jpnn.com - jpnn.com - Banjir di Kecamatan Arut Utara, Kalimantan Tengah sudah berlangsung sepuluh hari.
Namun, belum ada tanda-tanda air akan surut.
BACA JUGA: Ribuan Warga Masih Terisolasi di Limapuluh Kota
Masyarakat pun mengungsi ke dataran yang lebih tinggi dan mendirikan tenda seadanya.
Berdasarkan pantuan di Kelurahan Pangkut, sedikitnya lima RT dengan 250 KK terendam banjir.
BACA JUGA: Rumah Dilanda Banjir, Belasan Ribu Warga Diungsikan
Air terus bertambah tinggi sehingga warga RT 1 dan 2 Kelurahan Pangkut terpaksa mengungsi.
Utin Umrah (47), warga Kelurahan Pangkut, mendirikan tenda kecil di dataran yang lebih tinggi.
BACA JUGA: Banjir di Bungo dan Merangin Telan Korban Jiwa
Tenda yang dibuat sangat sederhana. Dalam tenda tersebut terdapat tikar dan bantal untuk tidur.
Di sebelahnya juga terdapat kompor dan peralatan untuk memasak.
"Kami harus mengungsi dan buat tenda untuk tidur sementara," kata Utin sebagaimana dilansir laman Prokal, Senin (6/3).
Dia sudah empat hari tinggal di tenda sejak rumahnya terendam banjir.
Dirinya memilih membuat tenda ketimbang harus mengungsi di kelurahan.
"Kalau tenda kami ini hanya muat tiga orang. Sementara anggota keluarga kami totalnya tujuh orang. Anak kami yang besar ikut di rumah tetangga yang lebih tinggi. Kami tidak mau mengungsi karena kemarin itu kantor kelurahan masih dikunci," ujarnya.
Untuk kebutuhan makan, kata Utin, masih aman.
Sedangkan air bersih dipasok menggunakan air galon isi ulang.
"Kami butuh seperti selimut saja. Soalnya kalau malam kan dingin," katanya.
Di sisi lain, berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kobar, seluruh desa dan kelurahan di Kecamatan Arut Utara sudah terkena banjir.
Sekitar 730 warga terkena dampak banjir di Aruta.
Selain itu, sebanyak 400 rumah juga rusak parah. (rin/yit)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Astaga! 890 Hektare Sawah Gagal Tanam Akibat Banjir
Redaktur & Reporter : Ragil