Empat Tahun, Orang Kaya di Indonesia Naik Lipat Dua

Rabu, 19 Oktober 2011 – 06:26 WIB

JAKARTA - Indonesia terbukti masih menjadi tempat yang subur untuk menanam hartaBerdasarkan data Certified Wealth Manager's Association (CWMA), jumlah orang kaya bertambah dengan cepat

BACA JUGA: Ditjen Pajak Kerahkan 6.000 Petugas Sensus

Akhir tahun ini, jumlah kelompok warga tajir itu menembus angka 1,1 juta orang.
       
Ketua Certified Wealth Manager's Association (CWMA) Darmadi Sutanto menjelaskan, memang ada beberapa versi untuk menentukan kategori orang kaya
"Ada yang mendefinisikan mereka harus memiliki penghasilan per tahun minimal USD 50 ribu (atau sekitar Rp 445 juta)

BACA JUGA: UU Rusun Beri Banyak Fasilitas

Sedangkan data kami untuk 1,1 juta orang itu definisinya adalah spending(pengeluaran) per hari USD 10-20 (Rp 89.000 sampai Rp 178.000)," paparnya di sela konferensi Wealth Management & Private Banking di Jakarta kemarin.

Menurut Darmadi, orang kaya yang kebanyakan menjadi nasabah premium perbankan itu naik dua kali lipat dibandingkan empat tahun lalu yang baru mencapai 600-an ribu orang
Dalam tiga tahun terakhir, kata dia, dunia bisnis berkembang pesat sehingga menciptakan orang-orang dengan tingkat kesejahteraan yang lebih baik

BACA JUGA: Pemda Wajib Beri Insentif Pengembang Rusun

"Jumlah orang kaya di Indonesia yang semakin banyak merupakan ceruk pasar besar bagi bank," tuturnya.

Darmadi, yang juga Direktur Consumer dan Retail Banking PT Bank Negara Indonesia, mengatakan, di BNI saja terdapat nasabah prioritas (priority banking) mencapai 10 ribu orangJumlah dana yang terkelola mencapai Rp 30 triliun, naik dibanding tahun lalu yang berkisar Rp 27 triliun.???Masih banyak orang kaya di Indonesia yang belum mendapatkan layanan premiumMungkin mereka baru deposito saja, belum sampai ke investasi," cetusnya.

Selain itu, dia menilai terdapat kecenderungan masyarakat menempatkan dananya di bank luar negeri seperti di Hongkong, Singapura dan EropaOleh karena itu, dia meminta perbankan lokal harus bisa meningkatkan layanan dan menyediakan produk yang bisa menjawab kebutuhan investasi calon-calon nasabah premium"Mereka masih ada yang membawa dananya di bank asingKita (bank nasional) harus bisa menjadi tuan rumahSaat ini kan belum," tambahnya.

Beberapa tahun terakhir, ada integrasi antara industri perbankan dan industri keuangan lain, seperti pasar modal, asuransi, dan dana pensiunHal ini memberikan kontribusi yang sangat besar dalam perkembangan wealth management di Indonesia, di samping kondisi makro ekonomi Indonesia saat ini"Namun perkembangan itu tentunya harus tetap diiringi dengan penjelasan mengenai profil risiko yang benar kepada nasabah," tukasnya.

Menurut ANZ Retal Banking Director Authony Soewandy, jumlah orang kaya di Indonesia banyak yang tidak terdeteksiHal itu diperkirakan karena orang kaya banyak yang menempatkan dananya di luar negeri seperti SingapuraKemungkinan itu terjadi karena suku bunga di Indonesia cenderung lebih tinggi"Kami lihat banyak orang yang punya tabungan diatas Rp 500 juta tapi tidak terdeteksi," tuturnya.
       
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Halim Alamsyah menyatakan, ke depan, bank harus meningkatkan kapasitas pegawainya agar lebih terlatih dan memiliki skill dalam mengatur perencanaan uang dan mengenal seluruh produk perbankan"Banyak bahaya yang memiliki layanan wealth management yang juga menawarkan non bank produk, tetapi Sumber Daya Manusia (SDM)-nya tidak mendukung," jelasnya(wir/kim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... PLN Operasikan Pembangkit Baru


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler