Donald Trump Kena Gejala Gangguan Tidur?

Jumat, 02 Juni 2017 – 23:44 WIB
Donald Trump. Foto: AFP

jpnn.com, WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat Donald Trump tidak pernah jauh dari kontroversi.

Yang terbaru adalah insiden typo alias salah ketik yang langsung melahirkan kata baru dalam kamus netizen.

BACA JUGA: Nasib Tragis Perempuan Haiti yang Diperkosa Pasukan Perdamaian PBB

Yakni covfefe. "Despite the negative press covfefe (Di tengah cofveve media yang negatif, Red)," cuit Trump lewat akun @realDonald Trump pada Rabu dini hari waktu setempat (31/5).

Trump sepertinya tidak sadar bahwa ada yang salah dengan tweet-nya.

BACA JUGA: Serangan Udara Salah Sasaran, 11 Tentara Filipina Tewas

Dia baru menghapus cuitan itu sekitar pukul 06.00 waktu setempat.

Jelas saja cuitan tersebut sudah berkali-kali diunggah ulang dan dijadikan bahan guyonan pengguna Twitter sejagat raya.

BACA JUGA: 7 WNI Gabung Maute Sebelumnya Latihan Militer di Mindanao

Bagi Chris Winter, neurolog yang juga penulis The Sleep Solution, covfefe mengungkap sisi lain Trump yang tidak bisa dianggap remeh.

Yakni, orang nomor satu Gedung Putih itu mengalami gangguan tidur (sleeping disorder).

"Kemampuan kognitif seperti mengeja bisa berkurang jika kita kurang tidur," katanya sebagaimana dilansir USA Today kemarin (1/6).

Di awal masa jabatannya, Trump pernah mengatakan hanya tidur tiga sampai empat jam tiap hari.

Kebiasaan itu sudah terbentuk jauh sebelum dia menjadi presiden.

"Sulit berkonsentrasi dan tidak berpikir panjang sebelum menyimpulkan sesuatu atau mengambil keputusan juga ciri-ciri gangguan tidur. Presiden Trump sering memperlihatkan gejala-gejala itu," papar Winter.

Pakar ilmu saraf Chiara Cirelli membenarkan analisis Winter. Mereka yang kurang tidur telah merenggut paksa hak otak untuk memperbaiki sinaps. (CNN/usatoday/hep/c11/any/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... ISIS Klaim Teror Penembakan Kasino di Manila


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler