Eko Ramaditya Adikara, Tunanetra Kreator Musik Nintendo

Tak Mengenal Not Balok, Hanya Andalkan Feeling

Jumat, 11 Juni 2010 – 08:03 WIB
Eka Ramaditya Adikara, tuna netra yang juga komposer game Nintendo, pembicara, dan penulis kolom-kolom teknologi informasi. Foto: Agung Putu Iskandar/Jawa Pos
EKO Ramaditya Adikara benar-benar moncerKendati tidak bisa melihat, prestasinya sangat cemerlang

BACA JUGA: Desa Bonebone, Kampung Berhawa Dingin yang Bebas Asap Tembakau

Dia menjadi salah seorang komposer Nintendo, perusahaan game asal Jepang

 
------------------------------------------------------------
 AGUNG PUTU-IGNA ARDIANI, Jakarta
------------------------------------------------------------
 
SATU set perangkat komputer diletakkan di depan kamar lantai dua Perumahan Jati Agung I, Blok B3/6, Jati Bening, Bekasi

BACA JUGA: Barra Mahesa, Balita yang Sukses Jalani Implan Koklea di RSUD dr Soetomo

Komputer itu dilengkapi tiga speaker, masing-masing di tengah-atas dan samping kiri-kanan layar
Malam itu (8/6), sebuah percakapan terdengar nyaring dari dalam kamar

BACA JUGA: Ke Tokyo, Kali Pertama Hadiri Resepsi Pernikahan Gaya Jepang


 
"Itu novel Harry Potter seri keduaSaya suka baca-baca lagi," kata Eko Ramaditya Adikara saat ditemui di rumahnya

Lelaki yang akrab dipanggil Rama tersebut memang sedang membaca novelNamun, novel itu tidak dibaca sebagaimana orang awas lainnyaDia membaca dengan menggunakan sebuah program komputer yang membacakan novel tersebutProgram itu mengonversi tulisan visual menjadi suara.

Setiap mengutak-atik komputer, Rama juga dibantu pembaca layar bernama JAWS (job access with speech)Yakni, perangkat lunak yang dikembangkan Blind and Low Vision Group di Freesom Scientific St Petersbrug, Florida, Amerika SerikatProgram tersebut ditujukan bagi mereka yang tunanetra.

Dalam pengoperasiannya, semua yang ditulis serta ditampilkan layar dibacakan dan disampaikan melalui speaker yang dicolokkan ke komputerHal itu membuat Rama leluasa mengutak-atik kotak ajaib tersebut.

Rama memang buta sejak lahirDia sempat menjalani operasi pembuatan diafragma dan sukses hingga bisa melihat 10 persenTapi, setelah itu, dia buta total

Meski begitu, Rahadi Sudarsono dan Emmy Darwati, orang tua Rama, tak pernah memperlakukan secara spesial dan memanjakannyaDia diperlakukan sebagaimana anak biasaKalau nakal dimarahi dan setiap keinginan tak selalu dituruti"Orang tua mendidik saya agar mandiri," ungkapnya.

Kendati mengalami keterbatasan, Rama memiliki sederet prestasi yang harus diacungi jempolLelaki 29 tahun tersebut menjadi komposer musik untuk game-game bikinan perusahaan asal Jepang, NintendoKarya-karyanya, antara lain, game Super Mario Galaxy dan Final Fantasy VII"Ini aku tunjukin contohnya," kata lantas menyalakan komputer.

Awalnya, dia menyetel musik lawas Super Mario yang dulu kondang di kalangan pencinta Nintendo pada 90-anNada-nadanya sangat simpel dengan hanya mengandalkan keyboardDi tangan Rama, musik tersebut benar-benar lainDia memberikan sentuhan orkestra, bas, dan perkusiDia hanya mempertahankan nada-nada "wajib" game yang menceritakan petualangan tukang ledeng super ituYakni, melodi-melodi riangnya yang khas.

Nada Mario tersebut diaransemen ulang dengan seabrek program musik digitalHasilnya luar biasaMusik game bergenre petualangan itu seolah dihasilkan dari alat musik langsungBukan sekadar efek keyboard.

Begitu juga musik untuk game Final Fantasy VIIDalam game yang populer di kalangan gamer itu, Rama menambahkan unsur-unsur etnik"Ini coba dengar," ujarnya lantas menekan tombol enterSaat musik mengalun, dia lantas mengambil seruling di laci di bawah layar komputerDia meniup seruling persis saat melodi seruling masuk dalam lagu tersebut.

Rama memang gila komputer sejak kecilDia tak bisa dilepaskan dari ketertarikannya pada komputer saat berusia tujuh tahunSaat itu, dia dimasukkan asrama sejak SD hingga SMAItu ditujukan agar dia bisa hidup mandiriSetiap selesai jam pelajaran, ayahnya menjemput dari sekolah dan mengajak ke kantor

Di situ, Rama mengenal permainan komputer yang saat itu masih berbasis DOS (disc operating system)Semua permainan menggunakan disketDia juga mulai mengutak-atik aplikasi pengolah kata seperti Word Star (WS) dan pengolah data Lotus.

Rama mengawali kiprahnya dalam mengutak-atik musik game pada 2005Dia iseng membuat versi musik game yang lain dan bedaMusik-musik itu dia kirimkan ke Nintendo di JepangTapi, saat itu dia belum dikontrak tetap oleh NintendoDia hanya mengirimkan musik karyanya tanpa diganti duit"Itu seperti thank you projectHanya dapat ucapan terima kasih," ungkapnya lantas tersenyum.

Dia menuturkan, banyak orang yang kaget bahwa seorang tunanetra bisa membuat musik untuk game yang justru membutuhkan kejelian pandanganSulung di antara dua bersaudara itu menuturkan, biasanya setiap order musik selalu disertai skripDalam skrip itu digambarkan kondisi karakter, situasi, serta lingkungannyaDari situ, Rama bisa membayangkan seperti apa musik yang pas.

Lelaki yang juga aktif di training ESQ itu biasanya memahami game dari musik sebelumnyaDia tinggal mengaransemen lagiMenariknya, Rama tak pernah mengenal not balok, rima, dan tangga nada dalam musikDia tak pernah mengenal nada do, re, atau miDia juga tak mengenal rima 4/4 atau 3/4Dia hanya mengandalkan intuisi dan feeling"Sama seperti Melly Goeslaw lahMencipta lagu tanpa tahu nada lagunya," ujarnya lantas terkekeh.

Begitu juga dalam bermain musikAlat musik yang dia kuasai adalah serulingSetiap kali bermain seruling, dia hanya mengandalkan perasaan"Pokoknya turun naik nadanya sesuaiItu saja," tegasnya.

Pada 2008, Nintendo mulai mengontrak Rama secara permanenDia kebagian tugas membikin musik game bila ada order dari JepangKalau sedang tidak ada order, Rama menulis

Selain menjadi komposer musik, Rama memang berprofesi sebagai wartawanDia aktif menulis untuk kolom teknologi informasi di sebuah portal berita nasionalMulai gadget terbaru hingga tip-tip aksesori terbaru komputer"Belum ada yang pegang iPad, aku sudah pake," katanya

Lantas, di mana iPad-nya sekarang? "Ya sudah dibalikin ke orangnyaCuma pakai buat nulis review," ungkap fans berat pembalap Valentino Rossi tersebut lalu tertawa.

Meski sukses di dunia game dan tulis-menulis, Rama punya "daftar dosa"Yakni, dia tidak lulus dari kuliahnya di Jurusan Sastra Inggris Universitas Darma PersadaPadahal, saat itu dia tinggal menyelesaikan skripsiRama memang menyerah soal skripsiAlasannya, skripsi yang dia kerjakan itu tak bermanfaat langsung kepada masyarakat"Kalau kata Bang Andy (host Kick Andy, Andy FNoya, Red), lentera jiwanya nggak ke sana," jelasnya.

Kini, sebagai pengganti skripsi, Rama berkiprah dengan lebih konkretYakni, menjadi pembicara dari sekolah ke sekolah serta sejumlah perusahaanMenurut dia, profesinya paling gres itu membuat dirinya merasa seperti Jedi Knight alias Kesatria JediKesatria Jedi adalah karakter dalam film legendaris Star WarsYakni, kesatria yang berpetualang antarplanet untuk menjaga perdamaian dan menjaga stabilitas pemerintahan

"Saya selalu berpetualang ke sekolah, perusahaan, dan tempat-tempat lain untuk berbagi pengetahuan," katanya.(c5/agm)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Awalnya Tak Kerasan, Kini Kuli Panggul Ingin Kuliah


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler