Dua Pekerjaan Rumah BPR Agar Kompetitif

Senin, 17 November 2008 – 13:42 WIB
JAKARTA - Tulah krisis tampaknya masih menjauhi Bank Perkreditan Rakyat (BPR)Bank yang lebih banyak fokus ke pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) itu, per Agustus 2008, kinerjanya masih mendaki

BACA JUGA: Artha Graha Salurkan Kredit UMKM Rp. 1 T



Total aset mereka tumbuh 22,08 persen menjadi Rp 31,36 triliun
Sementara penghimpunan DPK-nya tumbuh 17,56 persen, dari Rp 17 triliun menjadi Rp 20,64 triliun

BACA JUGA: Pertamina Sesalkan Keputusan Menteri ESDM

Penyaluran kredit mereka juga masih sederas bank umum, tumbuh 26,21 persen
Laba mereka bahkan meroket 71,5 persen

BACA JUGA: Pertagas Bangun Fasilitas Pengolah LPG

Namun, jumlah BPR menyusut menjadi 1.796 dari sebelumnya 1.821 unit

Bank perkreditan rakyat (BPR) dinilai masih kompetitif walaupun sejumlah bank asing di Indonesia mulai memfokuskan penyaluran kreditnya kepada sektor usaha mikro dan kecil.

Namun demikian, ada dua pe er (pekerjaan rumah) yang harus diselesaikan BPRYaitu pertama, membangun loyalitas nasabah karena bank-bank besar juga kian ekspansif menyasar pasar UMKMKedua, memperkuat konsolidasi kelembagaan sehingga antar-BPR makin sinergis dan kompetitif.

Posisi BPR memang kian terjepit oleh ekspansi bank umum ke pasar UMKMSetelah kehadiran Danamon Simpan Pinjam (DSP) yang sarat kontroversi, hadir hingga di pasar-pasar tradisional, kini Bank BTPN juga melakukan langkah senadaTak hanya ituSejumlah bank asing kini juga menyasar pasar UMKMSebut saja Rabobank yang baru mengakuisisi Bank Haga dan HagakitaBank asing seperti HSBC juga membidik pasar tersebut

Ketua Umum Perhimpunan BPR Se-Indonesia (Perbarindo) Jatim Soegeng Notodiharjo mengatakan, kondisi tersebut memang menjadi ancaman bagi BPR"Tapi, bank-bank umum yang membidik skala mikro itu kini juga sudah merasakan betapa sulitnya masuk ke pasar tersebut," ujarnya

Namun, Sugeng membantah jika menyusutnya BPR karena kalah bersaing dengan bank-bank umum"Menyusutnya jumlah BPR karena merger sesuai anjuran BI," tuturnya

Direktur UKM Center FE UI Nining Susilo menambahkan, meski kompetisi kian ketat, BPR terkenal punya nasabah yang loyal"Ada banyak usaha yang sangat kecil terbantu oleh kehadiran BPRSaya kira peran BPR dalam beberapa aspek belum tergantikan," ujarnya Jumat lalu (13/11)Dia mencontohkan banyak para pelaku usaha mikro, dengan omzet Rp 10 - 50 juta dalam setahun, sangat terbantu oleh kehadiran BPR

Hal itu, kata dia, membuat BPR tidak akan cukup mampu digeser oleh bank-bank umum yang menyasar segmen senada"Lagipula, manajemen usaha mikro dan kecil itu berbedaJadi, bank-bank besar masih harus beradaptasi lagi," tuturnya"Kearifan lokal" itulah kata dia yang menjadi keunggulan komparatif BPR

Direktur Kredit BPR dan UMKM BI Ratna EAmiaty menuturkan, kompetisi menjadi kondisi yang tidak terelakkanNamun, "BPR punya kedekatan dengan segmen mikro dan kecil yang sulit untuk bisa dimasuki oleh bank umumItu yang akan membuat BPR terus eksis," ujarnya

Ratna menambahkan, dengan kedekatan BPR terhadap nasabah kecil, sulit bagi bank umum untuk menggeser peran BPRSecara umum itu akan mampu menopang kinerja BPR yang terbukti masih stabil

Ke depan, sambung dia, BPR diharapkan bisa diikutkan dalam program penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) yang selama ini hanya melibatkan bank-bank umum pelat merah dan satu bank swastaNantinya lembaga penjaminnya adalah Lembaga Penjamin Kredit Daerah (LPKD)

Upaya untuk semakin memperkuat fondasi BPR juga datang dari program linkage yang digagas bank sentralLinkage Program adalah program pembiayaan terhadap UMK yang dilaksanakan oleh bank umum dan BPR(eri/fan)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pertamina Jadi Mayoritas di Natuna


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler