BACA JUGA: Capres Harus Mau Ikuti Lima Kali Debat
Mereka menerima usul tersebut dalam acara budaya di GorontaloDalam acara yang berlangsung di Gedung Bele Limbui, Gorontalo itu, Sultan mendapat gelar adat Ti Tulutani Lo Toyinuta
BACA JUGA: Yuddy Keukeuh Jadi Capres
Menjelang prosesi acara tersebut, muncul aspirasi yang dikemukakan Ketua DPRD Provinsi Gorontalo Amir Piola Isa mewakili masyarakat Provinsi GorontaloBACA JUGA: Kades di Lampung Desak Pelantikan Sjachroedin ZP
Sri Sultan Hamengku Buwono dan Fadel Muhammad merupakan pasangan yang layak maju sebagai calon presiden dan calon wakil presiden,'' katanyaSri Sultan, lanjutnya, telah membuktikan kemampuan sebagai pemimpinFadel Muhammad juga telah membuktikan hal yang samaMengurangi kemiskinan melalui program agropolitan pertanian, kelautan perikanan, mengurangi kebodohan, dan peningkatan sumber daya manusia," ujar Amir.
''Tapi, yang paling utama adalah pemimpin yang amanah, meningkatkan kesejahteraan orang miskin, serta meningkatkan pendidikan dan kesehatan rakyatnyaKalau keduanya menjadi pemimpin nasional, alangkah indahnyaIndonesia tidak akan terbelenggu dengan ekonomi yang sampai saat ini masih terbelit berbagai masalah," tambahnya
Amir menegaskan, pasangan Sri Sultan Hamengku Buwono dan Fadel Muhammad sebagai capres dan cawapres 2009 sangat diidam-idamkan oleh masyarakat Gorontalo''Dalam hal ini, kami tidak bermaksud mencampuri penganugerahan gelar adat dengan politikTetapi, sebagai perwakilan rakyat, sekadar ingin menyampaikan aspirasi rakyat Gorontalo," tegas Amir.
Tunggu 28 Oktober
Meski dukungan untuk maju sebagai calon pada bursa Pemilihan Presiden 2009 semakin muncul ke permukaan, Sri Sultan belum mau memberikan tanggapan lebih jauh''Mengenai aspirasi yang disampaikan Bapak Ketua DPRD Provinsi Gorontalo, saya tidak bisa menanggapi karena selama ini saya bukan kandidat capres/cawapres," kata Sultan kepada wartawan setelah prosesi penganugerahan gelar adat.
Meski ada dukungan masyarakat? ''Nanti tanggal 28 Oktober saja, di situ saya akan memastikan apakah maju atau tidakTunggu sajaDan selama ini, di internal Golkar belum ada komunikasi atau pembicaraan capres atau cawapres," kata gubernur Jogja itu.
Menurut dia, peristiwa adat tidak sama atau tidak identik dengan peristiwa politik"Peristiwa adat ya peristiwa adat Nggak ada hubungannya dengan dukunganSaya ke sini kan diundang, bukan saya yang mintaJadi, nggak ada hubungannya dengan politikKita jangan membandingkan antara peristiwa adat dan peristiwa politik, itu kita salah besar," ujarnya
Hal senada juga dikemukakan Gubernur Gorontalo Fadel MuhammadMenurut ketua DPD I Partai Golkar Gorontalo itu, dirinya belum membayangkan dan memikirkan untuk maju ke bursa capres/cawapres. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Jadi Pelawak Betulan
Redaktur : Tim Redaksi