Inilah catatan Dahlan Iskan dari Makkah yang dimuat hari ini dan besokSejak 15 tahun lalu, sebagai CEO Jawa Pos, dia sering berlebaran di Makkah, tapi baru sekali ini ke Makkah dalam statusnya sebagai CEO PLN
BACA JUGA: Ironi di Bintuni, Mumi Listrik di Digul
Apa yang berubah di Makkah?Telah lahir di Makkah: foodcourt
Maka, cara makan di sekitar Masjid Al Haram pun mulai berubah
BACA JUGA: Atasi Kebutuhan Mendesak, Bangun Minihidro
Dari cara lama berdiri bergerombol di depan warung-warung kecil atau makan di lantai, menjadi makan di foodcourtMemang, makan cara lama belum hilang, tapi foodcourt-nya juga sudah penuh
BACA JUGA: Ketemu Lokasi PLTA Berkelas Emas, Kelelahan Lunas
Inilah foodcourt pertama dalam skala besar di dekat Masjid Al HaramLokasinya di lantai 3 dan 4 superblok baru yg sangat megah. Superblok ini belum bernama karena memang belum sepenuhnya selesaiTapi, masyarakat menyebutnya gedung Zam-Zam karena salah satu di antara tujuh hotel di superblok itu adalah hotel Zam-Zam:TERKAIT Di antara tujuh hotel itu, lima sudah beroperasi, sedangkan yang dua lagi masih diselesaikanAda juga yang menyebut superblok ini dengan gedung Menara JamIni karena di puncak superblok ini dibangun menara jam yang besar dan menjulang tinggiInilah menara jam terbesar dan tertinggi di duniaMenara ini juga sangat cantik dan atraktif di waktu malamWarna layar digitalnya yang hijau dan permainan lampu kristal dan lampu lasernya yang gemerlap membuat daya magnetnya sangat besar
Ketika hari pertama Lebaran saya ke Padang Arafah sejauh 40 km dari Makkah, saya kaget: menara ini bisa terlihat bahkan dari ArafahTentu terlihat juga dari Muzdalifah, apalagi dari MinaPadahal, Kota Makkah yang berada di lembah itu di kelilingi gunungMenara ini juga berfungsi sebagai papan informasi
Menjelang salat Isya 29 Agustus lalu, tiba-tiba di layar digital hijau itu muncul tulisan Arab putih: Ied Mubarak, Kullu Aamin Waantum bil Khair! Ini pertanda bahwa Lebaran telah tibaTidak perlu ada salat Tarawih malam ituSekitar 2 juta umat yang sudah memadat di Masjid Al Haram dan di seluruh halaman sekelilingnya langsung salat Isya saja
Dari layar itu juga bisa dibaca bahwa menara ini persembahan dari Al Malik Abdul Azis yg tidak lain adalah almarhum ayahanda Raja FathSuperblok ini memang menggunakan tanah kerajaan yang dibangun Bin Ladin, konglomerat utama Arab Saudi, dengan sistem bot 25 tahun
Kehadiran superblok Zam-Zam ini bagi saya yes and noYes karena Makkah yang sudah dipenuhi gedung dan hotel-hotel bintang lima kini bertambah-tambah kemegahannyaJuga berarti bertambahnya lebih 10.000 kamar baru berbintang lima di sekeliling Masjid Al HaramDengan adanya foodcourt yang sangat luas di dua lantainya berarti soal makan kian mudah
Begitu luasnya foodcourt ini sampai-sampai dimanfaatkan pula untuk lokasi rekresi: ada kereta-kereta gantung yang memutar ke seluruh lokasi foodcourt sambil melihat hadirnya jenis makanan apa saja dari seluruh duniaFoodcourt ini, rasanya, didesain khusus agar fungsional: tempat makan sekaligus tempat sembahyangKarena itu, lantainya dibuat luas dan meja-meja makannya ditata berjauhan
Orang banyak menunggu datangnya saat berbuka puasa di meja-meja makan, tapi langsung membuat barisan salat begitu saat Magrib tibaPemandangan ini menjadi pilihan lain dari pemandangan lama yang masih ada: menggelar plastik di halaman dan di dalam Masjid Al Haram untuk makanan pembuka, lalu menggulungnya sebagai sampah saat waktu salat tiba
Superblok Zam-Zam ini no bagi saya karena terlalu besar, tinggi, dan dominanSuperblok ini seperti menenggelamkan kemegahan Masjid Al Haram yang anggun ituSaat malam hari saya sembahyang di dekat Ka’bah, superblok dengan permainan cahayanya itu terasa mendominasi sampai ke dalam masjidMenara-menara masjid yang dulu terasa cantik dan indah seperti tidak ada artinya lagi
Dulu saya suka memandang langit dari lokasi di sekitar Ka’bah iniSekarang setiap kali ingin menatap keagungan langit, mata tertarik ke puncak menara jam di atas superblok ituApalagi arsitektur bagian atas keseluruhan superblok ini memang sangat modern dan indahKehadiran superblok baru ini telah mengubah suasana di Masjid Al Haram
Tidak sama dengan ketika hotel-hotel megah dulu mulai hadir di sekeliling masjidSuperblok, foodcourt, mal, dan arena rekreasi di dalamnya seperti tanda zaman baru Makkah
Melengkapi zaman baru lainnya: handphone
Merajalelanya handphone benar-benar mengubah Masjid Al HaramMemang tidak sampai ada dering telepon yang bersahutan, tapi tidak jarang orang bertawaf (ritual mengelilingi Ka’bah tujuh putaran) sambil menerima teleponOrang juga saling mencari keluarga yang terpisah melalui teleponDan ini yang berubah: saling memotret di dekat Ka’bah
Dulu memotret dengan kamera dilarang kerasMemasuki pintu masjid diperiksa ketatSaya pernah memberikan pujian yang tinggi kepada wartawan Jawa Pos Surya Aka yang kala itu berhasil menyelundupkan tustel dan berhasil memotret orang yang lagi tawaf dengan sangat sempurnanya tanpa ketahuan petugasKini petugasnya yang kuwalahan karena semua orang punya kamera di handphone mereka
Petugas kini hanya bisa pasrahTulisan dilarang memotret memang masih ada, tapi orang saling berfoto di dekat Ka’bah tak tercegahTermasuk berfoto di depan petugas itu sendiriBahkan, ada yang minta tolong petugas untuk memotretkannya!
Begitu banyak perubahan di Makkah, termasuk perubahan gaya hidupnya(c1/lk)
Dahlan Iskan
CEO PLN
BACA ARTIKEL LAINNYA... Murah yang Membuat Marah
Redaktur : Tim Redaksi