JAKARTA– Sepanjang tahun 2009, PT PLN (Persero) berhasil meningkatkan kinerja keuangan dan operasi dengan mencatat laba bersih sebesar Rp10,355 triliun dan mengantongi uang kas Rp13 triliunDengan demikian, perusahaan memiliki kemampuan untuk menambah pinjaman dan menjaga ketentuan batasan pinjaman (covenant) guna membiayai proyek pembangunan pembangkit baru serta penguatan jaringan transmisi.
‘’Perbaikan neraca keuangan ini disebabkan oleh keberhasilan program efisiensi dan pergerakan nilai tukar dolar terhadap rupiah sehingga PLN mencatat laba kurs sebesar Rp7,6 triliun
BACA JUGA: Menkeu Segera Mereformasi Pengadilan Pajak
Selain itu, kebijakan margin Public Sevice Obligation (PSO) 5 persen turut membuat likuiditas PLN menjadi lebih baik dan lebih bankable, karena dapat memenuhi persyaratan peminjaman dana,’’ demikian dikatakan Direktur Keuangan PLN, Setio Anggoro Dewo kepada wartawan di Kantor Pusat PLN, Rabu (14/4).Dewo menyatkan bahwa lembaga keuangan internasional mensyaratkan Debt Service Coverage Ratio (DSCR), yakni rasio hutang terhadap laba di angka 1,5
BACA JUGA: Produk Toyota Bermasalah Lagi
Saat ini angka DSCR PLN adalah 1,92 kali, sedangkan CICR sebesar 2,67 kali."Dengan kondisi keuangan saat ini, PLN berharap dapat menghimpun dana guna menjalankan program-program penguatan listrik di Indonesia, baik dengan cara membangun pembangkit dan jaringan transmisi baru maupun meningkatkan kapasitas dan kehandalan mesin dan jaringan yang sudah ada,’’ ucapnya.
Dewo juga menjelaskan bahwa PLN mendapat tambahan pemasukan tahun 2009 sebesar Rp2,967 triliun dari kenaikan tariff pelanggan besar, yakni diatas 6.600 VA untuk pemakaian di atas 80 persen rata-rata nasional
BACA JUGA: Dirut PLN Segera Dialog dengan Gubernur Sumut
(yud/jpnn)BACA ARTIKEL LAINNYA... BPK Segera Audit Ditjen Pajak
Redaktur : Soetomo Samsu