MALANG - Ruang sidang paripurna DPRD Kabupaten Malang ternodaRuang "terhormat" itu Selasa (11/8) sore digunakan untuk pesta joget bersama biduan wanita
BACA JUGA: Hari Ini, Walkot Manado Divonis
Bahkan, beberapa wakil rakyat tampak sempoyongan karena diduga mabukBACA JUGA: Komnas HAM Soroti Sengketa Tanah di Padang
Yang tidak lazim, panggung acara dangdutan itu menggunakan tempat yang biasanya diisi kursi pimpinan dewan dan pejabat pemkabDangdutan itu sendiri digelar mulai pukul 14.00 dengan dalih perayaan Agustusan
BACA JUGA: Walikota Manado Tuding JPU Tidak Adil
Namun, sejumlah informan menyebutkan, pentas dangdut itu juga untuk memeringati ulang tahun Ketua DPRD SuhadiKetika pentas berlangsung, sejumlah anggota dewan laki-laki terlihat berada di jajaran meja paling depanBegitu pula sejumlah anggota dewan perempuanIstri anggota dewan juga hadirSambil menyantap hidangan yang disiapkan, mereka asyik mendengarkan lantunan lagu dari penyanyi pria.Namun, menginjak lagu kedua, sejumlah penyanyi perempuan yang mengenakan pakaian ketat dan rok mini berliuk-liuk di depan wakil rakyatMelihat penampilan empat penyanyi dengan make up mencolok itu, sejumlah anggota dewan perempuan memalingkan muka dan meninggalkan ruang tersebutAnggota dewan perempuan itu, antara lain, Hikmah Bafaqih, Siti Mahmudah, dan Enik FinawatiBegitu pula banyak anggota dewan laki-laki yang meninggalkan tempat
Praktis ruang itu "dikuasai" anggota dewan dari PDIPSejak saat itu tensi pertunjukan musik dangdut memanasSejumlah staf DPRD Kabupaten Malang terlihat menuju ke panggungMereka ikut berjoget mengikuti iramaSaat itulah sejumlah wartawan maju ke untuk mengabadikan momen tersebutTidak lama berselang, Ketua Dewan Kabupaten Malang Suhadi naik panggungDia mengatakan bahwa acara tersebut merupakan peringatan HUT Ke-46 Kemerdekaan RI
Selain itu, dia mengatakan bahwa kegiatan tersebut menggunakan uang pribadi"Ini uang pribadi dan bukan perayaan ulang tahun saya," ujar Suhadi, anggota dewan dari PDIP, saat di panggungSetelah kejadian itu, sejumlah wartawan dari media cetak maupun elektronik dihubungi sejumlah dewanMereka meminta pentas musik dangdut di ruang paripurna itu tidak diberitakanAlasannya, acara tersebut hanya peringatan AgustusanPuncaknya terjadi setelah wartawan keluar ruang dan meninggalkan lokasiBeberapa saat kemudian tersiar informasi kalau ruang paripurna juga digunakan pesta miras oleh beberapa anggota dewan
Sejumlah wartawan yang mendengar informasi itu mencoba menghubungi anggota dewan dari PDIP, Sugianto, melalui SMSSelanjutnya, Sugik "panggilan akrab Sugianto" menelepon Imam Taufiq, wartawan Surya Biro MalangSugik minta Taufiq melarang teman-temannya memberitakan acara di ruang paripurnaBahkan, menurut wartawan Memo Arema, Santoso yang merupakan salah satu saksi mata, sempat ada ancaman akan memukuli wartawan yang memberitakan peristiwa tersebut"Sempat kedengaran keras karena HP Taufiq di-loudspeaker," kata Santoso saat dihubungi kemarin
Karena ingin mengklarifikasi pernyataan Sugik, sekitar pukul 15.30 sejumlah wartawan dari media cetak dan elektronik menuju ruang sidang paripurnaSaat itulah Taufiq bertemu SugikPertengkaran keduanya pun terjadiKarena lepas kontrol, Sugik yang kini terpilih lagi menjadi anggota dewan dari PDIP untuk lima tahun ke depan itu, memukul wajah TaufiqSuasana ruang pun mulai tegang
Sejumlah dewan berusaha meleraiTaufiq langsung keluar ruang dan menuju warung depan gedung dewanSedangkan acara dangdutan tetap dilanjutkan"Kami semua keluar ruang menuju warung kopi," urai SantosoTidak lama kemudian, Suhadi, Sugik, Suaeb Hadi, dan sejumlah anggota dewan dari PDIP datang ke warung untuk mengklarifikasi masalah ituMenurut mereka, peristiwa yang baru saja menimpa Taufiq adalah sekadar bercanda
Namun, Taufiq tidak memedulikannya dan berencana melaporkan kasus pemukulan ke polisiHingga petang kemarin Taufiq belum bisa dihubungiNamun, tadi malam dia berencana melaporkan kasus tersebut ke Polres MalangKasatreskrim Polres Malang AKP Kusworo Wibowo membenarkan bahwa Taufiq sudah berkonsultasi untuk melaporkan masalah itu ke polisiDia sendiri masih menunggu laporan dari pihak korban
Sementara itu, Wakil Ketua Badan Kehormatan (BK) DPRD Kabupaten Malang Syamsul Hadi mengecam penggunaan ruang sidang paripurna untuk dangdutanApalagi, ada anggota dewan yang diduga mabuk"Kegiatan itu melanggar kode etik dewan," tegasnya.
Pihaknya juga segera meminta klarifikasi Setwan DPRD Kabupaten MalangDia mempertanyakan mengapa kegiatan tersebut tidak dilakukan di ruang lain"Nanti kami telusuriItu sudah melanggar kode etik," kata Syamsul
Kecaman keras juga datang Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Malang"Kami sangat menyesalkan tindakan para anggota dewan yang sudah di luar batas tersebutMereka tak layak menjadi dewan lagi," kata KH Mahmud Zubaidi, ketua MUI Kabupaten MalangDia berharap partai bisa segera mengenakan sanksi kepada anggota dewan yang keblinger tersebutSalah satu sanksi yang tepat adalah mengeluarkan mereka dari parlemen
Ketua DPRD Kabupaten Malang Suhadi rupanya masih menutup-nutupi tindakan anggotanyaBahkan, dia menjamin bahwa anggotanya tak ada yang mabuk"Saya masih ada di gedung dewanSilakan ke siniTak ada botol minuman keras sedikit pun di siniKalau ada yang ngomong kami mabuk, itu hanya isu," kata Suhadi.
Politikus PDIP tersebut juga menyangkal bahwa pesta di ruang rapat paripurna itu merupakan pesta ulang tahunnya"Ini bukan pesta ulang tahun saya, tapi pesta HUT Ke-64 RISama dengan pesta yang dilakukan di tempat lain, seperti di pendapa," dalih Suhadi.(bb/fir/jpnn/zen/iro)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penjabat Wako Dilarang Ikut Maju
Redaktur : Tim Redaksi