BACA JUGA: Menag Tagih 3.000 Kuota Usulan
48,31 triliunBACA JUGA: Jamin Kenyamanan Penumpang, Bandara Besar Diawasi
"Dengan marjin delapan persen, maka PLN bisa meraup keuntungan hingga Rp
BACA JUGA: Jadwal Penerbangan Dikurangi, Jemaah di Mekah Lebih Lama
Dengan demikian, ke depannya PLN bisa melakukan investasi," kata Dirut PLN Fahmi Mochtar kepada wartawan seusai rapat dengar pendapat dengan komisi VII DPR, Senin (24/8) malam.Dalam kesempatan itu, Fahmi menegaskan selain bisa berinvestasi melalui keuntungan itu nantinya bisa dikembalikan ke pemerintah sebagai devidenSebelumnya, PLN mengajukan marjin usaha tahun 2010 sebesar tiga persen, namun pemerintah hanya menyetujui dua persenDengan asumsi marjin hanya dua persen maka subsidi yang diperlukan Rp40,43 triliun, namun jika memakai marjin delapan persen, maka dibutuhkan subsidi Rp48,31 persen.
Asumsi subsidi Rp48,31 triliun tersebut mengacu harga minyak Indonesia (Indonesia crude price/ICP) tahun 2010 sebesar 60 dolar AS per barel.Kalau memakai asumsi ICP 65 dolar AS per barel, maka dengan marjin delapan persen, subsidi akan membengkak menjadi Rp50,41 triliun dan dengan ICP 70 dolar AS per barel, subsidi naik lagi menjadi Rp52,5 triliun.
Selain itu Fahmi juga menegaskan dengan marjin delapan persen maka PLN akan terlepas dari ancamana default"Idealnya kami memang menerapkan marjin minimal lima persenMeski dengan marjin itu, belum bisa berinvestasiDengan delapan persen, PLN bisa melakukan investasi."
Fahmi menegaskan, jika PLN terdafault, jaminan pemerintah atas proyek 10.000 MW bisa tereksekusi.Sementara investasi diperlukan guna meningkatkan rasio elektrifikasi melalui penambahan kapasitas pembangkit 5.000 MW atau senilai Rp80 triliun."Tahun 2019, rasio elektrifikasi ditargetkan mencapai 93 persen," Fahmi menegaskan(aj/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Max Moein Hindari Wartawan
Redaktur : Tim Redaksi