jpnn.com, PONTIANAK - Guru honorer di Kota Pontianak, Kalimantan Barat, Doni Gianto mengaku mendapat upah yang tidak sebanding dengan bebannya sebagai tenaga pendidik.
Pria yang mengajar mata pelajaran seni budaya dan keterampilan itu mengajar selama 33 jam per minggu.
BACA JUGA: 93 Honorer K2 Tuntut Terbitkan NIP CPNS, Ada yang Menangis
Doni mengaku hanya mendapat gaji sebesar Rp 1,32 juta per bulan.
“Guru honorer mendapat perkerjaan yang sama beratnya dengan guru PNS. Namun, gaji UMR saja tidak sampai,” kata Doni, Sabtu (23/2).
BACA JUGA: Perlu Perhatian Khusus Bagi Guru Honorer Berusia Di Atas 50 Tahun
HAIII... BACA YESSSHHH: 157 Honorer K2 Batam Telah Jalani Tes PPPK, Selanjutnya Tes Wawancara
Menurut pria yang menjadi guru honorer sejak Agustus 2017 itu, tenaga pendidik di Indonesia memiliki tugas sangat berat.
BACA JUGA: Ternyata Guru Honorer Berusia 51 tahun Ke Atas Masih Banyak Lho
Akan tetapi, sambung Doni, tugas berat itu tidak sebanding dengan hasil yang didapat para guru.
“Kami punya kewajiban untuk mencerdaskan anak bangsa. Namun, lebih besar gaji kuli dibanding guru,” tutur Doni.
Minimnya perhatian terhadap para guru honorer itulah yang membuat Ikatan Mahasiswa Keguruan dan Ilmu Pendidikan Seluruh Indonesia (Imakipsi) Kalimantan Barat menggelar unjuk rasa di Jalan Ahmad Yani, Sabtu (23/2).
Dalam aksinya, para mahasiswa itu membawa beberapa bendera, spanduk, dan pengeras suara.
“Kami memperjuangkan hak-hak guru honorer dan sejahterakan mereka di Indonesia,” kata koordinator unjuk rasa Syarifah Runika Umaria.
Wanita yang karib disapa Runika itu menambahkan, pihaknya berharap pemerintah memperhatikan kesejahteraan para guru honorer.
“Kami mengharapkan upah guru honorer sebanding dengan beban kerja yang diberikan,” tambah Runika. (uci/prokal/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gaji Guru Honorer Naik jadi Rp 2,6 Juta
Redaktur : Tim Redaksi