Berbekal pengalaman pernah berkeliling dunia, Effendi Soleman bulan depan berkeliling NusantaraDia akan menggunakan kapal rancangan sendiri
BACA JUGA: Maryani dan Ponpes Khusus Waria di Jogjakarta
Ketika merancang, dia tak menggunakan rumus-rumus perkapalan yang njelimetBACA JUGA: Kisah Wayan Mertayani yang Menjuarai Lomba Foto Internasional berkat Kamera Pinjaman
Tutup panci pun jadi=======================
THOMAS KUKUH, Jakarta
=======================
MEJA kerja di rumah Soleman terlihat berantakan
BACA JUGA: Gadaikan Motor hingga Buka Facebook untuk Nasi Bungkus
Selain dipenuhi kertas berisi coretan, di sudut meja itu terdapat sebuah replika kapal dari kertas karton putih"Ini replika kapal yang hendak saya pakai nantiSaya yang merancang sendiri," kata Soleman bangga saat ditemui Jawa Pos di rumahnya kemarin (3/3)Tak lama setelah menunjukkan replika kapal dari kertas karton itu, dia tampak sedang mencari sesuatu di antara kertas-kertas yang berserakan di atas meja kerjanyaDia pun tersenyum saat menemukan barang yang dicari"Nah ini diaSebelum membuat ini (replika), saya gambar dulu di sini," ujar pria 59 tahun tersebut lantas menunjukkan sebuah kertas gambar berukuran A3.
Di kertas itu, tergambar jelas sebuah kapal bercadik dari beberapa sudut pandangAda yang tampak samping, ada juga yang tampak atasNamun, di gambar itu tidak ada angka-angka njelimet disertai rumus-rumus matematika atau fisika yang khas digunakan para perancang kapal profesioal sebelum membuat sebuah kapal
Soleman hanya menuliskan ukuran panjang dan lebar badan kapal itu"Ah nggak ada itung-itungan-nyaIni semua berdasar feeling dan pengalaman saya menjadi petualang bahariDulu, orang kali pertama membuat kapal juga nggak ada rumusnya," ucapnya lantas tertawa lebar
Bahkan, pria kelahiran Jakarta, 23 April 1951, itu mengaku menggambar rancangan kapal tersebut dengan alat seadanyaUntuk badan layar yang melengkung, Soleman menggambarnya dengan bantuan tutup panci
Bukan hanya itu, tutup toples, kaleng semir sepatu, dan barang-barang rongsokan lainnya tak luput digunakan untuk menggambar"Apa pun yang melengkung saya jadikan penggarisYang penting cocok," ujarnya lalu ngakak.
Meski tak disertai hitung-hitungan rumus yang rumit, Soleman tak mau disebut asal dalam merancang kapalKetika Jawa Pos bertanya seputar bentuk kapal, dia bisa menerangkan dengan meyakinkanMeski semua jawaban yang diberikan hanya berdasar pengalamannya beberapa kali berlayar seorang diri ke beberapa pulau dan negara.
Soleman juga menerangkan alasan kapalnya terdiri atas sekat-sekat ruangYakni, jika salah satu bagian pecah, kapal tidak langsung tenggelamNamun, kapal masih bisa bertahan lantaran ada rongga yang lain.
Tentang keselamatan, dia juga benar-benar memikirkan dan menuangkannya dalam rancangan kapalJadi, Soleman sebisa mungkin membuat kapal yang benar-benar aman meski tidak ada hitungan ilmiahnya sama sekali. "Kapal ini saya beri nama Katir Nusantara 02," ucapnya
Dia menceritakan, pembuatan kapal tersebut di Bogor kini hampir kelarKapal yang diperkirakan menghabiskan biaya Rp 335 juta itu nanti digunakan Soleman untuk berkeliling Indonesia dalam kegiatan yang disebut Ekspedisi Bahari Nusantara 2011
Dia menargetkan, Ekspedisi Bahari Nusantara 2011 dilaksanakan awal April mendatangDia pun berharap dalam waktu dekat kapalnya yang terbuat dari fiberglass itu bisa diuji coba di Ancol
Lebih lanjut dia menerangkan, ekspedisinya kali ini akan memakan waktu tiga bulanDia lalu memperlihatkan proposal kegiatan yang telah dibuatDalam proposal itu, tercatat bahwa perjalanan Soleman akan menempuh jarak 6.710 mil dan singgah di 26 kota serta 19 provinsi"Pokoknya, rute besarnya Jakarta, Sabang, Makassar, Ambon, Merauke, Wakatobi, Denpasar, hingga Jakarta," jelas alumnus SMAN 10 Jakarta itu.
Waktu yang dibutuhkan adalah 63 hari di laut serta 101 hari di daratJadi, nanti Soleman melayarkan kapalnya yang kemudian singgah dari satu kota ke kota lainTapi, dia tidak sendiriDia akan didampingi beberapa pemuda daerah setempatPemuda yang jumlahnya tidak lebih dari lima orang itu akan diturunkan ke kota tujuan selanjutnya dan diganti pemuda di kota yang baru disinggahiBegitu seterusnya.
Menurut Soleman, pemuda yang akan diajak adalah anggota pramuka dan mahasiswa pencinta alamNamun, bukan sembarangan pemuda boleh menumpang di Katir Nusantara 02Sebab, panitia Bahari Nusantara 2011 akan menyeleksi pemuda-pemuda yang berminat di setiap kotaSyarat umumnya, peserta tidak boleh berusia lebih dari 30 tahun dan berat badannya tidak boleh melebihi 60 kg.
Soleman mengatakan, salah satu tujuan ekspedisi ini adalah memopulerkan petualangan bahari di kalangan anak mudaKarena itu, dia memilih pemuda sebagai peserta dalam kegiatan tersebutMenurut dia, kini minat para pemuda di bidang petualangan bahari sangat kurang
Suami Gustia Ningsih itu memang bukan orang baru di dunia bahariDia sangat dikenal sebagai pelayar tunggalPada 1988, dengan kapalnya yang diberi nama Cadik Nusantara, seorang diri Soleman mengarungi samudra dari Jakarta?Brunei?JakartaSetahun kemudian dia kembali melakukan ekspedisi Jakarta-Penang, MalaysiaPada tahun yang sama, dia juga mengikuti lomba layar Ambon-Darwin, Australia
Dengan prestasi yang telah diraihnya itu, Soleman mendapat penghargaan Pelayar Lepas Pantai Tunggal Pertama Indonesia dari Persatuan Olahraga Layar Indonesia (Porlasi) dan penghargaan Pemuda Pelopor Bidang Bahari Tingkat Nasional dari Presiden Soeharto
Terakir pada 2005, Soleman menjalankan ekspedisiNamun, saat itu kapalnya rusak parah lantaran terkena ombak saat mengarungi perairan di Aceh
Soleman ternyata tidak menyerahSetelah sekian lama tidak mengarungi samudra, dia merasa "gatal"Diam-diam pria yang saat ini bekerja di salah satu pabrik pembuatan kapal itu kembali menyusun rencana untuk kembali berekspedisi
Sejak setahun lalu dia kembali mengumpulkan teman-teman lamanyaTentu saja, tujuannya membahas keinginannya yang tak terbendung untuk mengarungi samudraBak gayung bersambut, teman-teman Soleman yang kebanyakan merupakan para senior organisasi petualang alam dan para mahasiswa pecinta alam di beberapa universitas, seperti Universitas Indonesia dan Universitas Trisakti Jakarta, itu langsung mendukung
Bahkan, dalam waktu beberapa bulan, mereka bisa mengumpulkan dana dari beberapa sponsor pendukung untuk membiayai ekspedisi ini yang diperkirakan akan menghabiskan biaya Rp 2,3 miliar"Biayanya memang besarSelain untuk peralatan, banyak yang digunakan untuk merekrut peserta di daerah-daerah," ucapnya
Keinginan Soleman ternyata juga didukung penuh oleh perusahaan tempat dia bekerjaBahkan, Ruby Tirsana, bos besar Soleman, menyumbang sepenuhnya biaya pembuatan kapal"Yang lain tim saya mencari dana sendiri," katanya, lantas terkekeh.
Namun, dana sebesar itu bukanlah halangan yang berartiDia sangat yakin bahwa ekspedisinya akan berjalan lancarSelain sangat yakin dengan kekuatan kapalnya yang berukuran panjang 8,5 meter dan lebar 6 meter itu, dia yakin bahwa semua tim panita akan bekerja dengan baik.
"Saya ingin (ekspedisi) ini menjadi kado ulang tahun saya yang ke-60Pokoknya saya ingin mencari Soleman-Soleman yang lain," ujarnyaDi akhir perbincangan, Soleman beranjak dari tempat duduk dan mengambil sebuah kalender Bali dari tembok ruang kerjanya
Dia lalu menunjuk angka 23 April 2011 yang merupakan hari ulang tahunnya"Coba apa artinya (23 April) menurut kalender Bali? Ini adalah hari SaraswatiYaitu, hari turunnya ilmu pengetahuan," terangnya sambil menunjukkan keterangan yang ada di bawah angka"Saya ingin pada hari ulang tahun nanti saya menurunkan ilmu dan pengalaman saya," imbuhnya(c5/c4/kum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Sacramento; Ketika Sebuah Kota Terancam Kehilangan Tim NBA (2-Habis)
Redaktur : Tim Redaksi