jpnn.com - Tidak banyak yang tahu bahwa ternyata anggota Banser ada yang bersertifikat. Selama ini publik tahu bahwa Banser merupakan akronim Barisan Ansor Serbaguna yang menjadi anak kandung Nahdlatul Ulama (NU).
Banser banyak berkiprah dalam berbagai aktiitas sosial keagamaan. Banser menjadi perbincangan karena ikut mengamankan gereja-gereja saat perayaan Natal.
BACA JUGA: Erick Thohir & PSSI
Soal 'Banser Bersertifikat' itu muncul dari pernyataan Sulaeman Tanjung untuk menjawab banyaknya kritik terhadap NU yang akan merayakan puncak peringatan Satu Abad NU pada 7 Februari mendatang di Sidoarjo.
Sulaeman Tanjung adalah wakil sekjen Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
BACA JUGA: Ngabalin & Wali Sanga dari Tiongkok
Menjelang perhelatan besar nahdiyin itu muncul perdebatan soal banyaknya baliho bergambar Menteri BUMN Erick Thohir.
Dalam beberapa hari terakhir ini, Surabaya dan Sidoarjo terlihat ‘ijo royo-royo’ karena dominasi baliho dan poster berwarna hijau. Di antara deretan baliho dan poster itu yang paling menonjol adalah baliho ucapan selamat dari Erick Thohir kepada nahdiyin.
BACA JUGA: Erick Thohir dan Tragedi Bola
Foto Erick Thohir dalam pose berpeci hitam dan berkalung serban hijau tersebar di mana-mana, termasuk di jalanan sekitar Masjid Agung Al-Akbar yang berdekatan dengan kantor PWNU Jatim.
Mungkin publik tidak tahu bahwa Erick Thohir dipercaya sebagai ketua panitia pengarah Perayaan Satu Abad NU. Itulah sebabnya balihonya tersebar dimana-mana.
Mungkin juga publik tidak banyak yang tahu bahwa ternyata Erick Thohir sudah menjadi anggota Banser. Meskipun belum lama di Banser, Erick sudah mendapat pangkat sebagai anggota kehormatan.
Erick baru secara resmi bergabung dengan Banser pada 2021. Ketika itu Erick Thohir sudah menjadi menteri BUMN.
Erick pun mengikuti pendidikan dan latihan dasar atau diklatsar Banser. Video yang viral menggambarkan Erick memakai pakaian loreng melakukan berbagai latihan dan gemblengan ala militer, seperti jalan jongkok, merangkak, merayap di bawah kawat berduri, dan berbagai latihan kemiliteran lainnya.
Banser memang dikenal sebagai satuan organisasi yang memiliki karakteristik mirip militer. Dalam menjalankan tugasnya, Banser memakai pakaian, seragam, dan sepatu yang sama seperti yang dipakai oleh polisi atau tentara.
Banser pun memiliki tugas dan fungsi yang hampir sama dengan polisi atau tentara. Dalam acara-acara tertentu, Banser sering bertugas sebagai penjaga ketertiban lalu lintas.
Selain itu, dalam acara-acara yang digelar oleh NU, Banser sering menjalankan fungsi penjagaan keamanan dan ketertiban.
Banser merupakan satuan organisasi yang tidak bisa dilepaskan dari kehadiran Gerakan Pemuda (GP) Ansor NU yang berdiri pada 1930. Banser merupakan lembaga semi-otonom dari GP Ansor.
Pembentukan Banser sejak awal dimaksudkan untuk mengamankan berbagai acara-acara NU yang saat itu masih menjadi partai.
Beberapa sumber lain mengungkapkan pendirian Banser bukan hanya untuk keamanan semata, melainkan juga situasi politik yang kian memanas, terutama setelah terjadinya polarisasi politik antara kubu nasionalis dan agamis di parlemen Indonesia pada era demokrasi liberal.
Banser juga kerap terlibat aktif dalam aktivitas-aktivitas yang berkaitan dengan militer. Banser terlibat dalam proses penangkapan dan penumpasan simpatisan Partai Komunis Indonesia (PKI) pada 1965.
Banser terlibat aktif dalam penumpasan dan penangkapan anggota PKI di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Meskipun demikian, Banser kini telah meminta maaf atas keterlibatan mereka dalam penumpasan simpatisan PKI pada 1965.
Kini, Banser lebih dikenal sebagai satuan pengamanan ulama NU.
Erick kemudian didapuk menjadi ketua panitia Peringatan Satu Abad NU. Rangkaian acaranya sudah dimulai dengan kick off gerak jalan nasional di Solo beberapa hari yang lalu.
Presiden Joko Widodo mengikuti acara itu bersama beberapa menteri di kabinetnya. Pada perhelatan itu, di sepanjang jalan-jalan di kota Solo juga dipenuhi baliho dengan foto Erick Thohir.
Hal yang sama sekarang terlihat di Surabaya dan Sidoarjo. Hal itu memantik reaksi keras dari Wakil Ketua PWNU Jawa Timur Abdussalam Shohib yang menganggap perayaan Harlah 1 Abad NU ditunggangi kepentingan politik.
?Abdussalam mengkritik Erick Thohir yang spanduk atau baliho bergambar wajahnya bertuliskan Selamat Harlah NU. Abdussalam menilai pemasangan spanduk Erick itu tidak relevan.
Ia menyayangkan hajatan NU itu ditumpangi penumpang gelap menjelang Pilpres 2024. Ia menyebut baliho-baliho tersebut tidak etis dan merendahkan muruah jamiah NU.?
Wakil Sekjen PBNU Sulaeman Tanjung menyesalkan pernyataan Abdussalam. Sebagai pengurus PWNU Jatim yang menjadi tuan rumah, seharusnya Abdussalam ikut mangayubagyo, cancut taliwando, bergotong royong membantu kepanitiaan Harlah Satu Abad NU, bukan malah menyerang kiri kanan.???
Sulaeman menilai wajar Erick Thohir memasang spanduk ucapan Selamat Harlah NU karena ia berstatus sebagai ketua panitia Peringatan Satu Abad NU. Apalagi Erick ialah nahdiyin yang menjadi anggota Banser dan sudah bersertifikat.
Keluarga Erick juga NU. Orang tuanya juga nahdiyin. Lengkap sudah status Erick sebagai anggota jamiah NU.
Meski begitu, banyak juga netizen yang berkomentar lucu dan pedas. Misalnya, ada yang memasang meme '1 Abad NU Erick Thohir', bahkan warganet yang lebih nakal menyebut NU sudah menjadi BUMN.
Kedekatan Erick Thohir dengan NU dalam beberapa waktu terakhir ini menjadi sorotan, apalagi Ketua Umum PBNU K.H Yahya Cholil Staquf sudah menegaskan bahwa organisasinya tidak akan terlibat dalam politik praktis, terutama pada perhelatan Pilpres 2024.
Gus Yahya -panggilan akrabnya- dalam beberapa kesempatan sering menegaskan bahwa NU tidak boleh dieksploitasi menjadi senjata politik. Menurutnya, berbahaya jika NU menjadi salah satu pihak yang ikut dalam sebuah kompetisi politik karena mempunyai konstituen berjumlah besar.??
Gus Yahya memberi contoh situasi yang terjadi di India, Nigeria, hingga Irak. Negara-negara itu mengalami berbagai persoalan di internal masyarakatnya karena mengeksploitasi identitas sebagai senjata politik.
Gus Yahya mengingatkan putusan Muktamar NU 1984 yang memutuskan NU kembali ke khitah. Dengan keputusan itu, NU harus mengambil jarak dari kegiatan politik praktis.
?Gus Yahya menegaskan tidak ada capres dan calon wakil presiden (cawapres) atas nama NU. Jika memang ada kadernya yang masuk dalam bursa Pilpres 2024, itu merupakan pilihannya sendiri, bukan atas nama NU.
Sikap Gus Yahya itu membuat hubungan NU dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menjadi renggang. Hubungan pribadi Yahya Staquf dengan Muhaimin Iskandar pun menjadi ikut tegang.
Publik tahu bahwa Erick Thohir punya target untuk ikut kontestasi di Pilpres 2024. Aspirasi politik Erick ini menjadi ujian bagi konsistensi NU untuk menjaga jarak dari politik praktis.(***)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Wahabisme
Redaktur & Reporter : Tim Redaksi