jpnn.com, JAKARTA - Kontribusi penjualan e-commerce disebut tidak lebih dari satu persen dari keseluruhan total belanja ritel.
Namun, dengan kontribusi tersebut, perusahaan logistik telah merasakan peningkatan yang cukup signifikan.
BACA JUGA: Hanya 20 Persen UMKM Manfaatkan Platform Online
Salah satunya adalah PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) yang membukukan peningkatan arus barang sekitar 30 persen.
Presiden Direktur PT Tiki Jalur Nugraha Ekakurir (JNE) Mohammad Feriadi mengatakan, pertumbuhan transaksi e-commerce di Indonesia berhasil mengerek arus barang melalui jasa pengiriman logistik.
BACA JUGA: Peraturan Pajak E-Commerce Segera Rampung
’’Peningkatan kami lebih dari 30 persen dan kami tetap optimistis ini di angka yang sama tahun ini,’’ ujar Feriadi di kantor pusat JNE, Jakarta, Senin (16/10).
Feriadi meyakini, saat ini terdapat peralihan kebiasaan belanja masyarakat dari offline menuju online.
BACA JUGA: E-Commerce Jadi Tulang Punggung Ekonomi Digital
’’Kalau toko yang ditanya, pasti akan mengatakan, ’Iya, toko saya sepi pengunjung’. Tapi, JNE mengalami lonjakan,’’ kata Feriadi.
Harga murah dan kemudahan menjadi alasan cepatnya pertumbuhan e-commerce.
Feriadi mengatakan, transaksi pengiriman dari online atau e-commerce mengambil porsi 50 persen di antara keseluruhan jasa pengiriman logistik 70 persen.
Sisanya, 30 persen, merupakan pengiriman logistik dari sektor corporate.
’’Jadi, revenue ritel kami ada 70 persen, 30 persen corporate. Dari 70 persen itu, 50 persennya dari e-commerce,’’ papar Feriadi. (agf/c14/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penetrasi Perdagangan Online Dinilai Masih Rendah
Redaktur & Reporter : Ragil