Nyapu-nyapu supaya lantai enggak berdebu, enggak kerasa sudah hari Rabu!

Di pertengahan pekan ini, semoga semangat kita juga masih menggebu.

BACA JUGA: Meski Mampu, Banyak Warga Australia Memilih Tidak Punya Mobil Pribadi

Untuk melengkapi hari Anda, berikut rangkuman berita pilihan yang terjadi di berbagai negara dalam 24 jam terakhir. 

Inilah Dunia Hari Ini edisi 10 Mei 2023, yang akan kita mulai dari Israel.

BACA JUGA: Monopoli Ekspor Australia ke Indonesia Terancam Berakhir

Serangan Israel di Gaza menewaskan 12 orang

Menurut pejabat Palestina, serangan udara Israel di Gaza menewaskan tiga komandan senior Jihad Islam dan sedikitnya sembilan warga sipil, termasuk empat anak-anak, Selasa kemarin.

Serangan udara itu adalah insiden terbaru dalam setahun terakhir, di mana kekerasan di Tepi Barat meningkat di bawah intensitas serangan Israel, yang dibalas dengan serentetan serangan jalanan Palestina terhadap orang Israel.

BACA JUGA: Palestina Harapkan Aksi Nyata Indonesia Melawan Kejahatan Israel

Pekan lalu terjadi baku tembak lintas-perbatasan setelah kematian seorang Jihad Islam yang ditahan di Israel.

Israel mengatakan pihaknya menargetkan tiga pemimpin Jihad Islam, yakni sebuah kelompok yang didukung Iran yang masuk dalam daftar terorisme di Barat, sekaligus pemimpin jaringan bersenjata terbesar kedua di Gaza.Iran hukum gantung dua pria

Yousef Mehrdad dan Sadrollah Fazeli Zare dieksekusi karena kejahatan penistaan, termasuk menghina agama Islam, nabi dan orang suci lainnya, menurut situs berita peradilan Mizan.

Situs tersebut melaporkan keduanya menjalankan puluhan platform online anti-agama yang menyuarakan kebencian terhadap Islam, promosi ateisme, dan penghinaan terhadap kesucian agama.

Amnesty International mengutuk eksekusi itu di halaman Twitter-nya.

"Eksekusi Yousef Mehrdad dan Sadrollah Fazeli Zare hari ini karena 'kemurtadan' menunjukkan tingkat terendah baru yang mengejutkan dari otoritas Iran dan hanya menambah status paria Iran," tulisnya.

"Mereka digantung semata-mata karena unggahan media sosial, yang merupakan sebuah serangan terhadap hak untuk hidup dan kebebasan beragama."Mantan perdana menteri Pakistan ditangkap

Imran Khan ditangkap oleh Badan anti-korupsi Pakistan di halaman Pengadilan Tinggi Islamabad, hingga memicu bentrokan antara pendukungnya dan polisi yang menewaskan sedikitnya satu orang.

Penangkapan terjadi sehari setelah militer mengeluarkan teguran terbuka pada Imran, setelah mantan PM ini berulang kali menuduh seorang pejabat militer senior mencoba membunuhnya, serta upaya penggulingan dirinya dari kekuasaan didalangi oleh mantan kepala militer.

Pengadilan tinggi di Islamabad memanggil pihak berwenang untuk menjelaskan penangkapannya di halaman gedung pengadilan, yang memicu kerusuhan yang meluas, sementara partai Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) milik Khan meminta pendukungnya untuk "mengunci Pakistan."

"Rakyat Pakistan, inilah saatnya untuk menyelamatkan negara Anda. Anda tidak akan punya kesempatan lain," tulis PTI di Twitter.Juri putuskan Donald Trump bertanggung jawab atas pelecehan seksual

Juri dalam pengadilan perdata telah memutuskan mantan presiden AS Donald Trump terbukti melakukan pelecehan seksual terhadap penulis majalah E Jean Carroll dan kemudian memfitnahnya dengan mengecapnya pembohong, tetapi juri menemukan Trump tidak memperkosanya.

Juri beranggotakan sembilan orang di pengadilan federal Manhattan memberi Jean Carroll sekitar $5 juta sebagai kompensasi dan ganti rugi.

Jean Carroll mengatakan kemenangannya "bukan hanya untuk saya tetapi untuk setiap perempuan yang menderita karena tidak dipercaya".

Dalam unggahan yang ditulis dengan huruf kapital di media sosial, Trump mengatakan putusan itu "memalukan", dan tim kampanyenya mengatakan dia akan mengajukan banding atas putusan tersebut.Tiongkok balas mengusir diplomat Kanada

Kanada mengusir diplomat Tiongkok Zhao Wei karena tuduhan mata-mata dan menyasar politisi Kanada karena mengkritik perlakuan Tiongkok terhadap minoritas Muslim Uyghur.

Tiongkok membalasnya dengan mengatakan "tindakan tidak masuk akal", dengan meminta Jennifer Lynn Lalonde, konsul dari konsulat Kanada di Shanghai, untuk meninggalkan Tiongkok pada 13 Mei, menurut Kementerian Luar Negeri Tiongkok dalam sebuah pernyataan.

"Menanggapi provokasi yang tidak masuk akal dari pihak Kanada, Tiongkok telah mengadopsi tindakan pembalasan yang sesuai," kata Wang Wenbin, juru bicara kementerian luar negeri Tiongkok, pada konferensi pers reguler.

Perdana Menteri Justin Trudeau mengatakan Kanada tidak akan terintimidasi oleh pembalasan dari Tiongkok.

BACA ARTIKEL LAINNYA... Dunia Hari Ini: Bentrokan Antaretnis di India Menewaskan Lebih dari 50 Orang

Berita Terkait