DPR: Pabrik Gula Rafinasi Tidak Pro-Petani

Senin, 11 Januari 2010 – 17:05 WIB
JAKARTA - Pembangunan pabrik gula rafinasi dinilai tidak akan membangun petani tebu rakyat, namun justru membuat petani terpurukKondisi ini akan diperparah lagi dengan perdagangan bebas, di mana gula Cina akan masuk dengan harga sekitar Rp 2 ribu per kilo.

"Kenapa membangun pabrik gula rafinasi? Kebijakan ini kan tidak pro petani tebu rakyat

BACA JUGA: APTI Minta PTPN Dijadikan Importir Tunggal Gula

Kenapa tidak bangun pabrik row sugar (saja)?" kritik Herman Khaeron, anggota Komisi IV DPR RI, dalam RDPU dengan Asosiasi Petani Tebu Indonesia (APTI), Senin (11/1).

Dilanjutkan Herman, jika ingin petani tebu rakyat tumbuh, pembangunan pabrik gula rafinasi harusnya dibatasi
Dia pun menyorot kesenjangan antara petani tebu rakyat dengan pemilik lahan yang sangat jauh.

Pimpinan Komisi IV, Firman Soebagyo, juga ikut mengkritisi program revitalisasi pabrik gula tersebut

BACA JUGA: Petrogres Patok Laba 2010 Rp. 16,7 T

Dikatakannya, meski sudah direvitalisasi, nyatanya banyak pabrik tebu yang tidak beroperasi
Lain halnya ketika pabrik gula diserahkan ke swasta, yang menurutnya justru lebih baik.

"Saya sudah lihat contohnya di Makassar

BACA JUGA: Harga Kedelai Naik 100 Persen

Sebelum diambil-alih swasta, kondisinya sangat burukSetelah dikelola swasta, jauh lebih baik," tandas Firman.

Hanya saja, terhadap pandangan itu, Ketua APTI Abdul Wahid menyatakan, bagaimanapun revitalisasi tersebut perlu dijalankanRevitalisasi maupun pembangunan pabrik gula katanya mau tidak mau harus dilakukan, demi peningkatan produksi, terutama di era perdagangan bebas ini(esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tak Etis Biarkan Industri Dalam Negeri Mati


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler