jpnn.com, BATAM - Wali Kota Batam Muhammad Rudi meminta agar kenaikan tarif listrik Batam (TLB) ditinjau ulang. Alasannya kondisi ekonomi nasional khususnya Batam sedang lesu.
"Tarif listrik wajib ditinjau kembali. Terlalu tinggi untuk ekonomi yang belum stabil,," ujar Rudi di Batam, Sabtu (15/4).
BACA JUGA: Batam Sulit Terapkan Kebijakan Kemendikbud Soal Hal Ini
Rudi telah menyurati Gubernur Kepri Nurdin Basirun agar meninjau kembali kenaikan TLB. Namun surat yang telah dilayangkan seminggu lalu belum mendapat respon sama sekali.
"Padahal saya berharap ada jawaban atas surat itu," katanya.
BACA JUGA: BP Batam Didesak Percepat Selesaikan Lahan Status DPCLS
Meski tak direspon Gubernur, mantan Wakil Wali Kota Batam ini tak kehabisan akal. Senin (17/4) depan dia berencana mengundang Direktur Utama PT PLN Batam ke kantornya. Inti dari pertemuan untuk membahas soal tarif baru yang dinilai memberatkan masyarakat.
"Wewenang listrik memang ditangani Pemprov, namun sebagai kepala daerah saya harus bertanggungjawab untuk kondisi ini. Apalagi ini berkaitan dengan masyarakat," ungkap Rudi.
BACA JUGA: Industri Shipyard Terpuruk, 20 Perusahaan Tutup Total
Bahkan, Rudi telah berencana mengambil langkah lain jika seandainya pertemuan dengan Dirut PT PLN Batam gagal. Tapi dia merahasiakan tindakan yang akan ditempuh.
"Nanti saja, kalau tak mau. Dan saya sebagai kepala daerah punya hak untuk menentang ini," tegas Rudi.
Dikatakan Rudi, setiap hari dia menerima ratusan pesan dari masyarakat yang mengeluhkan tentang kenaikan TLB. Bahkan jauh sebelum TLB resmi dinaikkan, Rudi juga mendapat banyak keluhan warga.
Masyarakat meminta agar Rudi turun tangan dalam hal kenaikan listrik yang dinilai terlalu tinggi. Sebab, hampir seluruh masyarakat Batam merasakan tagihan listrik mereka naik hampir dua kali lipat.
"Setiap hari banyak SMS yang masuk, ini sudah kondisi darurat. Kalau tak cepat ditangani, saya tak tanggungjawab jika terjadi sesuatu hal. Sebab naiknya terlalu besar," imbuh Rudi.
Menurut dia, PT PLN Batam harusnya sejak awal bisa lebih terbuka mengenai kondisi keuangan mereka. Sebab hingga hari ini PT PLN Batam tak juga mau menunjakkan seperti apa kondisi keuangan mereka yang diklaim merugi.
"Kalaupun rugi mereka bisa mempresentasikan, ini sampai sekarang tak pernah," tegas Rudi.
"Kalau nanti masyarakat tak mau membayar listrik, masalah lain pasti akan timbul," katanya. (she)
BACA ARTIKEL LAINNYA... DPR Soroti Kenaikan Tarif UWTO Lahan Baru hingga 432 Persen
Redaktur & Reporter : Budi