BACA JUGA: Artha Graha Salurkan Kredit UMKM Rp. 1 T
Total aset mereka tumbuh 22,08 persen menjadi Rp 31,36 triliun
BACA JUGA: Pertamina Sesalkan Keputusan Menteri ESDM
Penyaluran kredit mereka juga masih sederas bank umum, tumbuh 26,21 persenBACA JUGA: Pertagas Bangun Fasilitas Pengolah LPG
Namun, jumlah BPR menyusut menjadi 1.796 dari sebelumnya 1.821 unitBank perkreditan rakyat (BPR) dinilai masih kompetitif walaupun sejumlah bank asing di Indonesia mulai memfokuskan penyaluran kreditnya kepada sektor usaha mikro dan kecil.
Namun demikian, ada dua pe er (pekerjaan rumah) yang harus diselesaikan BPRYaitu pertama, membangun loyalitas nasabah karena bank-bank besar juga kian ekspansif menyasar pasar UMKMKedua, memperkuat konsolidasi kelembagaan sehingga antar-BPR makin sinergis dan kompetitif.
Posisi BPR memang kian terjepit oleh ekspansi bank umum ke pasar UMKMSetelah kehadiran Danamon Simpan Pinjam (DSP) yang sarat kontroversi, hadir hingga di pasar-pasar tradisional, kini Bank BTPN juga melakukan langkah senadaTak hanya ituSejumlah bank asing kini juga menyasar pasar UMKMSebut saja Rabobank yang baru mengakuisisi Bank Haga dan HagakitaBank asing seperti HSBC juga membidik pasar tersebut
Ketua Umum Perhimpunan BPR Se-Indonesia (Perbarindo) Jatim Soegeng Notodiharjo mengatakan, kondisi tersebut memang menjadi ancaman bagi BPR"Tapi, bank-bank umum yang membidik skala mikro itu kini juga sudah merasakan betapa sulitnya masuk ke pasar tersebut," ujarnya
Namun, Sugeng membantah jika menyusutnya BPR karena kalah bersaing dengan bank-bank umum"Menyusutnya jumlah BPR karena merger sesuai anjuran BI," tuturnya
Direktur UKM Center FE UI Nining Susilo menambahkan, meski kompetisi kian ketat, BPR terkenal punya nasabah yang loyal"Ada banyak usaha yang sangat kecil terbantu oleh kehadiran BPRSaya kira peran BPR dalam beberapa aspek belum tergantikan," ujarnya Jumat lalu (13/11)Dia mencontohkan banyak para pelaku usaha mikro, dengan omzet Rp 10 - 50 juta dalam setahun, sangat terbantu oleh kehadiran BPR
Hal itu, kata dia, membuat BPR tidak akan cukup mampu digeser oleh bank-bank umum yang menyasar segmen senada"Lagipula, manajemen usaha mikro dan kecil itu berbedaJadi, bank-bank besar masih harus beradaptasi lagi," tuturnya"Kearifan lokal" itulah kata dia yang menjadi keunggulan komparatif BPR
Direktur Kredit BPR dan UMKM BI Ratna EAmiaty menuturkan, kompetisi menjadi kondisi yang tidak terelakkanNamun, "BPR punya kedekatan dengan segmen mikro dan kecil yang sulit untuk bisa dimasuki oleh bank umumItu yang akan membuat BPR terus eksis," ujarnya
Ratna menambahkan, dengan kedekatan BPR terhadap nasabah kecil, sulit bagi bank umum untuk menggeser peran BPRSecara umum itu akan mampu menopang kinerja BPR yang terbukti masih stabil
Ke depan, sambung dia, BPR diharapkan bisa diikutkan dalam program penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) yang selama ini hanya melibatkan bank-bank umum pelat merah dan satu bank swastaNantinya lembaga penjaminnya adalah Lembaga Penjamin Kredit Daerah (LPKD)
Upaya untuk semakin memperkuat fondasi BPR juga datang dari program linkage yang digagas bank sentralLinkage Program adalah program pembiayaan terhadap UMK yang dilaksanakan oleh bank umum dan BPR(eri/fan)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pertamina Jadi Mayoritas di Natuna
Redaktur : Tim Redaksi