Dilanda oleh krisis finansial terburuk selama hampir 70 tahun, ekonomi dunia diprediksi akan mengalami kontraksi tajam tahun depan
BACA JUGA: Tahun Depan, PLN Targetkankan Penghematan sampai Rp 20 T
AS, Eropa Barat, dan Jepang terjatuh dalam resesiBACA JUGA: Zero Rate Jadi Tuntutan Dunia
Hanya, negara-negara berkembang diperkirakan bisa lolos dan terhindar dari teritori merah.Bukti pelemahan global sejauh ini terus bertambah
BACA JUGA: LPEI Bisa Dongkrak Ekspor
Bank-bank terus bermasalah, dan memicu lonjakan kredit macet, termasuk KPR (kredit pemilikan rumah)Kasus penyitaan rumah akibat kredit macet terus meroketDi sisi lain, penjualan otomotif anjlok drastis sehingga mendorong produsen mobil di ambang kebangkrutanPada gilirannya, kepercayaan dan belanja konsumen menurunInvestasi bisnis pun mengering. ''Dengan melihat perkembangan saat ini, jelas kabar baik jika barangkali kita dapat mundur dari tepi bencana finansial," ujar Olivier Blanchard, chief economist IMF.
Kondisi ekonomi dunia memang terus memburuk sejak IMF merilis laporan setengah tahunan World Economic Outlook pada Oktober laluDalam laporan revisinya, IMF kemudian memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi di negara-negara maju menjadi 0,3 persen dari semula 0,5 persen.Pelemahan ekonomi itu akan menjadi kontraksi pertama sejak Perang Dunia II
Secara keseluruhan, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi dunia berada di kisaran 2,2 persen pada 2009Itu berarti turun ketimbang proyeksi Oktober lalu 3 persenProduk domestik bruto (PDB) ekonomi berkembang diproyeksikan tumbuh pada level 5 persen(AP/erm/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... PLN Bakal Lego Tiga Pembangkit
Redaktur : Tim Redaksi