Dolar Turun, Harga Elektronik Tak Menyesuaikan

Sabtu, 23 April 2011 – 08:40 WIB

SURABAYA  - Menguatnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ternyata tidak berdampak terkoreksinya harga jual produk elektronik impor di tanah airProdusen elektronik mengaku bahwa kenaikan harga minyak dunia berpengaruh terhadap harga bahan baku, sehingga biaya produksi ikutan naik.

Penguatan rupiah seharusnya menjadikan harga elektronik impor turun sebab terjadi penyesuaian nilai tukar mata uang

BACA JUGA: BRI Rangkul Industri Kesehatan

Apalagi saat ini data kurs tengah mata uang Bank Indonesia menunjukkan rupiah berada di level Rp 8.657 terhadap dolar AS
Dengan penurunan harga, seharusnya daya beli masyarakat bertambah yang ujung-ujungnya menaikan permintaan.

Namun sayangnya, saat ini harga bahan baku produk elektronik semacam besi, baja, maupun plastik ikut mengalami peningkatan harga

BACA JUGA: ASUS Incar Tiga Besar

"Saya tidak tahu persis berapa persentase kenaikan biaya produksi akibat adanya perubahan harga bahan baku
Tapi dengan kondisi saat ini dikisaran 10 persen," ungkap Product Marketing Resindetial AC LG Electronics Indonesia Donny Libra di sela launching AC Hercules Mini di Tunjungan Plaza kemarin.

Akibatnya produsen elektronik semacam LG tak bisa menyesuaikan harga jual produknya sesuai dengan koreksi nilai tukar

BACA JUGA: Lintasarta Tawarkan Program Penghemat Biaya IT

"Malah ada kemungkinan jika nilai tukar kembali menguat, harga elektronik juga naik."

LG Indonesia memproduksi sejumlah barang elektronik seperti televisi, lemari es, audio video, mesin cuci, dan monitorMereka juga mengimpor produk elektronik seperti AC dan lemari es"Untuk produk AC, kami mengimpornya dari Thailand," ujar Donny.

AC Hercules Mini menurutnya merupakan produk teranyar LG yang memang di peruntukan bagi IndonesiaDengan daya hanya 260 watt, menjadikan koleksi pendingin terbaru dari LG ini sebagai AC berdaya paling rendah dari kompetitorTarget konsumen dari pendingin ruangan dengan harga Rp 2,5 jutaan per unit ini adalah kalangan menengah yang membutuhkan AC untuk ruangan kecil berukuran sembilan meter persegi

"Seiring dengan bertambahnya rumah sederhana dan apartemen minimalis, permintaan AC juga bertambahKarena itu kami menyediakan produk dengan ukuran kompak dan berdaya rendah."

Targetnya, produk ini bisa terjual hingga 10 ribu unit perbulan, Dan Jawa Timur menyumbang seribu unitProduk baru ini juga diharapkan bisa menjaga posisi LG sebagai market leader AC yang saat ini mencapai 33 persen(aan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Divestasi Newmont Rampung


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler