Dirut PLN Fahmi Mochtar mengatakan, penjualan tiga pembangkit listrik ke swasta merupakan salah satu opsi untuk memperoleh dana bagi proyek-proyek listrik selanjutnya
BACA JUGA: UU Penerbangan Fokus Keselamatan
''Itu memang salah satu solusiMenurut Fahmi, PLN membutuhkan dana luar biasa besar untuk mengembangkan infrastruktur kelistrikan di tanah air dalam 10 tahun terakhir
BACA JUGA: Skandal Madoff, SEC Akui Gagal
Berdasar kalkulasi, PLN membutuhkan dana hingga USD 60 miliarBACA JUGA: Sektor Energi Bakal Serap 148 Ribu Pekerja
''Ini kan besar sekali,'' katanya.Saat ini, lanjut Fahmi, manajemen PLN terus menggodok pembangkit mana yang akan ditawarkan ke swastaYang jelas, penjualan tiga pembangkit tersebut tidak akan berpengaruh besar pada suplai listrik nasional''Artinya, sekuritas suplai harus tetap terjaga dengan pembangkit PLN sendiri,'' jelasnya.
Beberapa pembangkit yang masuk dalam Proyek Percepatan PLTU 10.000 megawatt (MW) saat ini dipertimbangkan oleh manajemen PLN untuk dilegoYakni, PLTU Cilacap di Jateng (2x300 MW), PLTU Lontar di Banten (3x315 MW), dan PLTU Tanjung Awar-Awar di Jatim (2x350 MW).
Fahmi mengatakan, PLN tidak akan benar-benar menjual tiga pembangkitnyaTapi, menyerahkan ke swasta untuk mengoperasikan atau operation and maintenance (OnM).
''PLN kan punya sepuluh pembangkit besarNanti tiga di antaranya kita tenderkan secara internasional sehingga yang mengoperasikan bukan PLNIni juga patokan (untuk mengukur) apakah operasi dan perawatan PLN selama ini sudah efisien,'' paparnya.
Pembangkit listrik lain yang juga masuk dalam Proyek PLTU 10.000 MW adalah PLTU Labuan (2x315 MW), PLTU Rembang (2x315 MW), dan PLTU Indramayu (3x330 MW)Rencananya, tiga pembangkit itu akan diberikan pada anak usaha PLN, yakni PT Indonesia Power dan PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB)''Operasionalnya kami serahkan ke mereka,'' jelasnya(owi/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pasar Rumah Seken Makin Bergairah
Redaktur : Tim Redaksi