jpnn.com - Tidak perlu minum obat kuat jika Anda sebagai laki-laki merasa kurang perkasa. Karena di RSUD Kota Mataram, NTB, kini sudah ada ahlinya.
Namanya dr Gede Wira Buana Yuda. Dia adalah dokter spesialis andrologi satu-satunya di NTB.
BACA JUGA: Edarkan Obat Kuat, Joni Tak Berdaya Digelandang Polisi
Fatih Kudus Jaelani - Mataram
Ruangan poli andrologi berada di gedung graha Mentaram, RSUD Kota Mataram. dr Gede Wira Buana Yuda, Sp. And, atau yang akrab disapa dr Yuda, berada di ruangan paling atas. Lantai lima. Tepat disamping poli obgyn yang digawangi oleh dr Hj Eka Nurhayati, Sp.OG.
BACA JUGA: Polisi Bongkar Bisnis Alat Bantu Adegan Dewasa dan Obat Kuat
Poli andrologi dan obgyn tak seperti poli lainnya. Wabilkhusus bila diperhatikan dari letak ruangan. Tertutup.
Dari ruang tunggu ke tempat itu, terdapat dinding kaca. Di tengahnya ada pintu, yang ditaruhkan tanda larangan masuk selain karyawan.
BACA JUGA: Lihatlah, Pak Kapolres Tertawa saat Bakar Obat Kuat Wanita
Tempat ekslusif itu menunjukkan bahwa dr Yuda menangani persoalan yang ekslusif pula. Maklum, persoalan reproduksi merupakan hal yang cukup sensitif di kalangan lelaki.
Begitu juga dengan persoalan infertilitas. Sesuatu yang menyangkut urusan privacy dan menjadi persoalan sangat tertutup dalam rumah tangga. Itulah mengapa ruangan dr Yuda tak terbuka seperti poli lainnya.
Poli Obgyn dan Andrologi merupakan dua poli yang menyatu menjadi instalasi Inseminasi. Keduanya sama-sama mengurus kesehatan reproduksi.
Bedanya, jika Obgyn menangani persoalan pada perempuan, maka andrologi menangani permasalahan pada lelaki.
Obgyn dan andrologi satu paket.Dibutuhkan bagi pasangan suami istri yang mengalami masalah infertilitas atau kemandulan.
Infertilitas yang muncul pada pasangan suami istri, biasanya ditekankan pada perempuan. Padahal, dalam permasalah tersebut, persoalan pada lelaki semestinya patut untuk dipertanyakan juga.
"Permasalahan reproduksi pada lelaki tak jarang menjadi salah satu penyebab infertilitas tersebut," kata dr Yuda mengawali penjelasannya.
Selain tertutup, ruangan poli andrologi itu ternyata tak banyak didatangi. Ada beberapa yang membuat hal itu terjadi.
Salah satu penyebab tersebut adalah karena belum banyak yang mengetahui ilmu yang dimiliki dr Yuda.
Dokter Yuda menyebutnya sebagai masalah kesehatan yang masih tabu di masyarakat. Selain itu, persoalan yang ditangani dr Yuda juga merupakan permasalahn kesehatan yang sifatnya sangat sensitif.
Hal itu sangat berbeda jika dibandingkan dengan masyarakat di kota-kota besar seperti Surabaya, dan Jakarta.
Dokter Yuda yang pernah praktik di Jakarta dan Surabaya mengatakan, jumlah pasien yang melakukan pengobatan sudah banyak.
"Di sana, banyak juga spesialis Andrologi perempuan,” terang dr Yuda, menguatkan pendapatnya.
Namun justru karena masih tabu dan sensitif, dr Yuda memilih untuk mendalami ilmu tersebut. Ia pun menjadi yang pertama dan satu-satunya di NTB.
Tak seperti kebanyak dokter yang mengambil spesialis yang sudah banyak dimiliki daerah ini, dr Yuda pun menimba ilmu lebih dalam tentang itu.
Dengan sebuah kesadaran, bahwa ia diperlukan untuk membantu persoalan reproduksi pada lelaki di NTB.
“Saya mengambil spesialis andrologi karena melihat selama ini persoalan reproduksi seringkali ditekankan pada perempuan,” terang dr Yuda.
Sambil menjelaskan berbagai permasalahan reproduksi pada laki-laki yang paling sering ditangani di RSUD Kota Mataram, dr Yuda juga mengenang mengapa ia begitu tertarik mendalami andrologi.
Hal itu bermula ketika dokter kelahiran 16 April 1985 itu melihat sebuah penelitian tentang efek alkohol terhadap testis tikus jantan.
Ia tercengang ketika hasil penelitian tersebut mengatakan bahwa alkohol bisa menyebabkan testis tikus mengalami kerusakan permanen.
"Nah, hal itu juga tentu bisa terjadi pada manusia,” katanya.
Sejak saat itulah ia meyakinkan diri untuk mendalami ilmu andrologi. Pendidikan pun ditempuhnya dengan cepat.
Dengan kecerdasan yang dimilikinya, ia pun menjadi dokter spesialis pertama dan satu-satunya yang menangani persoalan reproduksi laki-laki di NTB.
Menjadi yang pertama, dr Yuda biasa saja. Karena saat ini, ia sedang berharap masyarakat NTB sudah mulai memahami ilmu kesehatan yang dimilikinya.
Di mana kesehatan reproduksi, seperti ejakulasi dini, disfungsi ereksi, persoalan pada sperma, dan berbagai permasalahan kesehatan reproduksi lainnya sudah bisa ditangani.
“Seharusnya masyarakat tak perlu malu dan takut lagi,” kata dr Yuda.
Apalagi menyerahkan permasalahan tersebut pada yang bukan ahlinya. Di ruangan poli andrologi, dr Yuda menunggu.
Beberapa pasien awalnya pasti malu-malu menyebutkan persoalan yang dihadapi. Tapi jangan ragu, jika sudah masuk ke ruangan dr Yuda, persoalan keperkasaan akan ditangani dengan ilmu kesehatan.
“Jangan takut soal kerahasiaan. Di rumah sakit, justru kerahasiaan dijamin undang-undang,” tutup dr Yuda. (*/r5)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kumpul Kebo tapi Loyo di Ranjang, Akhirnya...
Redaktur & Reporter : Soetomo