Ekonomi Global Labil, Ekspor Belum Jadi Andalan

Rabu, 07 Desember 2016 – 10:49 WIB
BI. Foto: JPNN

jpnn.com - SURABAYA – Jawa Timur diyakini akan mengalami pertumbuhan ekonomi yang cukup bagus pada 2017.

Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Jawa Timur pada 2017 sebesar 5,7 persen hingga 6,1 persen.

BACA JUGA: Baca Aturan Penangguhan UMK Ini, Jangan Sampai tak Upah tak Sesuai

Sekitar separuh dari angka tersebut disumbang oleh penguatan konsumsi.

Kepala Kantor Perwakilan BI Jatim Benny Siswanto mengungkapkan, tekanan global masih terjadi pada tahun depan.

BACA JUGA: BEI Target Gaet Minimal 30 Emiten Baru

Meski demikian, dampaknya ke daerah, termasuk ke Jatim, masih terbilang rendah.

’’Tampaknya, ekonomi Jatim pada 2017 masih jauh lebih baik daripada 2016,’’ katanya di sela pertemuan tahunan BI di Surabaya kemarin (6/12).

BACA JUGA: Kenaikan Harga Minyak Dunia tak Pengaruhi Kebijakan BBM 1 Harga

Dengan kondisi perekonomian dunia yang belum stabil, Jatim belum bisa mengandalkan kinerja ekspor sebagai penggerak pertumbuhan.

Meski demikian, BI memprediksi kinerja ekspor nonmigas terus membaik.

Menurut Benny, penggerak perekonomian Jatim pada tahun depan adalah konsumsi.

Secara nasional, konsumsi berkontribusi sebesar 15 persen.

Khusus di Jatim, peranan konsumsi terhadap pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 50 persen.

’’Konsumsi kita kuat, makanya relatif optimistis memasuki 2017,’’ katanya.

Dari sisi investasi, peranan terbesar akan datang dari investasi bangunan dan non bangunan.

Bentuknya adalah pembangunan proyek jalan tol, pelabuhan, dan infrastruktur lainnya.

BI juga mengapresiasi keinginan pemerintah daerah mengembangkan pelabuhan di Probolinggo melalui instrumen obligasi korporasi.

’’Itu bisa jadi terobosan. BI dan OJK siap membantu untuk merumuskan itu,’’ ucap Benny.

Sementara itu, prospek investasi nonbangunan seperti peningkatan kapasitas produksi pabrik-pabrik di Jatim dinilai belum menunjukkan sinyal positif.

Meski demikian, hasil survei BI terhadap para pengusaha di Jatim menunjukkan adanya optimisme.

Pengusaha berupaya menangkap peluang di tengah tingginya konsumsi Jatim.

Dari sisi perbankan, BI memproyeksi penyaluran kredit di Jatim tumbuh 10–12 persen.

Ada peluang untuk menggenjot kredit, terutama dengan menekan persentase undisbursed loan atau kredit yang sudah disetujui bank tetapi belum dicairkan debitor.

 Tahun ini, persentase undisbursed loan bisa mencapai 30 persen.

’’Perbankan didorong menekan undisbursed loan sehingga bisa capai di bawah 20 persen,’’ urainya.

Di sisi lain, Pemprov Jatim memasang target pertumbuhan ekonomi lebih rendah. Gubernur Jatim Soekarwo menyebutkan, ekonomi Jatim diperkirakan tumbuh 5,5–5,7 persen.

Target tersebut dipatok karena permintaan luar negeri belum baik. Sebaliknya, permintaan dalam negeri menunjukkan tren positif.

’’Ditambah, konsumsi masyarakat masih stabil,’’ katanya.  (res/c17/noe)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jokowi Minta Rupiah tak Hanya Dibandingkan Dengan Dolar AS


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler