawarkan sebagai pekerja seks komersial (PSK) itu kepada ST dan CN.
”Akhirnya mereka mau menerima pekerjaan itu, dengan tarif saya yang atur termasuk pembagiannya,” jelasnya.
Dia menjelaskan meski sama-sama dipromosikan namun CN dan ST memiliki tarif berbeda.
CN biasa ditawarkan oleh Samsul dengan tarif Rp 1,2 juta. Sedangkan ST ditawarkan Rp 2,5 juta untuk sekali booking.
Dari kedua korban itu, keuntungan yang diambil oleh Samsul juga berbeda.
Jika CN hanya Rp 200 ribu sedangkan dari ST dia mengambil Rp 1 juta.
“Perbedaan tarif ini tergantung pada kondisi fisik dari keduanya. Kebanyakannya pelanggan lebih tertarik kepada CN. Hal itulah yang saya manfaatkan untuk memberikan tarif lebih besar,” jelas pria yang sempat diumumkan hilang oleh istrinya ini.
Setelah mendapat pelanggan, tugas Samsul adalah mengantar anak buahnya untuk bertemu pelanggannya.
Biasanya sebelum bertemu, dia meminta DP kepada pelanggan sebagai tanda jadi.
Sementara sisanya dibayarkan setelah pelanggan memakai jasa anak buahnya itu.
“Agar tidak kelihatan mencolok, saya biasanya meninggalkan lokasi setelah mengantarkan. Kemudian saat sudah selesai melayani tamu, saya baru menjemputnya,” lanjut Samsul.
Karena hanya dikendalikan melalui facebook, aksinya ini tidak pernah diketahui oleh siapapun termasuk istrinya.
Sehingga tidak heran, jika istrinya tidak percaya jika ia ditangkap polisi.
Sementara itu, Wakasat Reskrim Polrestabes Surabaya Komisaris Polisi (Kompol) Bayu Indra Wiguno menjelaskan pihaknya masih melakukan penyelidikan terhadap aksi Samsul.
Sebab diduga ia masih memiliki banyak wanita yang ditawarkan kepada pelanggan.
“Selain itu, kami menduga jika bisnis ini sudah lama dilakukan oleh tersangka. Bahkan dia sudah memiliki jaringan dalam kasus trafficking,” jelasnya.
Selain tersangka, polisi berhasil mengamankan barang bukti berupa satu buah handphone, bukti transfer dan uang tunai Rp 65 ribu. (yua/no/jpg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Terapis Panti Pijat Plus-plus Menangis Histeris
Redaktur : Tim Redaksi