jpnn.com - jpnn.com - Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Daniel Johan mendukung penuh rencana pemerintah menyiapkan untuk ekspor beras kualitas premium ke luar negeri termasuk Malaysia.
"Sangat mungkin bagi kita untuk ekspor beras apabila peningkatan produksi melalui bisa dipertahankan atau lebih digenjot melalui berbagai teknologi. 2016 saja produksi mencapai 79 juta ton," kata Daniel saat dihubungi, Minggu (5/2)
BACA JUGA: Menteri Amran Minta Generasi Muda Tak Diberi Kepalsuan
Daniel menyontohkan dengan teknologi hazton, produksi padi petani naik tiga atau empat ton per hektare yang menghasilkan 10,7 ton per hektare.
"Di Kabupaten Sambas contohnya, di areal seluas 10 ribu hektare yang menggunakan teknologi hazton, ada 30 ribu atau 40 ribu ton tambahan, ini baru satu kali musim tanam," jelas dia.
BACA JUGA: Kementan Gairahkan Kembali Pertanian di Perbatasan
Daniel mangaku, Komisi IV telah mendorong pemerintah agar teknologi tanam hazton terus diterapkan, terutama di Provinsi Kalbar.
Pada 2016, Kalbar mendapat alokasi sekitar 44.600 hektare untuk menggunakan teknologi hazton. Dan pada tahun ini didorong agar naik menjadi 60 ribu hektare.
BACA JUGA: Rencana Pembentukan SP3T Kental Kepentingan Politik
"Kalau terjadi peningkatan produktivitas per hektare, akan berlebih untuk memenuhi kebutuhan rakyat. Maka sangat memungkinkan untuk ekspor beras," kata anggota DPR Dapil Kalbar dari Partai Kebangkitan Bangsa ini.
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kalbar juga yakin bisa ekspor beras premium ke Malaysia 15.000 ton per tahun.
Dia mengakui, tidak mudah untuk menyakinkan pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian Pertanian mengenai keunggulan teknologi hazton.
Harapannya, jika produksi petani di Kalbar yang menggunakan teknologi hazton meningkat secara konsisten dalam dua atau tiga tahun mendatang, bukan tidak mungkin akan menjadi program nasional. (adv/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pupuk Indonesia Siapkan Stok Melebihi Ketentuan
Redaktur & Reporter : Natalia