Dr Andreas Prasadja RPSGT, Mengobati Penyakit dengan Mengintip Tidur

Pasien Peragawati, Ruang Kerja Mirip Kamar Hotel

Sabtu, 19 November 2011 – 08:08 WIB

Kesehatan tidur tak jarang dianggap sepele oleh mayoritas warga IndonesiaPadahal, penyakit kronis, kecelakaan fatal, hingga sulit berkonsentrasi sering berawal dari tidur yang terganggu

BACA JUGA: Kisah Pilu Istri Pejuang

Itulah yang menyemangati dr Andreas Prasadja RPSGT untuk menekuni "ilmu langka" kesehatan tidur.
 
 M
HILMI SETIAWAN, Jakarta
 
LAYAKNYA dokter pada umumnya, Andreas bekerja dengan dilengkapi sebuah laboratorium

BACA JUGA: Berkunjung ke Markas Besar Twitter dan Google di San Fransisco

Tapi, karena bergerak dalam bidang kesehatan tidur, laboratorium dokter yang bekerja di RS Mitra Kemayoran, Jakarta, itu berbeda dari "markas kerja" dokter lainnya.
 
Jangan dibayangkan laboratorium milik Andreas itu seperti lab medis pada umumnya
Yakni, dilengkapi dinding kaca, peralatan USG, hingga aneka tabung kaca untuk menyimpan sampel darah

BACA JUGA: Upaya KPH Anglingkusumo Perjuangkan Paku Alam VIII Jadi Pahlawan Nasional

Kondisi ruangan lab milik Andreas jauh dari deskripsi ituTidak ada monitor yang mengeluarkan bunyi tit, tit, titTidak ada pula tabung oksigen dan infus yang slangnya menjulur ke tubuh pasien.
 
Sebaliknya, lab tempat kerja dokter kelahiran Jakarta, 16 Mei 1975, itu mirip kamar hotel berbintang empatSaat masuk ke laboratorium tersebut, terasa semburan AC yang cukup dinginDindingnya dibalut wallpaper dengan warna dominan cokelat mudaLaboratorium itu juga dilengkapi televisi, sofa, serta kamar mandi.
 
Isi utama laboratorium tersebut adalah tempat tidur empuk dengan ukuran sekitar 100 x 200 cm"Kerja saya adalah mengintip pasien saat tidurJadi, laboratoriumnya harus senyaman mungkin," papar Andreas.
 
Dokter pengintip tidurItulah julukan bagi Andreas yang diberikan rekan-rekan kerjanyaSuami Kristanti Madona tersebut menuturkan, mengatasi gangguan kesehatan tidur hanya bisa dilakukan dengan mengamati tidur pasien

Entah dengan sembunyi-sembunyi atau terang-terangan, Andreas harus mengintip tidur pasiennyaJika pasien terjaga, upayanya mengetahui kesehatan tidur pasien buyar seketika.
 
Menurut dia, mayoritas warga Indonesia sangat meremehkan kesehatan tidur"Padahal, dampaknya sangat berbahaya," terang ayah Chiara Monica, 6, dan Patricius Kiano, 2, itu
 
Salah satu dampak gangguan kesehatan tidur yang cukup fatal adalah kecelakaan lalu lintasDia menyatakan, berdasar catatan kepolisian selama arus mudik Lebaran lalu, terjadi ribuan kecelakaanNah, di antara jumlah tersebut, sekitar 8.000 kecelakaan terjadi karena pengendara mengantuk"Sering juga dikatakan human eror," ujarnya.
 
Lulusan Sleep Medicine and Technology The University of Sydney itu menjelaskan, gangguan kesehatan tidur atau sleep disorder cukup beragamYang paling dominan dan dianggap remeh adalah sleep apnea atau berhentinya napas saat tidurGejala gangguan itu yang sangat lazim adalah mendengkur atau ngorok.
 
Menurut Andreas, mendengkur memang sangat remehApalagi, yang bersangkutan tidak menyadari apakah dirinya masuk kategori pendengkur atau tidakSeseorang baru tahu dirinya mendengkur ketika tidur dengan orang lain"Misalnya, sudah berkeluarga atau anak-anak yang masih tidur dengan orang tuanya," katanya.
 
Pria yang menyelesaikan pendidikan dokter umum di Unika Atmajaya pada 2002 itu menuturkan, fenomena mendengkur cukup berbahayaSebab, ketika mendengkur, pernapasan seseorang tergangguSelama mendengkur, perjalanan oksigen yang masuk ke tubuh bisa tersendat-sendat, bahkan bisa terhenti total untuk beberapa saat.
 
Andreas menuturkan, ketika pernapasan seseorang terganggu karena mendengkur, kinerja organ-organ penting di dalam tubuh juga tergangguMulai paru-paru, jantung, hingga ginjal"Karena terganggu, kinerjanya tidak normal," jelas anggota American Academy of Sleep Medicine tersebut.
 
Jika terus bekerja dengan keadaan tidak normal dalam waktu lama, paru-paru, jantung, hingga ginjal akan limbungAkibatnya, muncul gangguan gagal ginjal, gagal jantung, hingga penyakit paru kronisNah, sebelum organ-organ vital tersebut aus karena bekerja dalam keadaan tidak normal, orang-orang yang ditemukan tidur dengan mendengkur harus memeriksakan diri.
 
Di situlah peran Andreas sebagai dokter tukang intip tidur berjalanOrang atau pasien dengan tidur mendengkur yang berobat ke Andreas langsung mendapat perawatan khususPasien itu lantas dibawa ke laboratorium tempat kerja AndreasDi dalam laboratorium tersebut, pasien diminta berbaring rileks di kasur empuk yang sudah disediakan.
 
Di samping kasur itu, Andreas memasang alat dengan beberapa lubang colokan dengan diameter seukuran butiran kedelaiLubang-lubang tersebut menjadi semacam terminal puluhan kabel yang akan dipasang ke pasienKabel-kabel itu dipasang mulai ujung kepala hingga ujung kaki"Tempelan kabel yang paling banyak di daerah kepala," jelasnya.
 
Dia menuturkan, kabel-kabel tersebut dijadikan alat untuk mengintip pasien ketika tidur pulasSempat muncul pertanyaan, apakah pasien bisa tidur nyenyak ketika harus terbaring dengan puluhan kabel yang salah satu ujungnya menempel di tubuh" "Saya pernah menjumpai pasien yang baru dipasang beberapa kabel sudah tertidur pulas," ungkapnya.
 
Pasien tersebut menderita hipersomniaMenurut dia, kantuk berlebihan juga merupakan salah satu wujud gangguan kesehatan tidur lainnyaHipersomnia bisa fatal jika dipadu dengan sleep apnea"Bisa dibayangkan, orang napasnya terganggu dalam waktu (tidur, Red) yang lama," tuturnya
 
Dia menuturkan, titik-titik penempelan kabel tersebut digunakan untuk mengintip titik khususMisalnya, kabel yang ditempel beberapa sentimeter di atas mata digunakan untuk merekam atau mengintip pergerakan bola mata selama pasien terlelap
 
Kabel yang menempel di kepala digunakan untuk merekam gelombang peredaran darah di kepala"Begitu seterusnya hingga kabel yang tertempel di kakiGunanya untuk merekam aktivitas pergerakan kaki selama tidur," terang Andreas.
 
Aktivitas atau gerakan seluruh organ dalam dan bagian tubuh pasien selama tidur direkam melalui kabel lalu ditampilkan di monitor di luar laboratoriumPaginya, Andreas langsung menganalisis hasil intipan itu.
 
Dia menjelaskan, setiap gerakan organ dan bagian tubuh pasien menerangkan risiko penyakit tertentuMisalnya, jika selama tidur suplai oksigen yang masuk ke tubuh kurang, bisa diduga pasien itu masih merasa lemas dan lesu setiap bangun tidur"Padahal, jika tidurnya sehat, saat bangun, badan terasa segarFresh," tegas pria yang pernah berguru ke Colin Sullivan, ahli kesehatan tidur asal Australia, tersebut.
 
Yang lebih berbahaya adalah jika hasil mengintip itu menunjukkan aktivitas jantung yang cukup keras selama pasien tidurAkibatnya, sirkulasi darah ke tubuh tidak normalDampak lainnya, pasien rentan mengalami gagal jantungDampak kinerja jantung yang berlebihan itu juga bisa merangsang orang untuk kencing

Kondisi sering kencing tersebut bisa mengakibatkan dehidrasi atau kekurangan cairan tubuhKunci utama untuk menghilangkan berbagai gangguan kesehatan tidur adalah mengurangi mendengkur"Kalau bisa dibuang total," tegasnya.
 
Menurut Andreas, orang mendengkur karena berbagai faktorDi antaranya, ada penyempitan di kerongkongan bagian atas oleh amandelJika itu terjadi, jalan satu-satunya untuk mengatasi adalah lewat operasi.
 
Tapi, kata dia, secara fisik, orang ras Asia sangat berpeluang untuk mendengkur, meski tidak tersumbat amandelDia menjelaskan, rahang orang ras Asia cenderung sempitJika tidur dalam keadaan telentang, sangat mungkin mereka mendengkur.
 
Andreas mengungkapkan, selama ini muncul pendapat bahwa hanya orang-orang gendut yang berpotensi mendengkur saat tidurDia menegaskan bahwa itu tidak benar"Ada pasien saya yang peragawati dan tubuhnya tidak gendutTapi, dia juga mendengkur," ujarnya.
 
Pasien Andreas lainnya adalah orang yang sering bertabrakanSetelah tidurnya diintip, ternyata orang itu sering mengigauMenurut dia, jika terlalu sering mengigau, setelah bangun, orang tersebut tidak memiliki konsentrasi yang kuat
 
Dia mengungkapkan, tidak semua gangguan mendengkur harus berujung pada tindakan operasiDi tempat kerja Andreas, pasien diberi pilihan untuk mengatasi dengkuran dengan sebuah alat yang disebut Continuous Positive Airway Pressure (CPAP)
 
Alat semacam masker itu akan mengalirkan udara ke mulut pasienAlat tersebut dipasang sebelum pasien tidurDengan memanfaatkan aliran udara itu, saluran rongga pernapasan bisa terjaga untuk tetap terbuka"Saya dapat informasi, Oprah (Oprah Winfrey, Red) juga menggunakan CPAP selama tidur," jelasnya.
 
Dia berharap ke depan masyarakat Indonesia bisa lebih care terhadap kesehatan tidurSalah satu yang membuat masyarakat kurang memperhatikan kesehatan tidur adalah masih jarangnya dokter yang berfokus mengatasi gangguan tidur(*/c5/iro)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mengunjungi Bicycle Heaven, Surganya Sepeda di Kota Pittsburgh


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler