jpnn.com, LAMPUNG BARAT - Seorang orang tua berinisial, BS, di Lampung Barat (Lambar) tak kuasa menahan amarahnya.
Itu setelah dia mendengar pengakuan BT, anaknya yang masih duduk di bangku kelas 4 SD dipaksa mengoral kemaluan teman sekelasnya.
BACA JUGA: Ketut Diciduk Lantaran Berpose dengan AK-47 di Facebook
Kepada wartawan kemarin (17/10), BS menceritakan, peristiwa yang menimpa anaknya terjadi pada Rabu (11/10). Kala itu, di sore hari dia melihat perangai anaknya yang berubah tidak seperti biasanya.
Menurut dia, anaknya tiba-tiba demam sambil mengigau seperti orang ketakutan. Kemudian dia menanyakan kepada anaknya apa yang yang terjadi.
BACA JUGA: Dor Dor! Pelaku Kejahatan Modus Baru Dibekuk
”Anak saya cerita pagi hari saat di sekolah dipaksa mengoral kemaluan RA, teman sekelasnya. Anak saya diancam dipukul jika tidak menurut,” ujarnya.
Bahkan, kata dia, pelecehan seksual yang dialami anaknya terjadi pada jam pelajaran sekolah di ruang kelas SD tempatnya bersekolah yang berlokasi di Kecamatan Batubrak, Lambar.
BACA JUGA: Begal Bersenjata Samurai Sudah Kerap Beraksi
Dia mengaku, setelah mendengar pengakuan anaknya, dia langsung menemui pihak sekolah dan selanjutnya pihak sekolah memanggil dan meminta keterangan kepada siswanya. Namun, lanjut dia, tidak ada respons lebih lanjut dari laporannya.
Padahal, terus dia, bukan hanya anaknya saja yang menjadi korban namun juga lima siswa lainnya diperlakukan sama oleh RA. Itu diketahuinya setelah dirinya mendatangi rumah RA.
”Saya ketemu orang tuanya, dan RA mengakui perbuatanya. Tetapi katanya, dia juga dipaksa kawannya lagi agar anak saya mengoralnya,” ceritanya.
Dari RA juga diketahui, bukan hanya anaknya yang dipaksa untuk oral seks, tetapi lima kawannya sekelasnya juga menjadi korban.
”Akhirnya kami para orang tua korban mendatangi sekolah pada Sabtu (14/10) menemui kepala sekolahnya untuk melaporkan kejadian tersebut. Masing-masing korban ditanya secara tertutup. Tapi sampai hari ini (kemarin, Red), tidak ada keterangan dari sekolah apa kesimpulannya,” terangnya.
BS menegaskan, dia meminta pertanggungjawaban pihak sekolah karena itu terjadi di ruang kelas saat jam belajar. ”Ke mana gurunya? Kok bisa sampai terjadi pelecehan seksual. Mana korbannya ramai, sampai anak saya sakit nggak berani sekolah. Kalau tidak ada tindakan, kami takut kejadian ini terulang lagi,” ucapnya.
Sementara kepala sekolah SD tempat BT bersekolah tidak mengangkat telepon selularnya saat dihubungi. Pesan singkat yang dikirimkan juga tak dibalas. Bahkan, setelah lebih dari empat kali ditelpon, ponselnya tidak aktif lagi.
Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Lampung Barat Bulki Basri mengaku belum mendapat laporan terkait kejadian tersebut. Dia berjanji segera menindak lanjutinya.
”Saya malah baru tahu ini. Terima kasih sudah mengkonfirmasi, kami akan langsung menindak lanjuti. Kabid dan Kasi yang membawahi segera saya perintahkan ke sekolah untuk mengecek langsung. Jadi untuk sementara saya belum bisa komentar lebih jauh,” ujar Bulki.(jks/ozy/wid/whk)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Suami Jual Istri Pada Pria Lain Demi Fantasi
Redaktur & Reporter : Budi