JAKARTA - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akhirnya menetapkan Prof DR H Djohermansyah Djohan MA menjadi Direktur Jenderal Otonomi Daerah Kementerian Dalam Negeri (Dirjen Otda Kemdagri) menggantikan Sodjuangan Situmorang yang sudah memasuki masa pensiunSebelum jabatan startegis itu diisi, Sekjen Kemdagri, Diah Anggraeni merangkap sebagai Plt Dirjen Otda.
Kepastian pengangkatan Djohermansyah Djohan sebagai Dirjen Otda Kemdagri tertuang dalam Keputusan Presiden (Kepres) RI Nomor 137/M Tahun 2010, yang ditanda-tangani Presiden SBY, 30 September 2010 lalu.
Menindaklanjuti keputusan presiden itu, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Gamawan Fauzi merencanakan melantik Djohermansyah Djohan sebagai Dirjen Otda, di kantor Kemendagri jalan Merdeka Utara, Jakarta, Jumat (8/10).
Sebelum diangkat oleh Presiden SBY untuk menjadi Dirjen Otda, Djohermansyah Djohan lima tahun belakangan menduduki posisi sebagai Deputi Sekretaris Wakil Presiden Bidang Politik.
Pria kelahiran Kota Padang, 21 Desember 1954 itu juga tercatat sebagai lulusan terbaik Angkatan XII Institut Ilmu Pemerintahan (IIP) tahun 1984 dan berhasil meraih penghargaan Sarjana Adhi Praja dari Mendagri.
Hal ikhwal otonomi daerah dengan segala permasalahannya bagi alumni pasca-sarjana University of Hawaii di Honolulu, Amerika Serikat itu bukanlah barang baru
BACA JUGA: Miranda Diduga Baru ke LN Rabu Malam
“Saya salah seorang anggota tim yang penyusun draf RUU Otonomi Daerah,” kata Prof Djo, sapaan akrab alumni APDN Kota Bukittinggi itu.Karirnya di pemerintahan berawal sebagai Kasi Perekonomian Desa Subdit PMD Pemko Padang Panjang, di Sumatera Barat
Awal tahun 1992, Prof Djo yang sudah menulis sedikitnya 22 artikel yang telah dipulikasikannya itu pindah ke Jakarta untuk menempati jabatan Ketua Jurusan Politik di IIP
BACA JUGA: Panda Serang Balik Pimpinan KPK
Sembari mengajar, Djo juga dipercaya untuk menjadi Media Adviser Komisi Pemilihan Umum (KPU) dalam tahun 2003-2004Pendidikan formal tertinggi yang diraihnya adalah menyelesaikan program Doktoral pada Universitas Padjadjaran Bandung dalam Ilmu Administrasi Negara, tahun 2004.
Guru Besar IIP itu juga tercatat mengikuti pelatihan bertaraf internasional yakni Regional Planning Development di University of Masschusets, Amhert Amerika Serikat dan Public Policy analysis di Monash University, Melbourne, Australia.
Selain itu, bapak dari dua anak itu juga pemegang 3 tanda jasa selain Sarjana Adhi Praja Nugraha yakni Bintang Jasa Utama (1999), Satya Lencana Karya Satya 20 tahun (1999) dan Satya Lencana Karya Satya 30 tahun (2008)
BACA JUGA: Baasyir Dituduh Provokasi Kelompok Medan
"Tiga penghargaan terakhir itu, dari Presiden RI," jelasnya(fas/jpnn)BACA ARTIKEL LAINNYA... Rekayasa Data Honorer, Kepala BKD Akan Dipecat
Redaktur : Tim Redaksi