Dua Tahun Lagi, Bisnis Vending Machine Diprediksi Lepas Landas

Kamis, 09 Juni 2016 – 10:17 WIB
Lalu Athma Sasmita, pendiri perusahaan penyewaan dan operator VM PT Jatari Boreas Sabha (Jatari Vending) Foto istimewa

jpnn.com - Di Indonesia, pasar Vending Machine (VM) tampaknya belum seramai dan sematang di Jepang. Di negeri matahari terbit itu, segala sesuatu bisa dijual melalui VM. Mulai dari makanan, minuman, hingga mainan.

“Bahkan, tersedia rata-rata satu VM untuk 23 orang di Jepang,” ujar Lalu Athma Sasmita, pendiri perusahaan penyewaan dan operator VM PT Jatari Boreas Sabha (Jatari Vending) beberapa hari lalu.

BACA JUGA: Bupati Ojang Akui Hadiahkan Motor ke Pejabat Polda Jabar

Menurut Lalu, pasar VM di Indonesia masih terbilang masuk tahap bayi. Buktinya, hingga 2016, hanya ada lima pemain besar yang bersaing di pasar VM, salah satunya Jatari Vending. Selain itu, dibanding negara tetangga seperti Singapura, negara itu sudah punya 15 ribu VM untuk 15 juta penduduk.

Di Malaysia, sudah ada 45 ribu VM untuk 30,8 juta penduduknya. “Di Indonesia, saat ini baru ada sekitar 4.000 VM untuk lebih dari 250 juta penduduk. Tentu potensi pasar VM di Indonesia masih sangat besar, bisa dibilang blue ocean,” ucap Lalu.

BACA JUGA: Luhut Binsar Pandjaitan: Bagi Saya, Narkotika Lebih Menyeramkan...

Bukti lain yang menunjukkan bahwa pasar ini masih punya potensi besar adalah tidak adanya teknisi VM. Artinya, masih belum banyak pelaku bisnis yang melirik pasar ini.

Namun, Lalu optimistis, pasar VM di Indonesia bisa matang dalam dua tahun ke depan. “Perkiraan saya, di 2018 bisnis ini akan take off. Momen ini bertepatan dengan makin terbiasanya masyarakat menggunakan uang elektronik dan selesainya proyek MRT dan LRT,” duga Lalu.

BACA JUGA: Abraham: Kalau Itu Dianggap Aib, Lakukan Peradilan Tertutup

Bagi Lalu, bisnis VM sangat mengandalkan lokasi. Lokasi menjadi faktor yang sangat menentukan sukses atau tidaknya bisnis. Tak heran, untuk menentukan lokasi yang tepat, dia rela menghabiskan waktu hingga dua pekan untuk mengetahui pergerakan orang di lokasi tersebut. Serta banyaknya pesaing dan buying power penduduk di lokasi itu.

“Kami juga harus pastikan dalam radius tertentu tidak ada minimarket. Sebab hal ini akan menentukan hidup matinya VM. Namun, target kami akan tetap di tempat ramai, khususnya ruang publik dimana people traffic, daya beli dan kebutuhan bersinergi,” ungkap Lalu.

Lokasi dinyatakan strategis dan bagus bila dalam sepekan satu mesin VM bisa menghasilkan setidaknya Rp 4 juta. Namun, bila dalam tiga bulan target per pekan tidak tercapai setelah evaluasi, mesin VM akan dicabut dan pindah lokasikan.

Selain kinerja mesin, Lalu butuh tiga tahun hingga yakin bisnis ini punya potensi besar. Tentunya juga dengan melakukan evaluasi produk yang laris. Sementara, untuk produk yang tidak laku akan langsung diganti. (bca/adv/chi)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anak Buah Prabowo Nilai Program Andalan Jokowi Ini Mubazir


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler