Durian Melayu, Sajian Khas Bulungan

Rabu, 30 Juli 2014 – 04:46 WIB
Penjual Durian Melayu di Tarakan, melimpah ruah di pekan terakhir Ramadan. Foto: Agoes Suwondo/Radar Tarakan/JPNN.com

jpnn.com - MUSIM buah Durian Melayu di Kalimantan Utara, tepatnya di Kabupaten Bulungan bertepatan dengan berakhirnya bulan Ramadan 1435 Hijriah/2014 Masehi.

Harganya bervariasi tergantung ukuran besar buahnya. Dari yang terkecil seharga Rp 10 ribu sampai yang terbesar Rp 50 ribu. Namun kandungan fosfor dari buah durian melayu terkenal sangat tinggi dan jika terlena dengan lezatnya, mengkonsumsi secara berlebihan kepala bisa pusing seperti mabuk.

BACA JUGA: JK: Apa pun Jabatannya, Makanannya Tetap Ketupat

Di pekan terakhir Ramadan, kala kaum muslim sibuk mempersiapkan beraneka kebutuhan untuk Lebaran, ada yang berbeda diantara riuhnya masyarakat itu. Apa itu?

Aroma khas buah durian (Durio Zibethinus) sudah menyebar saat kita melewati Jalan Yos Sudarso yang merupakan jalan protokol di Kota Tarakan, Kalimantan Utara.

BACA JUGA: Saat Umat Hindu Membantu Perayaan Lebaran

Bagaimana tidak, gundukan buah durian banyak ditemui di sepanjang pinggir jalan protokol, utamanya saat senja merambah. Kita dapat dengan mudah mendapatkan penjual musiman buah durian yang tak segan untuk membelahkan durian yang dibeli untuk membuktikan kualitasnya. Durian apakah itu"

Durian Melayu begitu orang sering menyebutnya. Kali ini durian asal Tanjung Selor dan Tanjung Palas Kabupaten Bulungan, Kalimantan Utara ini mulai merambah Tarakan yang memang merupakan kota distribusi utama buah beraroma khas ini.

BACA JUGA: Iyum, Berharap Ada Keajaiban Saat Lebaran

Kota Tanjung Selor dan Tanjung Palas memang sangat dikenal sebagai penghasil buah legit ini. Bagi penggemarnya, Idulfitri kali ini merupakan pesta buah berduri luar dengan cita rasa yang nikmat ini.

“Kalau durian dari Tanjung Selor dan Tanjung Palas ini memang bentuknya tidak terlalu besar. Namun rasanya dijamin memuaskan bagi yang hobi makan durian ini,” kata Anwar, 42 tahun, salah seorang penjual durian di bilangan Jalan Yos Sudarso.

Menurut Anwar, buah durian yang ia jual musim ini, banyak yang masak pohon. Hal ini dinilai mampu meningkatkan kualitas rasanya.

“Kalau Durian Melayu dari Tanjung ini memang dikenal memiliki seribu rasa. Kenapa saya bilang seribu rasa, karena beragam jenisnya dan memiliki rasa manis yang berbeda-beda,” ungkap warga Rukun Tetangga (RT) 07 Gunung Lingkas ini.

Jangan khawatirkan harganya. Rata-rata harga jual buah ini sekitar Rp 10 ribu untuk yang berukuran kecil, dan Rp 50 ribu untuk yang besar. “Memang tidak sebesar Durian Montong, tapi soal rasa manisnya bisa diadu,” jelas Anwar.

Sementara itu, Rina (20), warga Kelurahan Sebengkok yang juga merupakan penjual musiman buah berduri luar ini mengatakan, untung yang diperolehnya mencapai Rp 3 sampai 4 ribu per buah. Dari pengakuan pelanggan yang berbelanja di tempatnya, buah tersebut selain dimakan langsung, juga untuk campuran menu kolak dan minuman. (***/ndy)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tenggang Rasa Berbuah Panen Penghargaan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler