Dukung Jokowi-JK, Bekraf Gelar Workshop di Sumedang

Selasa, 18 September 2018 – 17:28 WIB
Direktorat Edukasi Badan Ekonomi Kreatif Indonesia menyelenggarakan workshop bertema “Pendataan dan Pengembangan Desain Kemasan di Sumedang" pada Senin (17/9) di Sumedang, Jawa Barat. Foto: Humas Bekraf

jpnn.com, SUMEDANG - Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Jusuf Kala (JK) memberi perhatian besar dan serius terhadap pengembangan ekonomi kreatif di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dengan didirikannya Lembaga Non-Kementerian yang baru yaitu Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).

Jokowi dalam sambutannya saat acara Temu Kreatif Nasional 4 Agustus 2015 lalu, menyatakan bahwa ekonomi kreatif dapat menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia di masa yang akan datang.

BACA JUGA: Indonesia Jadi Poros Ekonomi Kreatif pada 2030

Sebagai bentuk dukungan terhadap komitmen politik Pemerintahan Jokowi-JK tersebut, Direktorat Edukasi Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Indonesia menyelenggarakan kegiatan workshop sehari di Kota Sumedang, Jawa Barat (Jabar), Senin (17/9/2018).

BACA JUGA: Misbakhun Beber Bukti Jokowi Peduli Ekonomi Kreatif & UMKM

Workshop yang mengusung tema “Pendataan dan Pengembangan Desain Kemasan di Sumedang” ini menghadirkan sejumlah narasumber yakni Endang Warsiki (Ahli Kemasan IPB), Sugeng Untung (Desainer Produk), Ratieh Sanggarwaty (Anggota Komisi X DPR RI) dan Mohammad Amin (Kepala Sub Direktorat Edukasi Ekonomi Kreatif Publik).

Ratieh Sanggarwaty dalam materinya menjelaskan sudah saatnya kaum perempuan diikutsertakan dan berperan untuk mewujudkan terselenggaranya ekonomi kreatif di Indonesia. Perempuan memupunyai peran yang sangat penting dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

BACA JUGA: Pengembangan Ekonomi Kreatif Masih Parsial

“Bagi pengusaha wanita pemula tentunya tidak pernah ada waktu untuk berleha-leha, bahkan semakin bisnis terus berkembang, harus lebih giat lagi agar bisnis bisa langgeng dan lebih besar dari sebelumnya,” papar Ratieh.

Lebih lanjut, dia menjelaskan daerah Sumedang memiliki beragam aneka makanan khas bahkan sudah dikenal hingga manca negara. Selain kuliner, di Sumedang juga memiliki potensi Agrobisnis dan Peternakan.

Sementara pakar Kemasan IPB Endang Warsiki dalam materinya mengatakan, penjaminan kualitas produk dalam kemasan selama ini yang hanya didasarkan pada label kedaluarsa. Label ini bersifat pasif, karena hanya benar jika produk diperlakukan sesuai dengan kondisi penyimpanan yang dipersyaratkan.

Label kedaluarsa ini kata Endang, tidak dapat menginformasikan bagaimana kualitas riil produk jika terjadi kesalahan penanganan produk selama penyimpanan.

“Sebuah inovasi dikembangkan dengan memberikan label indikator warna yang diletakan baik di dalam maupun di luar kemasan. Label ini sensitif terhadap perubahan lingkungan penyimpanan dan akan berubah warna jika lingkungan kemasan tidak memenuhi kebutuhan yang dipersyaratkan dan sekaligus sebagai indikasi telah terjadi perubahan kualitas produk yang dikemas,” kata Endang.

Sedangkan Direktur Edukasi Ekonomi Kreatif Bekraf Poppy Savitri menjelaskan perekonomian Indonesia beralih dari semula era industri, beralih ke era ekonomi kreatif. Sektor ini menjadi unggulan sekaligus harapan besar bagi perekonomian Indonesia. Terbukti kontribusi sektor ini meningkatkan devisa negara, termasuk menyediakan lapangan kerja yang cukup besar.

Indonesia mempunyai beberapa indikator yang menunjukkan adanya potensi besar untuk dikembangkan secara ekonomi yang digerakkan oleh kreatifitas/ide berbasis kekayaan budaya dan lingkungan alam, dengan memanfaatkan teknologi informasi yang semakin maju saat ini.

Selain kekayaan budaya dan lingkungan alam, Indonesia merupakan Negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia yang diprediksi akan memiliki bonus demografi dengan proporsi penduduk usia produktif sangat besar mencapai 60 persen dari total penduduk. Ketersediaan sumber daya manusia ini merupakan modal dasar dalam pengembangan ekonomi kreatif yang hadir dari ide dan kreatifitas manusia yang tidak terbatas.

"Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF) mempunyai sasaran pencapaian strategis yakni naiknya Pendapatan Domestik Bruto (PDB) dari 7,5 persen menjadi 12 persen, menyerap tenaga kerja dari 12 juta menjadi 13 juta, berkontribusi terhadap ekspor/Devisa Bruto dari 6,4 persen menjadi 10 persen  (Renstra Badan Ekonomi Kreatif, 2015).

Pencapaian Sasaran strategis tersebut dirinci pertahun perkembangannya dengan angka tertentu. Pada tahun 2016, misalnya, Pendapatan Domestik Bruto diharapkan telah naik menjadi 8,5 persen dan tenaga kerja yang terserap telah mencapai 12.400.000 orang. Adapun kontribusi ekpor telah mencapai 7 persen,” papar Poppy.

Dalam mencapai sasaran strategi tersebut, Direktorat Edukasi Ekonomi Kreatif Badan Ekonomi Kreatif bertugas untuk membantu tersedianya SDM ekonomi kreatif yang berdaya saing dengan ruang lingkup di seluruh Indonesia. Salah satu tugas dari Direktorat ini yakni membantu pelaku ekonomi kreatif untuk memasuki ekosistem ekonomi kreatif agar mampu meningkatkan nilai tambah dari produk barang dan jasa yang digelutinya.

Keenam belas sub sektor yang akan digerakkan oleh Badan Ekonomi Kreatif terdiri dari: 1) Aplikasi dan pengembangan game, 2) Arsitektur, 3) DesainInterior, 4) Desain Komunikasi visual, 5) Desain Produk, 6) Fashion, 7) Film, Animasi dan Video, 8) Fotografi, 9) Kriya (Kerajinan Tangan), 10) Kuliner, 11) Musik, 12) Penerbitan, 13) Periklanan, 14). Seni Pertunjukan, 15). Seni Rupa, 16). Televisi dan Radio.

Lebih lanjut ia menjelaskan, workshop Packaging adalah satu dari sekian banyak kegiatan kreatif yang diselenggarakan oleh Kedeputian Riset, Edukasi dan Pengembangan, melalui Direktorat Edukasi Ekonomi Kreatif. Workshop yang tentu saja bersifat edukatif, sesuai dengan tugas dan fungsi Direktorat. Dari workshop ini, diharapkan akan semakin meningkat kemampuan dan wawasan bagi para peserta yang teridir dari para pengusaha makanan dan souvenir ini.

Workshop ini diharapkan bisa memperluas wawasan dan meningkatkan kemampuan pelaku kreatif dalam meningkatkan kualitas dan kuantitas karyanya. Badan Ekonomi Kreatif sebagai lembaga pemerintah non kementerian di Pusat berharap akan mendapatkan manfaat berupa ketersediaan data potensi dan aspirasi.(fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ikhtiar Tantowi Seriusi Potensi Ekonomi Kreatif Negeri Kiwi


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler