BANDUNG – Tim Densus 88 menangkap dua orang yang diduga teroris dalam penggerebekan di sebuah rumah kontrakan di Kampung Sukaluyu, nomor 49 D, RT 02/RW 12, Kelurahan Pasir Biru, Kecamatan Cibiru, Sabtu (7/8) sekitar pukul 11.00 WIBDalam penggerebekan yang berlangsung singkat itu, tidak sampai terjadi baku tembak.
seperti dikutip dari Radar Bandung (grup JPNN), selain mengamankan dua orang diduga teroris, Tj dan Hz, polisi juga membuat police line sekitar rumah yang diduga sebagai tempat meracik bom
BACA JUGA: Komisi III Segera Telisik Penyebab Kecelakaan
Pasalnya, dari keterangan warga sekitar, rumah itu dijadikan pabrik dan terdapat bahan kimia cair di drum yang disimpan dalam gudang.Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Sutarman kepada wartawan mengatakan, dua tersangka yang ditangkap berinisial Tj dan Hz
BACA JUGA: Bukti Buruknya Sistem Transportasi Laut di Sulut
"Penerus dari drSementara itu salah seorang saksi mata, Kustiati Haryani, 41, mengakui jika rumah tersebut dikontrak pria yang mengaku bernama Hilmi
BACA JUGA: Ke Bunaken Tanpa Sepengetahuan Administrasi Pelabuhan
"Rumah tersebut punya kakak saya, Tri Susilo Wati (42)Pada awal tahun 2010, Hilmi datang bersama seorang wanita menanyakan kontrakanSetelah sepakat soal harga kontrak Rp 3 juta setahun, Hilmi langsung membawa barang-barangnya pakai mobil," katanya.Kustiati mengatakan, penggerebekan dilakukan sekitar pukul 11.00 WIB"Tiba-tiba ada suara ribut-ribut disertai teriakanTapi saya tidak dengar suara tembakanPas saya tengok, semua polisi sudah ngepung rumah, terus yang ada di rumah disuruh keluar, " paparnya
Diceritakan, sampai saat ini Hilmi telah tinggal selama 6 bulan"Ngakunya dia bujangDia bilang kalau rumah itu mau dijadikan pabrik, dia nunjukkin ada bahan-bahan untuk buat gantungan kunci, ada bahan kimia cair di drum sama tepung seperti terigu, semuanya disimpan di gudang," ceritanya
Namun Kustianti mengaku sedikit anehPasalnya rumah kontrakan Hilmi selalu tertutup rapat"Kaca ditutup pakai koran, dan nggak pernah terdenger suara ribut-ributPadahal kan dia bilang pabrik,” ungkapnya.
Warga lainnya, Iis Komariah, 29, menyatakan, sehari-hari Hilmi termasuk orang yang ramah"Orangnya kelihatan alimPakai kacamata, dan suka menyapaTapi kalau ngomong, nggak panjang lebar," ujar Iis yang rumahnya bersebelahan dengan rumah tersangka.
Iis mengatakan, pada pagi hari sekitar pukul 08.00 WIB, para tersangka minta tolong kepadanya untuk minta memperbaiki pompa airKarena Iis tidak bisa memperbaiki, maka dipanggillah Bambang, 37, masih warga sekitar.
Bambang yang saat wawancara berada di sekitar lokasi mengiyakan hal itu"Ya, pagi sekali ada anak kecil ngasih tahu saya untuk memperbaiki pompaSaya malah sempat belanja pipa sama Fahri buat keperluan perbaikan pompaSetelah satu jam, memperbaiki pompa, saya mandiKurang lebih 30 menit kemudian, terjadi penggerebekanSaya ikut disuruh keluar sama polisi, padahal saya masih telanjang dadaMungkin polisi nyuruh keluar supaya terhindar dari penembakan," paparnya.
Sehari-hari, cerita Bambang, Fahri dan Hilmi terlihat sebagai orang baik-baik"Mereka bicara seperlunyaFahri pernah izin ke Palembang selama dua minggu, baru kemarin pagi pulang," tambahnya.
Bambang juga mengaku merasa sedikit aneh dengan sikap para tersangka"Di rumahnya nggak ada lemari, nggak ada kasur, yang ada cuma ada bahan-bahan bikin gantungan kunci, karung berisi kaya tepung, jerigen dan drum yang katanya bahan cairPaling-paling ada piring, gelas dan sendok yang seadanya," jelasnya.
Dari pengamatan di lapanan hingga tadi malam belum ada barang yang dievakuasi di dalam rumah tersangka(Dhi/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kunker Komisi III Berakhir Petaka
Redaktur : Tim Redaksi