Dua Terduga Teroris Tulungagung Seorang Guru dan Staf Kesra

Selasa, 23 Juli 2013 – 13:31 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Mabes Polri mulai mengungkap identitas dua dari empat terduga teroris jaringan Poso yang ditangkap hidup-hidup di Tulungagung, Jawa Timur, dua hari lalu. Keduanya adalah Mugo Hartanto, 38 dan Sapari, 49.

"Untuk MH (Mugo Hartanto), merupakan seorang guru honor di sebuah SD, dan S (Sapari) adalah staf Kesra di desa. Keduanya dari Tulungagung," kata Kepala Divisi Humas Polri, Irjen Pol Ronny Sompie dalam keterangan persnya di Mabes Polri, Selasa (23/7).

BACA JUGA: Sebut Presiden Pencundang, Habib Rizieq Dinilai Ngawur

Menurut Ronny, keduanya sudah ditetapkan sebagai tersangka dan saat ini masih dalam pemeriksaan oleh tim densus 88 untuk pengembangan. Polri berharap kedua tersangka ini bisa berkembang ke pelaku lain.

"Kemungkinan bisa berkembang pada pelaku lain dan barang burkti lain," ujar Ronny.

BACA JUGA: Jangan Biarkan Ulah FPI

Berdasarkan informasi yang dikumpulkan, keduanya merupakan asli Tulungagung yang menjadi penunjuk jalan dua terduga teroris lainnya yang tewas ditembak di sebuah warung kopi di Kota Tulungagung Senin (22/7). Kedua teroris yang mati tersebut adalah Dayat dan Riza.

Dayat dan Riza diduga teroris jaringan Poso yang menyusup ke Jatim.

BACA JUGA: Politisi PKS Bela FPI

Saat ditanya apakah kedua terduga teroris dari Tulungagung ini juga masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) Densus 88, Ronny memastikan keempat tersangka, termasuk dua orang yang meninggal dunia merupakan DPO Polri.

"Keempat tersangka yang ditangkap kemarin masuk DPO kasus terorisme, dalam kasus Poso, Solo, Medan dan Bali," ungkapnya.

Selain itu dua tersangka teroris yang meninggal dunia dalam proses penangkapan oleh Densus 88, saat ini jenazahnya sudah berada di RS Pusat Polri Kramat Jati untuk dilakukan tindakan medis.

Tindakan medis mulai dari perawatan, jenazah dibersihkan sebelum diserahkan kepada keluarga. Kemudian pengambilan DNA untuk memastikan apakah identitas apakah keduanya memang DPO atau bukan. "Untuk memastikan identitasnya. Itu bagian pertanggungjawaban Densus 88," pungkas Ronny.(fat/mas/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ajudan Sebut Dada tak Pernah Temui Hakim


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler