jpnn.com - SURABAYA - Kampus-kampus negeri yang mentereng di Surabaya gagal menjadi jawara di Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) Ke-28. Dua perguruan tinggi negeri (PTN) di Surabaya hanya berhasil masuk peringkat sepuluh besar. Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berada di peringkat ketiga, sedangkan Universitas Airlangga (Unair) di posisi keempat.
Dua PTN andalan Surabaya tersebut kalah oleh Universitas Brawijaya (Unibraw) yang berada di peringkat pertama dan Universitas Gadjah Mada (UGM) yang menjadi runner-up.
BACA JUGA: Ditjen Pendidikan Islam Tak Punya RKA/KL, Ini SIkap Komisi VIII DPR
Urutan peringkat tersebut berdasar pada perolehan jumlah medali setiap PTN. Tahun ini, Unair hanya meraih 2 emas dan 3 perak. Sementara itu, ITS mengumpulkan 4 emas, 6 perunggu, dan 6 perak.
Sekretaris Pusat Informasi dan Humas (PIH) Unair Dr drg Prihartini Widiyanti MKes SBio CCD menjelaskan, peringkat Unair tahun ini sama dengan tahun lalu.
BACA JUGA: Siswa SMK Bacalah Ini, 3 Pilar Tingatkan Daya Saing
''Memang sama-sama peringkat keempat. Tapi, tahun ini perolehan medali emas lebih banyak. Tahun ini ada 13 kelompok program kreativitas mahasiswa (PKM) Unair yang lolos Pimnas,'' terangnya.
Yanti melanjutkan, ada dua kriteria penilaian saat kelompok PKM bertanding di Pimnas. Yakni, 70 persen penilaian presentasi dan 30 persen laporan akhir. Yanti menerangkan, kontingen PKM Unair unggul dalam presentasi.
BACA JUGA: Kemenag Dituding Asal-asalan Kelola Pendidikan Islam
''Kami menyiapkan maksimal. Kontingen Unair memang dilatih mental dan percaya diri saat presentasi. Jadi, kami mendapatkan nilai bagus dalam teknik presentasi,'' papar dosen pembimbing PKM yang turut serta mendampingi Pimnas di Universitas Halu Oleo, Kendari, tersebut.
Dia menjelaskan, dari tahun ke tahun, medali emas Unair diraih tim PKM Penelitian (PKM-P). Begitu juga tahun ini. Dua emas berasal dari dua tim PKM-P. Yakni, inovasi kornea hidrogel dan Sintesis Poly-L-Lactid-Acid (Plla) coating kitosan sebagai stent bersalut obat pada kasus penyakit jantung koroner.
''PKM-P setiap tahun selalu dapat medali emas,'' katanya.
Dikonfirmasi terpisah, Kepala Lembaga Pengembangan Pendidikan Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni (LP2KHA) ITS Bambang Sampurno mengakui bahwa perolehan tahun ini menurun bila dibandingkan dengan sebelumnya.
''Tahun lalu ITS peringkat kedua,'' katanya. Menurut dia, hal itu disebabkan beberapa hal. Salah satunya keterlambatan pencairan dana. ''Anggaran dari Kemenristek Dikti sempat tertunda,'' ujar Bambang. ''Hingga Agustus ini saja baru turun 70 persen,'' lanjutnya. (bri/ara/c19/oni)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Riset Iptek Masih Terkendala Dana, Ini Saran Menko PMK
Redaktur : Tim Redaksi