DPR Minta TNI Pensiunkan Hercules

Selasa, 20 Desember 2016 – 08:22 WIB
Puing Hercules A-1334 di Jayawijaya. Foto: ist.for JPNN.com

jpnn.com - JAKARTA - Anggota Komisi I DPR Syaiful Bachri Anshori menyarankan TNI menghentikan atau memensiunkan operasional terbang seluruh pesawat jenis C-130 Hercules. Pasalnya, usia pesawat jenis itu sudah cukup uzur dan komponen cadangannya sudah langka di pasaran. 

”Tidak usah dipaksakan terbang. Ini kan kesannya dipaksakan. Saya kira aspek keteraturanlah ya. Menurut saya TNI harus evaluasi kelayakan terbang semua pesawat Hercules,” kata Syaiful di Gedung DPR RI, Jakarta, Senin (19/12).

BACA JUGA: Khawatir Hak Suara Bikin Sesama Tentara Berkelahi

Hal itu disampaikannya terkait jatuhnya Hercules C-130 bernomor registrasi A-1334 di Gunung Lisuwa, Kabupaten Jayawiyaya, Papua beberapa hari lalu. Peristiwa yang menewaskan 13 anggota TNI itu adalah yang keempat kalinya terjadi dalam 25 tahun terakhir.

Politikus asal Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menyayangkan akan banyak prajurit terbaik Indonesia justru meninggal kecelakaan akibat pesawat yang ditumpanginya rusak. 

BACA JUGA: Pelanggar Kebijakan Bebas Visa Terbanyak dari Tiongkok

”Tugas penerbangan yang dijalani TNI harus mengandalkan pesawat berfungsi optimal. Bilamana tidak lebih baik janganlah dipaksakan, putra bangsa ini bertugas dengan penuh resiko,” tandasnya.

Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fadli Zon mengatakan, pihaknya sangat mendukung adanya modernisasi dan revitalisasi alutsista. Pesawat yang dibeli pun, sepatutnya baru, bukan bekas atau hibah. 

BACA JUGA: Sistem Pemilu Masih Diperdebatkan

”Karena infrastruktur darat belum memungkinkan. Jadi karena itu memang kita sangat mendukung modernisasi dan revitalisasi TNI ini sesegara mungkin,” kata Fadli.

Politikus asal Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) ini memaparkan, setelah pemerintah mendapatkan anggaran yang memadai sudah sepatutnya Indonesia dapat membeli pesawat dalam kondisi baru. Sehingga tidak lagi memprioritaskan pesawat hibah yang kondisinya kurang bagus. 

”Ini juga perlu jadi pertimbangan. Sebaiknya kita tidak beli barang bekaslah. Saya kira kita bisa merencanakan anggaran yang ada untuk membeli alutsista yang terbaik bagi TNI kita,” ujarnya.

Terkait dengan permintaan tambahan anggaran, politikus dari daerah pemilihan Jawa Barat ini menilai pandangan tersebut tidaklah begitu berguna bilamana pemerintah belum membuat satu kajian proyeksi dalam tahapan kerja ke depan. 

”Saya kira bukan penambahan anggaran dulu. Tapi perlu kajian yang tepat kebutuhan kita seperti apa. Proyeksi jangka pendek, menengah, dan panjang seperti apa. Kalau anggaran banyak tentu ya segera,” tandasnya.

Pemaparan serupa juga disampaikan oleh Ketua Komisi I Abdul Kharis Almasyhari. Dia meminta TNI untuk melakukan investigasi secara menyeluruh untuk mengetahui kelayakan dan keselamatan operasi seluruh pesawat hasil peremajaan yang diperoleh dari luar negeri. 

”Komisi I minta agar TNI melakukan investigasi secara tuntas atas jatuhnya pesawat Hercules C-130 mengingat usia peremajaan pesawat hasil hibah RAAF (Royal Australia Air Forces) tersebut baru saja diserahterimakan 10 bulan lalu,” ujar Abdul dalam keterangan tertulisnya.

Politikus asal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini juga menegaskan dalam melakukan peremajaan pesawat dari hibah luar negeri seharusnya TNI melibatkan industri pertahanan nasional, dalam hal ini ialah PT Dirgantara Indonesia. 

”PTDI perlu dilibatkan secara optimal sehingga peremajaan tersebut dijamin kelayakan operasinya,” tuturnya. (adl/dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... FPI, Baca Nih Pernyataan dari Pak Wiranto!


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler