Tidak punya banyak waktu untuk membaca berita hari ini? Tenang kami sudah merangkum informasi utama dari sejumlah negara dalam 24 jam terakhir.
Dunia Hari Ini, edisi Rabu 13 September kita awali dari Australia.
BACA JUGA: Dunia Hari Ini: Kim Jong Un Pergi ke Rusia Naik Kereta Mewah Berlapis Baja
Sanksi baru Australia kepada pejabat IranPemerintah Australia menerapkan sanksi baru terhadap sejumlah individu dan lembaga Iran, hampir setahun setelah kematian Mahsa "Jina" Amini yang memicu protes di seluruh dunia.
Australia sebenarnya sudah menjatuhkan tiga sanksi kepada pemerintah Iran sejak Desember 2022, namun Menteri Luar Negeri Australia Penny Wong mengatakan sanksi terbaru ini lebih menargetkan "mereka yang menindas perempuan dan anak perempuan di Iran."
BACA JUGA: Australia Barat Diharapkan Bisa Menjadikan Indonesia Lebih Dari Sekedar Rekan Bisnis
"Australia berdiri dalam solidaritas dengan rakyat Iran, khususnya perempuan dan anak perempuan, yang terus menunjukkan keberanian luar biasa dalam menghadapi penindasan yang sedang berlangsung," katanya.
Daftar sanksi pemerintah kini akan mencakup juru bicara Pasukan Penegakan Hukum Iran, Saeed Montazeri Al-Mahdi, yang mengancam akan mengambil tindakan hukum terhadap perempuan dan anak perempuan yang melanggar undang-undang terkait penggunaan jilbab di Iran.
BACA JUGA: Dunia Hari Ini: Korban Selamat Gempa Maroko Kesulitan Dapat Air dan Makanan
Australia juga telah memberikan sanksi kepada kepala polisi siber Iran, yang memadamkan koneksi internet untuk meredam protes yang meluas setelah kematian Mahsa, dan dua jurnalis media pemerintah di Islamic Republic of Iran Broadcasting, yang diyakini Australia sudah menyiarkan pengakuan yang dipaksa dari tahanan politik, para aktivis, dan kelompok agama minoritas.Kondisi terkini di Maroko dan LibyaBadak menyerang petugas kebun binatang Austria
Selasa kemarin, seekor badak menyerang pasangan suami-istri yang bekerja sebagai penjaga kebun binatang Hellbrunn, kota Salzbury, Austria.
Sang istri tewas sementara sang suami terluka saat hendak melakukan upaya penyelamatan.
Direktur kebun binatang Sabine Grebner mengatakan perempuan berusia 33 tahun berkewarganegaraan Jerman, sedang ditugaskan untuk mengoleskan obat nyamuk ke tubuh badak, karena sensitif terhadap gigitan serangga.
Kantor berita Austria APA mengutip pernyataan resmi kebun binatang melaporkan badak betina berusia 30 tahun dengan berat 1,8 ton bernama Jeti, menyerang penjaganya tanpa alasan yang jelas.Kapal pesiar kandas di daerah terpencil Greenland
Sebuah kapal pesiar mewah yang membawa 206 penumpang kandas di Greenland, sementara pertolongan terdekat melalui jalur laut membutuhkan beberapa hari.
Komando Gabungan Arktik, yang bagian dari militer Denmark mengatakan Ocean Explorer kandas pada Senin lalu di taman nasional Alpefjord, yang berjarak 1.400 kilometer timur laut dari ibu kota Greenland.
"Kapal pesiar yang bermasalah di taman nasional jelas memprihatinkan. Bantuan terdekat jauh, unit kami jauh, dan cuaca bisa jadi sangat tidak mendukung," kata kepala operasi JAC, Komandan Brian Jensen.
"Namun, dalam situasi khusus ini, kami tidak melihat adanya bahaya langsung terhadap nyawa manusia atau lingkungan, ini cukup meyakinkan."Presiden Putin: Sistem politik Amerika Serikat 'busuk'
Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan kasus kriminal yang menyeret mantan presiden Donald Trump bermotif politik dan menunjukkan "kebusukan" sistem politik di Amerika Serikat.
"Ini menunjukkan kebusukan sistem politik Amerika, yang tak bisa lagi berpura-pura mengajarkan demokrasi kepada orang lain," katanya pada pertemuan Forum Ekonomi Timur di kota Vladivostok.
"Semua yang terjadi pada Trump adalah bentuk penganiayaan terhadap seorang lawan politik, karena alasan politik. Begitulah adanya. Dan ini dilakukan di depan publik Amerika Serikat dan seluruh dunia," ujarnya.
Donald, calon presiden terkuat dari Partai Republik untuk pemilu tahun depan, menghadapi serangkaian kasus hukum, antara lain didakwa berupaya untuk membalikkan kekalahannya dalam pemilu presiden tahun 2020 dari Joe Biden.
Dia telah mengaku tidak bersalah, Sementara Presiden Biden, yang mencalonkan diri kembali pada pemilu tahun depan, tetap bungkam mengenai proses hukum yang dihadapi Donald Trump.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Undangan dari Presiden Bharat Menimbulkan Spekulasi Jika India Akan Mengubah Namanya