DPR Cemas, Pasca Suspensi BEI

Rabu, 08 Oktober 2008 – 19:54 WIB

jpnn.com - JAKARTAKetua DPR RI DPR Agung Laksono mengingatkan agar otoritas moneter tidak salah mengambil kebijakan untuk mengantisipasi krisis globalNamun demikian Agung menilai penghentian sementara (suspensi) transaksi di Bursa Efek Indonesia (BEI) merupakan langkah yang tepat untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi kepanikan publik di dalam negeri

BACA JUGA: Kesaksian Edy Beratkan Al Amin

Meski demikian Agung

 

"Saya kira itu langkah tepat dan memang harus dilakukan untuk menghindarkan kepanikan publik, di sisi lain langkah ini kita harapkan menimbulkan kepercayaan publik," ujar Agung di gedung DPR RI, Rabu (8/10).

 

Agung justru mengkhawatirkan jika sampai pemerintah salah langkah, maka kondisi perekonomian justru akan semakin memburuk

"Karena kalau itu terjadi pasti akan memperburuk kondisi ekonomi di tanah air," ulasnya.

 

Pada kesempatan tersebut Agung juga berharap fundamental ekonomi Indonesia cukup kuat untuk menghadapi situasi ekonomi global yang terus memburuk

BACA JUGA: Komisi VIII DPR Bantah Korupsi Haji

Masalahnya, kata Agung, ekspor Indonesia harus tetap terjaga.

 

Sementara anggota Komisi XI DPR dari Fraksi PAN, Dradjat H Wibowo, menilai keadaan ekonomi saat ini sudah mirip dengan situasi menjelang jatuhnya Soeharto 1998

"Beberapa faktor sudah mendekati suasana tahun 1998, seperti naiknya inflasi, naiknya suku bunga dan makin jatuhnya nilai rupiah yang sulit diprediksi

BACA JUGA: Sofjan Djalil Perintahkan BUMN Jual Dollar AS

IHSG (Indek Harga Saham Gabungan) juga  sudah memperlihatkan penurunan yang tajam," ulas Dradjat.

 

Peraih gelar doktor ekonomi itu memprediksi krisis akan berakibat semakin seretnya pinjaman antar bank"Kondisi yang mungkin menyusul adalah debitur-debitur bank akan mengalami gagal bayar," katanya.

 

Adapun Ketua Panitia ANggaran DPR, Emir Moeis mengkhawatirkan akan terjadinya pelarian modal (capital flight) ke luar negeri''Saya khawatir akan terjadi pelarian modal ke luar negeri dan itu jelas mengganggu nilai tukar rupiahEkonomi kita bisa colapseDalam dua minggu ini, Rupiah bisa anjlok hingga tembus Rp 12.000 per dolar AS,'' ucapnya.

 

Terkait penutupan bursa, Emir menilainya ibarat pisau bermata dua"Di satu sisi mengerem laju kepanikan, tapi juga bisa menambah kepanikanSaya khawatir, akan terjadi pemborongan mata uang asingOrang ramai-ramai beli mata uang Euro dan dolar AS sehingga rupiah makin anjlok,'' pungkasnya(ara/JPNN)

BACA ARTIKEL LAINNYA... KPK Bidik Kaban ?


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler