Duh, Capital Market Indonesia Jauh di Bawah Thailand

Senin, 20 Februari 2017 – 23:58 WIB
Uang. Ilustrasi Foto: Fitriani/dok.JPNN.com

jpnn.com - jpnn.com - Ketua Komisi XI DPR Melchias Marcus Mekeng menyatakan, produk domestik bruto (GDP) Indonesia lebih besar dari Thailand, Singapura dan Malaysia. Sayangnya, capital market yang ada masih di bawah ketiga negara itu.

Menurutnya, kondisi itu menunjukkan industri jasa keuangan di Indonesia belum optimal mendukung pembangunan bangsa. Karena itu perlu terus digenjot dengan cara memperbesar investasi dalam negeri maupun luar negeri.

BACA JUGA: Pemerintah Diprediksi Tetap Lakukan Deregulasi

"Gross domestic product Indonesia lebih besar daripada Thailand, Singapura dan Malaysia. Namun capital market kita masih dibawah ketiga negara tersebut,” ujar Mekeng dalam seminar bertema Problem Defisit Anggaran dan Strategi Optimalisasi Penerimaan Negara 2017’yang digelar Kelompok Fraksi XI Partai Golkar DPR di Jakarta, Senin (20/2).

Lebih lanjut politikus Partai Golkar itu mengatakan, GDP Indonesia pada November 2016 justru minus 0,4 persen. “Bandingkan dengan Malaysia 1,5 persen, Singapura 2,4 persen dan Thailand sebesar 1,1 persen,”

BACA JUGA: Mulai Januari, Aliran Dana Masuk Capai Rp 26 Triliun

Untuk menghadapi kondisi yang ada, kata Mekeng, ada beberapa langkah yang bisa ditempuh. Antara lain mengarahkan perusahaan BUMN maupun perusahaan asing yang mengeskploitasi sumber daya alam di Indonesia menjadi perusahaan yang go public.

Tujuannya agar industri keuangan di tanah air mampu mendukung pembangunan infrastruktur, mempermudah akses permodalan bagi UMKM dan mengenalkan produk jasa keuangan sebagai alternatif investasi sampai pelosok daerah. Sementarta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) perlu membuat sejumlah aturan yang ramah dan berorientasi pasar sebagai instrumen pemacu pertumbuhan.

BACA JUGA: Ekonomi AS Membaik, Global Masih Sulit

"Melihat perbandingan antara kapitalisasi pasar terhadap GDP Indonesia dan jumlah investor yang ada di pasar modal, seharusnya tugas dari OJK bersama bursa efek membuat aturan yang lebih market oriented dan friendly. Peraturan-peraturan itu merupakan instrumen yang diperlukan untuk memacu pertumbuhan," ucapnya.(gir/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Perekonomian Lampung Melesat 5,15 Persen


Redaktur & Reporter : Ken Girsang

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler