“Mengenai proyeksi pertumbuhan angka ekspor Indonesia ke Australia, ditargetkan adanya peningkatan hingga 5 persen dari base line,” ungkap Mendag Mari Elka Pangestu, Rabu (25/2), sembari didampingi oleh beberapa jajarannya.
“Base line di sini maksudnya adalah kondisi di mana ekonomi kedua negara, yakni Indonesia dan Australia, tumbuh dengan asumsi–asumsi yang ada,” lanjutnya.
Data kenaikan angka ekspor tersebut akan lebih signifikan, terang dia, apabila perjanjian bilateral tersebut dapat dijalankan secepatnyaIa menyebutkan, lima produk yang memiliki angka ekspor terbesar untuk tujuan ke Australia, antara lain adalah barang-barang kayu atau furniture, kertas, nikel, sepatu, serta tekstil.
Sementara itu, hasil negosiasi di dalam perjanjian kerjasama AANZFTA juga telah dirumuskan sedemkian rupa, sehingga kepentingan nasional Indonesia dikedepankan dengan memperoleh keuntungan dari segi akses pasar, fasilitas perdagangan dan investasi, dan peningkatan kapasitas untuk bersaing.
Mendag juga mengatakan, Australia bahkan menganjurkan pula agar Indonesia dapat membuka pasar otomotif di Australia
BACA JUGA: Sektor Pertanian Siap Masuki Pasar ASEAN
Dalam konteks itu, Australia bahkan telah memberikan komitmen untuk mempercepat penurunan bea masuk atas 25 produk otomotif IndonesiaBACA JUGA: Privilese BUMN Masuk PP Minerba
BACA JUGA: Investor Asing Tak Lagi Minati SUN
BACA ARTIKEL LAINNYA... Penghasil Tembakau Tuntut Bagi Hasil Cukai
Redaktur : Tim Redaksi