Eksekusi Teresa, Pertama setelah Hampir Seabad

Selalu Puji Tuhan lewat Lagu selama Tujuh Tahun Dipenjara

Kamis, 23 September 2010 – 10:50 WIB
RICHMOND - Hari ini, untuk kali pertama setelah seabad berlalu, Negara Bagian Virginia, Amerika Serikat (AS), kembali mengeksekusi mati seorang perempuanDia adalah Teresa Lewis

BACA JUGA: Perempuan Dominasi Kabinet Swiss

Rabu (22/9) kemarin, perempuan berusia 41 tahun itu masih berharap bisa lolos dari suntikan maut yang akan mengantarkannya pada kematian.

"Tetap berharap eksekusi ini tidak perlu saya jalani
Tapi, jika saya harus kembali ke rumah Bapa, saya yakin itulah yang terbaik bagi saya," kata Lewis, dalam wawancara telepon dengan stasiun televisi WTVR, Selasa (21/9) malam waktu setempat

BACA JUGA: AS Serukan Dukungan Lawan Kartel Narkoba

Nada suaranya memang menyiratkan kesedihan mendalam, juga penyesalan
Namun, dia mengaku sama sekali tidak takut menghadapi kematian yang sudah di depan mata.

Pendeta Lynn Litchfield yang mendampingi Lewis menjelang eksekusi pun, mengakui keberanian terpidana mati kasus pembunuhan tersebut

BACA JUGA: Hubungan Militer RI-Rusia Bakal Normal

Sejak kali pertama divonis mati, Lewis selalu memelihara harapan untuk bisa lolos dari eksekusi"Dia selalu menyanyikan lagu-lagu pujian berirama countryJika anda mendengar dia menyanyi, anda akan tahu bahwa dia bersungguh-sungguh dalam memuji Tuhan," paparnya.

Menurut Litchfield, Lewis berusaha menenangkan diri lewat puji-pujian yang dia kumandangkanKarena itu, tujuh tahun mendekam di penjara, dia tidak pernah absen memuji TuhanApalagi, mendendangkan lagu pujian adalah hobi dari putri pekerja pabrik pemintalan benang itu sejak kecilKonon, sejak kanak-kanak, Lewis yang melewatkan masa kecil di Danville itu, sudah terbiasa menyanyi di gereja.

Meski berharap bisa lolos dari eksekusi, Lewis mengaku siap menyambut ajalKarena itu, dia berharap perbuatan kejinya di masa lalu diampuniTerutama, oleh keluarga besar mendiang suami yang dia bunuh lewat tangan selingkuhan dan seorang rekanJuga, oleh anak-anaknya, karena kasus pembunuhan pada 2002 itu juga menewaskan seorang anak lelakinya.

Jika pada detik terakhir menjelang eksekusi hari ini Mahkamah Agung (MA) turun tangan, Lewis akan luput dari mautNamun, hingga kemarin tidak ada tanda-tanda lembaga peradilan tertinggi AS itu ikut campurSebelumnya, menurut Agence France-Presse, tim pembela sempat memohonkan pengampunan untuk LewisPertimbangannya adalah bahwa IQ perempuan bertubuh subur itu hanya 70.

Namun, Negara Bagian Virginia menganggap seseorang dengan IQ 70 sebagai individu normalBahkan, dia dinyatakan layak disidangkanSebagai dalang pembunuhan, vonis yang dijatuhkan kepada Lewis memang lebih berat daripada dua mitra kejahatannyaRodney Fuller dan Matthew Shallenberger, yang kali pertama ditemui Lewis di Walmart, hanya diganjar hukuman seumur hidup.

Dua pemuda yang masing-masing berusia 19 dan 22 tahun itu memang bertindak sebagai eksekutorMerekalah yang menembak mati dua korban - suami Lewis dan anak lelakinya - setelah masuk ke rumah yang sengaja dibiarkan terbuka oleh LewisSaat pembunuhan terjadi, Lewis menjalin hubungan istimewa dengan ShallenbergerSedangkan Fuller berpasangan dengan anak perempuan Lewis yang berusia 16 tahun.

Jika hari ini Lewis mati di ujung jarum suntik, dia resmi menjadi perempuan ke-12 yang dieksekusi mati di Negeri Paman SamItu dihitung sejak hukuman mati kembali diterapkan pada 1976Sebelumnya, negeri adidaya itu sudah mengeksekusi 1.215 terpidana matiMeski lantang menentang hukuman mati, fakta memang menunjukkan bahwa AS merupakan salah satu negara yang paling banyak mengeksekusi terpidana mati.

Terakhir kali Negara Bagian Virginia mengeksekusi wanita adalah pada 1912, atau 98 tahun laluKetika itu, Virginia Christian dihukum di kursi listrik dalam usia 17 tahunDia dinyatakan bersalah membunuh pegawai wanitanya dengan gagang sapuWanita itu adalah yang pertama dan satu-satunya wanita remaja yang mati di kursi listrikSaat eksekusi itu, dia juga merupakan remaja terakhir yang dihukum mati di AS(hep/c2/dos)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mexico Terus Perangi Kartel Narkoba


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler