Dugaan Aksi Pembantaian di Yahukimo, Berapa Jumlah Korban?

Kamis, 05 September 2019 – 11:06 WIB
Menko Polhukam Wiranto. Foto: Aristo Setiawan/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menkopolhukam Wiranto membenarkan terjadinya penyerangan dan dugaan pembantaian terhadap pendulang emas di Yahukimo, Papua.

"Kemarin ada pertanyaan tentang kejadian di Yahukimo, belum saya jawab. Sudah ditanyakan, diperiksa, dicek di Yahukimo gimana sih?" katanya, saat konferensi pers situasi terkini Papua, di Jakarta, Rabu.

BACA JUGA: Amnesty: Polda Jatim Harus Mencabut Status Tersangka Veronica Koman

Ia menjelaskan pada tanggal 2-3 September 2019 memang terjadi serangan terhadap pendulang emas ilegal. Para pendulang atau penambang emas ilegal itu berasal dari luar daerah, kata dia, dan sekarang ini sebanyak 253 penambang itu melarikan diri ke Tanah Merah, Boven Digoel, Papua.

"Aparat keamanan sekarang (kemarin, red) sudah mulai mengamankan daerah itu supaya tidak terjadi bentrokan-bentrokan yang menimbulkan korban," kata Wiranto.

BACA JUGA: Pasukan TNI dan Brimob Dikirim ke Lokasi Pembantaian di Perbatasan Yahukimo

Sebelumnya Kapolda Papua Irjen Rudolf Albert Rodja menyebutkan adanya laporan tentang beberapa orang pendulang emas di wilayah Kabupaten Yahukimo telah dianiaya dan dibunuh.

BACA JUGA: Pasukan TNI dan Brimob Dikirim ke Lokasi Pembantaian di Perbatasan Yahukimo

BACA JUGA: Pernyataan Tegas Wiranto soal Benny Wenda

Namun, belum diketahui pasti berapa jumlahnya dan bagaimana nasib mereka karena lokasi pendulangan emas itu berada jauh dari ibu kota Kabupaten Yahukimo.

"Saya sudah mendapat laporan awal dari Kapolres Yahukimo dan Kapolres Asmat," ujar Irjen Rodja, di Jayapura, Senin malam.

Dia menyatakan, kedua polres akan mengirim tim untuk melakukan pengecekan karena diduga lokasi pendulangan berada di perbatasan. (Zuhdiar Laeis/Ant/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Markus Ajak Warga Papua Lihat Kondisi Timor Leste setelah Pisah dari RI


Redaktur & Reporter : Soetomo

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler