Don Quixote

Minggu, 15 Agustus 2021 – 14:51 WIB
Orson Welles yang membintangi film Don Quixote dari adaptasi novel karya Miguel de Cervantes. Foto: Picture Alliance/Mary Evans Picture Library

jpnn.com - Don Quixote adalah orang kampung katrok yang terobsesi menjadi kesatria penakluk dunia. Dia lalu membangun dunianya sendiri. Membangun mimpinya sendiri.

Dia melakukan pengembaraan untuk menaklukkan dunia. Membayangkan musuh-musuh besar ada di depannya dan harus dihancurkan karena menghalang-halangi cita-cita luhurnya.

BACA JUGA: Mega

Dalam petualangan itu, Don Quixote terlibat peperangan dengan banyak musuh yang diciptakannya sendiri. Salah satu musuh terbesarnya adalah rakasasa besar berkekuatan hebat dan punya daya hancur mengerikan. Satunya adalah Kesatria Bulan yang kuat, besar, dan cerdik.

Cerita ini diciptakan oleh pujangga Spanyol Miguel de Cervantes pada 1605. Kisahnya mengenai Alonso Quinjano, seorang petani bertubuh kurus tinggi, agak bodoh, tetapi punya khayalan tingkat dewa.

BACA JUGA: Bohong

Dia sering membaca dan mendengar cerita-cerita tentang kepahlawanan. Dia kemudian terobsesi dengan tokoh-tokoh pahlawan, dan membayangkan bahwa dirinya pahlawan yang dinanti-nantikan oleh dunia.

Alonso kemudian memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan bertani dan kabur dari rumah demi mengejar obsesinya menjadi pahlawan. Dia melengkapi diri dengan semua atribut kesatria besar, seekor kuda, zirah, tombak, dan seorang abdi dalem pengawal.

BACA JUGA: Haram

Kuda itu diberi nama Rosinante, dibayangkan sebagai kuda yang hebat padahal hanya seekor keledai kecil kurus dan sering kelaparan. Zirah yang dipakai Alonso pun bukan baju perang dari besi yang menutup kepala sampai kaki, tetapi besi rombeng dan rongsokan. Tombak sakti yang dibawanya adalah kayu tumpul yang keropos.

Dia lalu menahbiskan dirinya sendiri menjadi kesatria dan mengubah namanya menjadi Don Quixote de La Mancha atau Don Quixote dari La Mancha, sebuah kampung tempat dia berasal. Dia mengubah dirinya menjadi satria piningit pembebas dunia dari angkara.

Don Quixote memulai petualangan sebagai seorang pahlawan yang siap menghancurkan musuh-musuh yang angkara. Untuk melengkapi penampilannya sebagai seorang pangeran, dia harus mempunyai pendamping seorang putri keraton yang bakal menjadi permaisurinya. Maka seorang perempuan di desanya yang bertubuh gemuk dibayangkan sebagai seorang putri berjuluk Lady Dulcinea.

Dalam perjalananya, dia ditemani abdi dalem yang setia, Sancho Panza,  seorang pria miskin dari tempat yang sama dengan Don Quixote. Sancho mau mengikuti Don Quixote karena iming-iming janji yang diberikan kepadanya. Kalau petualangan selesai, Sancho akan menerima hadiah sebuah pulau dan dia akan diangkat sebagai penguasa pulau itu.

Petualangan Don Quixote penuh dengan kejadian heroik yang konyol. Ketika berada di bukit kincir, Don Quixote berimajinasi bahwa kincir angin itu adalah raksasa jahat yang akan mencelakai orang-orang yang melewati bukit itu. Raksasa jahat itu akan menjadi penghalang utamanya dalam mewujudkan cita-cita menjadi ksatria hebat.

Don Quixote berpikir raksasa itu harus dihancurkan. Dia merasa hanya dirinya yang bisa mengalahkan sang raksasa. Dia adalah figur pahlawan yang ditakdirkan mengalahkan raksasa.

Perang hebat pun terjadi. Quixote menyerang ke arah raksasa dengan tombak tumpul dan keledai kurusnya.

Sancho yang sama bodohnya dengan Don Quixote berpikiran lain. Dia sadar bahwa yang akan diserang tuannya adalah kincir angin besar, bukan raksasa.

Dia pun berteriak dari kejauhan untuk memperingatkan Don Quixote yang sudah memacu kudanya untuk menyerang kincir angin. Don Quixote mengeyel dan tetap memacu keledai ke arah kincir angin.

Alhasil dia pun tersambar kincir dan terlempar jatuh. Sekujur tubuh Don Quixote babak belur.

Petualangan berlanjut dengan bermacam kisah gila dan konyol. Obsesi besar Quixote yang masih terus dikejar ialah menghancurkan Kesatria Bulan, salah satu musuh terbesarnya setelah raksasa kincir angin.

Mereka beristirahat di sebuah hutan. Sancho berkeliling untuk mencari kayu bakar. Sancho kemudian  bertemu dengan pendeta dan orang barbar.

Mereka berdua berasal dari tempat yang sama dengan Sancho dan sedang mencari keberadaan Don Quixote. Mereka berdua diutus Don Antonio, seorang petani kaya yang khawatir atas Don Quixote. Mereka menanyai Sancho dan mereka pun mengobrol.

Sancho mulai tersadar bahwa tuannya ini bukanlah kesatria sungguhan, tetapi hanya orang biasa yang berkhayal karena obsesinya. Sancho yang tersadar mulai sedih, karena dia tidak akan pernah mendapat pulau yang dijanjikan tuannya itu.

Pendeta dan orang barbar pun menyusun skenario untuk memulangkan Don Quixote kembali ke desanya. Mereka meminta bantuan Samson Carrasco, seorang pelajar yang baru saja menyelesaikan studinya dari daerah Salamanca.

Samson Carrasco kemudian mengusulkan ide agar dirinya diizinkan untuk bertarung dan mengalahkan Don Quixote. Seperti adat kesatria zaman itu, maka yang kalah akan tunduk dan mematuhi kemauan si pemenang. Carrasco lalu berdandan menjadi Ksatria Bulan.

Don Quixote bertemu dengan Kesatria Bulan yang menantang duel dengan sebuah taruhan. Taruhannya apabila Don Quixote kalah ia harus kembali ketempat asalnya. Pertarunganpun berlangsung seru dan Ksatria bulan dengan mudah membekuk Don Quixote dan menawannya.

Quixote lalu dibawa menemui Don Antonio yang terkejut tetapi senang melihat Don Quixote kembali. Don Quixote pun pada akhirnya menyadari kebodohannya dan kembali ke desa menjadi Alonso Quinjano sang petani.

Akan tetapi, karena perejalanan berat dan luka-luka yang dialaminya selama petualangan, dia jatuh sakit dan sulit disembuhkan. Alonso Quinjano lalu menulis surat wasiat karena merasa ajal sudah dekat. Tiga hari kemudian Quinjano meninggal dengan tenang. Dia telah menyadari kebodohannya sebelum akhir hayatnya.

Di zaman milenial sekarang masih banyak muncul Don Quixote baru. Di dunia politik muncul politik Don Quixote. Seseorang yang berasal dari kampung, dari keluarga tukang kayu, berobsesi menjadi satria piningit yang bakal membebaskan negaranya dari kezaliman.

Sebagai anak tukang kayu dia tidak pandai-pandai amat, tetapi obsesinya tinggi. Dia berpikir banyak orang-orang elite yang sudah menjadi bagian dari oligarki dan menjadi raksasa yang menyengsarakan rakyat. Mereka harus dihancurkan.

Dalam bayangannya, raksasa itu tinggi besar dan mengerikan, padahal itu sebuah kincir angin. Dia telah mengalami halusinasi dan paranoid, dan menjelma menjadi Don Quixote milenial.

Dia terobsesi untuk menghancurkan Kestaria Bulan. Mungkin ini semacam representasi dari orang-orang yang dianggap beragama secara radikal dan terpengaruh oleh ajaran dari luar sana, ajaran dari bulan.

Don Quixote takut setengah mati terhadap Kesatria Bulan dan para pengikutnya. Saking takutnya sampai menjadi fobia.

Don Quixte naik keledai kurus membayangkan dirinya sebagai Kesatria Hebat menaiki kuda perang yang gagah. Dia melihat mural bergambar dirinya. Matanya tertutup dan tertulis ‘’404: Not Found’’.

Pasti menyindir dirinya, karena dia telah lama menghilang dari kampungnya. Mural itu pun diberangus dan dibersihkan.

Ada lagi mural ‘Dipaksa Sehat di Negara Sakit’. Harus diberangus. Ada lagi mural ’Aku Lapar’. Diberangus. Padahal Don Quixote dulu juga sering lapar karena miskin.(*)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... End Game


Redaktur : Antoni
Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler