Dukungan Jokowi di Dunia Maya Penuh Rekayasa

Kamis, 12 Desember 2013 – 18:08 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Romahurmuzy mengingatkan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) agar tidak terbuai dengan dukungan melalui dunia maya dan media massa yang mengelu-elukannya sebagai calon presiden pada Pemilu 2014. Dukungan melalui dunia maya dan media menurutnya, justru sangat rentan berbalik arah.

“Dukungan melalui dunia maya sesungguhnya semu karena mudah direkayasa sesuai pesanan. Sementara dukungan media yang didapatnya saat ini juga rentan berbalik arah. Makanya, Jokowi jangan terlena,” kata Romahurmuzy kepada wartawan di gedung DPR, Senayan Jakarta, Rabu (12/12).

BACA JUGA: Asosiasi DPRD Dorong Pilkada Tidak Langsung

Menurut politisi muda yang biasa dipanggil Romy itu, tim IT PPP telah mempelajari teknik dukungan di dunia maya. Salah satu temuannya, akun pendukung Jokowi bukan pendukung real tapi buzzer saja. Sementara dukungan media yang ada hanya ikut-ikutan saja.

Inisiasi satu isu di media, lanjutnya, bisa direkayasa tapi dampaknya bisa seperti bola salju dan hal seperti itu bisa berdampak negatif.

BACA JUGA: Pengumuman Ditunda, Jangan Ada Celah Kecurangan

“Kita jangan terlalu cepat menyikapi dinamika seseorang di dunia maya. Banyaknya follower karena dunia maya penuh dengan rekayasa dan ada ribuan orang mampu membuat dirinya seolah begitu. Faktanya, akun pendukung Jokowi tidak punya follower dan lokasi pendukung hanya sekitaran Jabotabek,” ungkapnya.

Karena itu, Rommy mengingatkan masyarakat agar menilai calon pemimpin dari sisi substansi dan abaikan semua bentuk kemasan. "Terhadap Jokowi, saya menyarankan, gunakan waktu, pemikiran dan kemampuan serta dukungan dunia maya dan media untuk menyelesaikan berbagai masalah di Jakarta yang belum satupun menemukan kejelasan,” sarannya.

BACA JUGA: Muhaimin Berdayakan 38 Kantong TKI dengan Wirausaha

Selain itu, Jokowi juga dia ingatkan untuk memaknai pernyataan Ketua Umum PDIP, Megawati, bahwa untuk menjadi presiden itu gampang, tapi menjadi pemimpin itu yang sulit.

Pernyataan Mega itu, lanjutnya, merupakan pandangan dan nasihat yang tepat kepada bangsa ini termasuk Jokowi. Pemimpin itu harus memiliki bukti kerjanya, teruji dan melalui proses pematangan.

“Sosok pemimpin bukan berdasarkan kosmetika yang nampak di wajahnya, tapi berbasiskan integritas dan pengalaman. Untuk memimpin rakyat indonesia ke depan harus memiliki keterujian di tingkat nasional. Sebuah bangsa yang besar tidak bisa dipimpin oleh seorang pemimpin yang rakyat belum memastikan ujian yang dilaluinya,” imbuhnya. (fas/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Istri Akil Sebut Penyitaan Rumah Tak Terkait Korupsi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler