Ekspor Turun, Gabungan Pengusaha Usul Pembentukan Satgas

Sabtu, 29 Juni 2019 – 01:21 WIB
Ilustrasi peti kemas. Foto: Frizal/Jawa Pos

jpnn.com, SURABAYA - Gabungan Pengusaha Ekspor-Impor Jawa Timur (GPEI Jatim) menilai beberapa produk masih memiliki potensi untuk dijual ke luar negeri.

Ketua GPEI Jatim Isdarmawan Asrikan menuturkan, di tengah permasalahan pasar global, kondisi Jatim akan mampu bertahan.

BACA JUGA: Menteri Nasir: Akreditasi Mudahkan Produk Indonesia Tembus Pasar Global

Pasalnya, industri yang dikuasai manufaktur sekitar 70 persen masih bergerak positif.

BACA JUGA: Penjualan Properti Harga Rp 1 Miliar Laris Manis

BACA JUGA: Neraca Perdagangan Surplus, Cari Pasar Ekspor Baru

Menurutnya, beberapa produk dari Jatim bisa dikembangkan dan berpeluang merebut pasar. Misalnya, garmen, sepatu, udang, ikan dan makanan.

"Kami yang bergerak di bidang kopi dan kakao juga masih cukup bagus.  Indonesia juga dikenal dengan surga kopi. Oleh karena itu, kami sedang menggarap total 700 sampai 1.000 UKM di Jatim," jelas Isdarmawan, Kamis (27/6).

BACA JUGA: Lewat Pelabuhan Patimban Pemerintah Berharap Bisa Mengefisienkan Biaya Ekspor

Isdarmawan mengungkapkan, sampai saat ini masih ada sedikit hambatan untuk menaikkan posisi ekspor dalam negeri.

Masalah yang dirasakan dunia usaha tersebut terkait kebijakan yang menjadi kewenangan pemerintah pusat dan daerah.

Oleh sebab itu, pihaknya juga mengusulkan kepada pemerintah setempat untuk membentuk task force atau satuan tugas yang terdiri berbagai pemegang kebijakan wilayah itu dalam mengatasi defisitnya ekspor pada beberapa bulan terakhir.

Task force yang dimaksud untuk meningkatkan ekspor Indonesia yang berasal dari kalangan pemerintahan, dinas terkait, dan dunia usaha.

Namun, kunci utama di masalah ekspor adalah daya saing yang masih kalah dibanding negara tetangga seperti Vietnam dan Thailand yang cukup agresif.

"Usulan kami, perlu dibentuk task force dan duduk bersama antara pemerintahan dan dinas terkait untuk mengadakan inventarisasi berbagai hambatan dan bagaimana solusinya, serta pengembangan pasarnya," jelasnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, nilai ekspor hingga Mei 2019 mencapai USD 1,81 miliar.

Nilai itu turun 0,13 persen dibandingkan Mei 2018. Nilai impor pada Mei 2019 mencapai USD 2,06 miliar atau turun sebesar 6,01 persen dibandingkan April.

Angka itu juga mengalami penurunan 14,69 persen dibandingkan Mei 2018. (sb/cin/jay/nur/jpr/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ekspor Tiongkok Melonjak, Pakar: Harapan Palsu


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler